Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (tangkapan layar static.buku.kemdikbud.go.id)
1.Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini dilaporkan penemuannya oleh J.K. van der Meulen di dekat sungai Menduk Kota Kapur, Pangkal Mundo, pantai barat Pulau Bangka, Desa Penangan, Kecamatan Mendo Darat, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Ini merupakan prasasti Kerajaan Sriwijaya yang pertama kali ditemukan.
2. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Kota Palembang, di dalam prasasti yang ditulis pada 604 Saka (16 Juni 682 Masehi), dijelaskan mengenai Dapunta Hiyang yang menaiki perahu mengambil siddhayantra dan menyebutkan kemenangan Sriwijaya.
3. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo menyebutkan bahwa pada 23 Maret 648 M didirikan sebuah taman yang dinamakan Sriksetra di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa.
4. Prasasti Telaga Batu
Prasasti ini ditemukan di sekitar Kolam Telaga Biru, di dalam prasasti ini disebutkan berbagai macam kutukan apabila melakukan perbuatan jahat serta pujian untuk orang yang melakukan perbuatan baik terhadap Sriwijaya.
5. Prasasti Karang Berahi
Prasasti ini ditemukan di Desa Karang Berahi yang terletak di Merangin, Jambi. Berisi kutukan terhadap orang yang tidak setia kepada raja Sriwijaya
6. Prasasti Palas Pasemah
Prasasti ini ditemukan di pinggir rawa Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. Dituliskan dengan dua bahasa, Pallawa, dan Melayu yang isinya kutukan terhadap orang yang jahat kepada Raja Sriwijaya.
7. Prasasti Hujung Langit
Prasasti ini ditemukan di Desa Haur Kuning, Lampung dan di dalamnya terdapat sebuah angka tahun berupa 997 masehi.
8. Prasasti Ligor
Prasasti ini ditemukan di wilayah Thailand, di sebelah selatan Nakhon Si Thammarat dan prasasti ini berisi kisah seorang Raja Sriwijaya dengan pembangunan Tisamaya Caitya karaja.
9. Prasasti Leiden
Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta pada sebuah lempeng tembaga, mengisahkan mengenai hubungan dinasti Cola terhadap dinasti Syailendra dari Sriwijaya.
10. Candi Muara Takus
Candi Muara Takus ini ditemukan di desa Muara Takus, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan corak Buddha yang khas dengan susunan stupa.