Menjelajah Sungai Musi Palembang dari Dermaga Ketek Wisata 16 Ilir
Sepanjang perjalanan berkeliling Sungai Musi, penumpang bisa menikmati selir angin sambil melihat keramaian kota dari sisi kapal. Kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang sangat jelas terlihat dari dalam kapal. Dermaga Kampung Arab pun tampak tenang dilihat saat menelusuri Sungai Musi menggunakan perahu kecil ini.
Rumah-rumah padat penduduk yang berada di pinggirang Sungai Musi juga menjadi pengalaman baru saat menjelajah sungai terpanjang di Sumatra ini. Sesekali tampak tumbuhan eceng gondok di samping kapal. Namun bukan menjadi hambatan ketek mengitari Sungai Musi.
Aktivitas warga memancing dari dermaga maupun kawasan penduduk pinggir sungai juga jadi pemandangan menarik yang tidak bisa dilihat, jika tak berkeliling menggunakan ketek wisata.
Suara khas perahu kecil menambah keseruan penumpang menikmati Sungai Musi. Belum lagi dari dalam ketek, penumpang bisa melihat kepadatan kendaraan atas Jembatan Ampera dan lalu lalang kereta LRT dari perlintasan di samping Jembatan Ampera.
Momen paling pas menjelajahi Sungai Musi saat Palembang memasuki waktu senja hingga malam hari. Selain suasana adem, air sungai pun lebih tenang ketimbang siang hari, karena banyak speedboat dan kapal batubara yang melintas.
Malam hari juga menjadi waktu istimewa, karena penumpang bisa melihat jelas kemewahan Jembatan Ampera yang diterangi lampu LED dan lampu hias warna-warni sepanjang jembatan.
Kapten kapal, Budi bercerita, dirinya merasa senang ketika bisa memuaskan penumpang menikmati Sungai Musi dan mengabadikan momen. Apalagi kata dia saat penumpang tampak ceria dan bahagia setelah mendapat gambar diri yang bagus.
"Selama 22 tahun mengendarai ketek, rasanya puas, senang kalau liat orang-orang bisa benar-benar menikmati Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Saya dari bujang kerja gini (jadi nahkoda ketek) sampai punya anak yang besar 18 tahun," kata dia.