Beban Berat Sriwijaya FC; Ditinggal Pelatih, Tunggakan Gaji, Degradasi

Sriwijaya FC dirindung berbagai masalah jelang laga penentu

Palembang, IDN Times - Sriwijaya FC (SFC) dihadapi situasi sulit jelang akhir kompetisi musim 2023/2024 mulai dari ancaman degradasi, persoalan finansial yang membuat gaji pemain menunggak, dan ditinggal pelatih Hendri Susilo jelang pertandingan terakhir kontra PSMS Medan, Minggu (17/12/2023).

Skuad Elang Andalas harus menggelar latihan persiapan laga terakhir tanpa didampingi Hendri Susilo. Pelatih anyar itu tak memimpin latihan fisik Sriwijaya FC mulai Selasa (5/12/2023), karena harus menyelesaikan kursus kepelatihan lisensi AFC Pro di Sentul Bogor pada 3-13 Desember 2023.

"Mereka pulang dari main dengan PSPS Riau diliburkan dan mulai latihan lagi besok (5/12/1/2023). Tapi saya izin tidak mendampingi mereka dan latihan akan dipimpin asisten pelatih. Anak-anak ditinggal sampai 13 Desember. Materi latihan sudah saya berikan ke tim," ujar Hendri kepada IDN Times, Senin (4/12/2023).

Baca Juga: Hendri Susilo: Realistis Sriwijaya FC Berat untuk Bisa Bertahan

1. Tergedradasi jika kalah dari PSMS Medan

Beban Berat Sriwijaya FC; Ditinggal Pelatih, Tunggakan Gaji, DegradasiIlustrasi laga Sriwijaya FC di Liga 2 Indonesia (IDN Times/Dokumen Sriwijaya FC)

Laskar Wong Kito memikul beban berat karena dituntut menang menghadapi pertandingan pamungkas melawan klub asal Medan yang tak pernah terkalahkan. Jika gagal membawa poin penuh, Sriwijaya FC harus menerima mimpi buruk turun kasta ke Liga 3.

Padahal klub yang berjaya dan menyandang status double winner pada 2007 silam dinobatkan sebagai tim besar dengan segudang pemain ulung. Beberapa pemain legendaris pun lahir dari Sriwijaya FC, seperti Keith Kayamba Gumbs dan Ferry Rotinsulu.

Baca Juga: Gol Tunggal Yevhen Bokhashvili ke PSPS dan Pembuktian Sriwijaya FC

2. Pemain anggap wajar jika Sriwijaya FC ditinggalkan

Beban Berat Sriwijaya FC; Ditinggal Pelatih, Tunggakan Gaji, DegradasiPertandingan Sriwijaya FC di babak 8 besar Liga 2 Indonesia 2021 (IDN Times/Dok. Media Officer Sriwijaya FC)

Berbeda ketika masa tenar berapa belas tahun lalu, kini nasib pemain Sriwijaya FC dirundung dilema. Mereka mendapatkan kenyataan pahit karena bermain tanpa diberikan gaji penuh. Anak asuh Hendri Susilo belum menerima pembayaran penih.

"Wajar kalau pemain memilih klub yang pasti, karena memang di dalamnya sudah tidak karuan. Pemain pergi bukan tanpa alasan. Siapa yang mau bermain atau berlaga tanpa bayaran? Gak akan ada semangat," kata seorang pemain yang tak ingin identitasnya diungkap.

3. Masalah tak cuma soal finansial dan menunggak gaji

Beban Berat Sriwijaya FC; Ditinggal Pelatih, Tunggakan Gaji, DegradasiPenampilan pemain Sriwijaya FC saat menghadapi Sada Sumut FC di Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Minggu. (ANTARA/HO/MediaOfficerSFC)

Gaji pemain baru dibayarkan setengah karena keuangan tim sedang minus akibat berbagai masalah. Salah satunya dipengaruhi kekurangan sponsor dan diterpa masalah hukum.

Sriwijaya FC dituntut PT Digi Asia terkait kepemilikan saham. Bahkan hingga akhir kompetisi, posisi Presiden klub belum ditentukan pasca pengunduran diri Hendri Zainudin setelah ditetapkan tersangka kasus korupsi di KONI Sumsel.

Belum lagi posisi Laskar Wong Kito tidak aman di papan klasemen dan baru mengantongi 10 poin, mendapatkan sanksi pengurangan empat poin setelah pelanggaran aturan starting eleven kontra Semen Padang FC bulan lalu.

4. Manajemen berupaya agar tak turun kasta

Beban Berat Sriwijaya FC; Ditinggal Pelatih, Tunggakan Gaji, DegradasiKemenangan laga home Sriwijaya FC kontra PSPS Riau (IDN Times/Dok. Media Officer Sriwijaya FC)

Berbagai masalah yang dihadapi Sriwijaya FC menimbulkan kontroversi hingga membuat suporter dan manajemen saling adu pernyataan. Kedua belah pihak pun berdebat mengenai kemajuan klub, hingga rencana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang saat ini dinilai tak dilaksanakan serius.

Namun Manajemen Sriwijaya FC menegaskan jika mereka serius mengurus tim. Pengelola PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) berupaya menyelamatkan Laskar Wong Kito dari degradasi musim ini, dengan menggelar tiga kali pertemuan dalam waktu sebulan.

"Kita dalam bulan ini sudah tiga kali rapat dengan Komisaris dan Direksi. Rapat rutin kita gelar di suatu tempat di Palembang untuk membahas bagaimana perkembangan tim. Ini internal dan tidak harus diinformasikan ke publik," kata Sekretaris Perusahaan, Faisal Mursyid.

Baca Juga: Suporter dan Manajemen Sriwijaya FC Minta Audiensi Gubernur Sumsel

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya