Bukit Siguntang Palembang: Sejarah, Fakta dan Keberadaan Sriwijaya

Intinya sih...
- Bukit Siguntang di Palembang adalah situs arkeologi peradaban masa lampau di Sumatra Selatan, dan menjadi bukti sejarah arkeologi
- Di Bukit Siguntang ditemukan fondasi bangunan bata kuno berupa arca Buddha berukuran besar dari granit
- Bukit Siguntang juga dipercaya sebagai kompleks pemakaman raja-raja Melayu-Sriwijaya, dengan tujuh makam yang disebut sebagai tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya
Palembang, IDN Times - Bukit Siguntang Palembang, kawasan perbukitan di Bumi Sriwijaya dan jadi bukti sejarah arkeologi peradaban masa lampau di Sumatra Selatan (Sumsel). Terletak di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat 1, Bukit Siguntang berada 30 meter atas permukaan laut.
Bukit Siguntang Palembang yang terbentang luas di sudut kota membuktikan eksistensi kelahiran Kitab Sejarah Melayu. Bukit Siguntang di kalangan arkeolog dikenal sebagai situs keagamaan dan bagi umat Buddha, lokasi yang dianggap wilayah suci.
1. Ditemukan sejumlah arca buddhistis di Bukit Siguntang Palembang
Berdasarkan jurnal Forum Arkeologi oleh Retno Purwati Nadeak dalam judul Bukit Siguntang: Peranannya dalam Agama Buddha Pada Masa Kerajaan Sriwijaya yang dipublikasi pada 2016, kental nuansa keagamaan di Bukit Siguntang makin kuat setelah ditemukan fondasi bangunan bata kuno berupa arca Buddha berukuran besar dari granit.
Peradaban keagamaan Bukit Siguntang juga didukung dengan penemuan beragam arca buddhistis ukuran kecil, pecahan tembikar, dan pecahan keramik dari masa Dinasti Tang abad ke-7-10 M.
"Adanya sejumlah temuan tersebut, diduga bahwa kekuasaan ada Kerajaan Sriwijaya berlangsung dari abad ke-7 sampai abad ke-14 Masehi," tulis Retno dalam Jurnal tersebut.
2. Bukit Siguntang Palembang dijadikan sebagai tempat ziarah
Selain penemuan situs dan arca di sana, keberadaan Bukit Siguntang Palembang tak terlepas dari tradisi ziarah. Bukit Siguntang Palembang dijadikan sebagai tempat ziarah bagi para pemeluk agama Buddha pada masa lampau. Sekarang budaya ziarah terus berlanjut dan jadi kebiasaan warga.
Situs di Bukit Siguntang tak terlepas dari kaitan kelahiran raja-raja yang berkuasa di Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Patani Thailand Selatan. Lokasi ini juga dipercaya sebagai kompleks pemakaman raja-raja Melayu.
3. Terdapat makam bangsawan di Bukit Siguntang Palembang
Keterangan penduduk lokal di sana, pada bagian puncak bukit terdapat tujuh makam yang disebut sebagai tokoh raja, bangsawan dan pahlawan Melayu-Sriwijaya.
Berikut beberapa makam yang dikaitkan sebagai makam anggota Kerajaan Melayu-Sriwijaya, tokoh-tokoh raja, dan pahlawan Melayu Sriwijaya.
- Raja Sigentar Alam,
- Pangeran Raja Batu Api,
- Putri Kembang Dadar,
- Putri Rambut Selako,
- Panglima Tuan Junjungan,
- Panglima Bagus Kuning, dan
- Panglima Bagus Karang
Bahkan, pada masa Sultan Mahmud Badaruddin bin Sultan Bahauddin, Bukit Siguntang pernah dijadikan sebagai tempat untuk mengambil sumpah bagi penduduknya yang sedang bertikai, agar berdamai.
4. Keyakinan Bukit Siguntang Palembang sebagai lokasi keagamaan bagi umat Buddha diperkuat dengan pemberitaan I-Tsing
Keyakinan Bukit Siguntang Palembang sebagai lokasi keagamaan bagi umat Buddha diperkuat dengan pemberitaan I-Tsing, bahwa Sriwijaya sebagai pusat ajaran Buddha. I-Tsing menyebutkan, lebh dari 1.000 biksu tinggal di Sriwijaya.
"Dan menyarankan agar para pendeta yang ingin belajar ke India sebaiknya datang dulu ke Sriwijaya untuk belajar di sana," tulis Retno dalam jurnalnya.
Dikutip dari buku berjudul Kerajaan-Kerajaan Buddha Yang Pernah ada di Indonesia, I-tsing merupakan biksu dari China yang dikenal sebagai penjelajah dan penerjemah teks agama Buddha. Kaitan I-tsing dan Bukit Siguntang, karena I-Tsing melakukan kunjungan ke kerajaan Sriwijaya, dan Palembang merupakan bagian dari jejak sejarah.
Kemudian dalam kitab Sulalatus Salatin, Bukit Siguntang oleh sebagian masyarakat Melayu di Sumatra dianggap sebagai tempat datangnya Sang Sapurba, keturunan Iskandar Zulkarnain, yang kemudian hari menurunkan raja Melayu di Sumatra, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Malaya.