Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sriwijaya FC vs PSPS (Dok. Media Officer Sriwijaya FC)
Sriwijaya FC vs PSPS (Dok. Media Officer Sriwijaya FC)

Palembang, IDN Times - Sriwijaya FC (SFC) sepanjang 2024 beberapa kali mengalami perubahan kepemimpinan, kepemilikan saham, dan penanggung jawab klub. Skuad Laskar Wong Kito pada tahun lalu menjalani dua musim Liga 2. Pelaksanaan kompetisi 2023/2024 dan gelaran Liga 2 musim 2024/2025.



Selain rotasi tim dari transfer pemain, kepelatihan Sriwijaya FC silih berganti. Klub Elang Andalas setahun belakang juga mengalami transformasi nahkoda. Bahkan SFC tersandung persoalan krisis finansial. Klub double winner pada masa kejayaan ini, tak mampu memenuhi hak gaji pemain.

1. Sriwijaya FC selama 2024 tiga kali ganti pelatih

Potret kemenangan Sriwijaya FC (Dok. MO Sriwijaa FC untuk IDN Times)

Sriwijaya FC musim 2023/2024 sempat dipimpin Muhammad Yusup Prasetiyo yang akrab disapa Coach Yoyo. Namun Coach Yoyo dipecat setelah menjalani setengah kompetisi. Kondisi itu karena Coach Yoyo dianggap tidak becus mengurus Skuad Elang Andalas.


Kepelatihan selanjutnya dinahkodai Jafri Sastra. Bernasib sama dengan Coach Yoyo, Jafri juga dinilai tak mampu membuat Sriwijaya FC optimal hingga musim 2024/2025 berjalan.

Jafri Sastra diminta mengundurkan diri oleh suporter. Kini Sriwijaya FC dinahkodai Hendri Susilo hingga menyelesaikan sisa laga di 2025

2. Sriwijaya FC selama 2024 dua kali ganti presiden klub

Sriwijaya FC vs PSKC Cimahi di Stadion Jalak Harupat Bandung (Dok. Media Officer untuk IDN Times)

Presiden Sriwijaya FC pada Januari 2024 dijabat oleh Bakti Setiawan dari hasil penunjukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) saat Sumatra Selatan (Sumsel) dipimpin Pj Gubernur Agus Fatoni. 


Namun posisi Bakti Setiawan tak bertahan lama. Berbarengan dengan pemecatan nahkoda Sriwijaya FC Coach Yoyo, Bakti Setiawan juga menyatakan mundur dari jabatan Presiden Klub Laskar Wong Kito pada April 2024.

Kemudian di Agustus, Sriwijaya FC baru mendapatkan presiden klub.
Keputusan Bakti Setiawan tak lagi menjadi Presiden Sriwijaya FC, sekaligus kondisi klub dibubarkan untuk musim 2023/2024.

Sepanjang waktu menuju kompetisi lanjutan 2024/2025 kabar mengejutkan datang dari manajemen Laskar Wong Kito yang menyatakan kepemilikan saham dan pengelolaan klub dari PT SOM berubah menjadi tanggung jawab PT Digi Sport Asia.



3. Sriwijaya FC mulai mengalami krisis finansial

Sriwijaya FC (Dok. Media Officer Sriwijaya FC)

Seiring peralihan pengelolaan Sriwijaya FC dari PT SOM ke Digi Sport Asia, presiden dan manajemen juga ikut berubah. Saham Sriwijaya FC sebesar 40 persen menjadi milik PT Digi Sport Asia.

Jelang pelaksanaan kompetisi Liga 2 2024/2025, tiga kelompok Laskar Wong Kito baru mengetahui jika kondisi klub sedang terpuruk.


Perpindahan manajemen Sriwijaya FC membuka fakta baru. Bulan Juli 2024, suporter akhirnya paham jika internal tim memiliki banyak utang, pajak tertunggak, dan tidak mampu membayarkan hak pemain.

Sriwijaya FC tidak memenuhi pelunasan gaji sesuai kontrak dalam tiga bulan belakang.

Setelah manajemen Sriwijaya FC berubah, pada Agustus 2024 Skuad Laskar Wong Kito mengumumkan presiden klub.

Manajemen memperkenalkan Reza Widjaja sekaligus pemilik PT Digi Sport Asia, perusahaan yang memegang saham 40 persen dari PT SOM.

Kemudian Sriwijaya FC menyatakan sudah memiliki manajer baru bernama Ajie Syahrial Bastari yang juga dari PT Digi Sport Asia per tanggal 17 Agustus 2024. Kehadiran Ajie Bastari menjadi angin segar Sriwijaya FC menyambut laga musim 2024/2025.

Persiapan SFC menghadapi kompetisi pun dilakukan dengan menjalani Training Camp (TC) di Yogyakarta

4. Sriwijaya FC perlahan diterpa persoalan bertubi akibat banyak pemain hengkang

Sriwijaya FC vs PSKC Cimahi di Stadion Jalak Harupat Bandung (Dok. Media Officer untuk IDN Times)

Pasca perubahan pengelolaan Sriwijaya FC dan klub menyiapkan tim untuk menyambut laga musim 2024/2025, sejumlah pemain mulai dikontrak. Elang Andalas menggelar latihan perdana pada Agustus 2024. Kemudian di September 2024, Sriwijaya FC akhirnya menjalani laga awal kompetisi Liga 2 musim 2024/2025.

Namun setengah kompetisi berjalan banyak pemain yang hengkang dari klub karena gaji mereka belum dibayar ditambah klasemen Sriwijaya FC berada di papan bawah dan memastikan tim harus menghadapi laga play off degradasi.


Sriwijaya FC realistis menatap Play Off Degradasi musim 2024/2025 pasca menambah rekor buruk sepanjang kompetisi Liga 2. Sriwijaya FC tak mampu menambah poin di musim 2024/2025 karena tidak mampu menang di laga tuan rumah. saat putaran pertama.

Kini posisi paling nyata bagi Sriwijaya FC adalah bagaimana tetap bertahan di Liga 2 dan tidak terpental ke Liga Nusantara. Manajemen dan pelatih saat ini masih berupaya agar tim tetap aman di kasta kedua dan bisa melanjutkan laga sisa.

Editorial Team