Suporter Sriwijaya FC Bikin Surat Terbuka, Desak Perombakan Manajemen

Palembang, IDN Times - Hampir empat tahun klub kebanggaan Sumatra Selatan (Sumsel) Sriwijaya FC (SFC) berlaga di Liga 2 Indonesia. Padahal sebelumnya, tim berjuluk Laskar Wong Kito pernah menduduki kasta tertinggi di kompetisi sepak bola Tanah Air.
Gelar double winner Sriwijaya FC masih melekat di hati suporter dan pecinta klub jersey merah maroon itu. Euforia kemenangan Sriwijaya FC yang begitu meriah di era 2007-2008, masih terasa hingga sekarang. Kala itu, Sriwijaya FC sukses menjuarai Liga Indonesia dan Copa Indonesia.
Kini nama besar Sriwijaya FC perlahan terkikis, mulai dari profesional yang tidak menerima gaji, belum ada kejelasan sosok pelatih, hingga tumpukan utang yang belum terbayarkan.
1. Kekecewaan suporter Sriwijaya FC tertuang dalam empat pernyataan sikap
Kondisi Sriwijaya FC terlihat dari kekecewaan suporter yang menyampaikan surat terbuka. Ketiga pendukung seperti Singa Mania, Sriwijaya Mania Sumsel, dan Ultras Palembang, secara terang-terangan meminta pemimpin daerah dan pengurus klub agar mundur dari jabatannya.
"Keresahan pribadi yang akhirnya kami berkumpul mengeluarkan sikap dan keinginan untuk didengar. Kekecewaan kami sudah mendalam karena tidak ada yang turun tangan," ujar Dewan Pembina Singa Mania, Deddy Pranata, Kamis (2/6/2023).
Deddy menyebut perihal pertama yang mereka tuntut seperti meminta Hendri Zainuddin mundur dari jabatannya sebagai Presiden Tim Sriwijaya FC. Lalu meminta Gubernur Sumsel, Herman Deru selaku Pembina Tim Sriwijaya FC, agar lebih peduli terhadap keadaan tim Sriwijaya Fc sebagai aset daerah.
Ketiga, Singa Mania meminta pembentukan kepengurusan baru dan yang keempat mempercepat pembentukan kerangka tim Sriwijaya FC untuk kompetisi Liga 2 2022 dengan target promosi Liga 1.