Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sfc-sumsel united
Pemain SFC (kiri) - Pemain Sumsel United (kanan)/Dok. Media Officer

Intinya sih...

  • Sriwijaya FC kalah 0-2 dari Garudayaksa, sementara Sumsel United menang 1-0 atas Persikad Depok.

  • Sumsel United memiliki anggaran lebih besar dan lebih banyak sponsor daripada Sriwijaya FC.

  • Sriwijaya FC terpuruk karena utang yang tak selesai dan pernah menjadi alat politik.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Nasib klub sesama asal Sumatra Selatan (Sumsel) di Liga 2 musim 2025/2026 berbeda jauh. Sriwijaya FC (SFC) yang merupakan klub legendaris justru berada terperosok di klasemen.

Sementara Sumsel United klub anyar di panggung kasta kedua malah menempatkan posisi di papan atas. Sumsel United sukses meraih poin penuh di laga perdana dengan mengantongi 3 poin pada klasemen 5 teratas. Sedangkan Sriwijaya FC terpaksa menelan pil pahit di bawah klasemen posisi play off degradasi.

1. Market Value Sriwijaya FC dan Sumsel United berbanding jauh

Pemain Sriwijaya FC (dok. Media officer untuk IDN Times)

Sriwijaya FC gagal mencuri poin saat berlaga di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang, Minggu (14/9/2025) kemarin. Klub berjuluk Laskar Wong Kito ini menyerah di hadapan Garudayaksa tim milik Presiden Prabowo Subianto dengan skor 0-2.

Berbeda nasib dengan Sriwijaya FC, Sumsel United malah sukses mengambil poin penuh di laga kandang kontra Persikad Depok, Sabtu (13/9/2025). Laskar Juaro berhasil menembus pertahanan tim lawan dari gol tunggal Kurniawan Karman pada menit 66.

Perbandingan jauh antar klub Sumsel itu pun bisa dimaklumi. Karena SFC berada dalam kondisi market value terendah dari 20 peserta klub di Liga 2 musim 2025/2026. Berdasarkan informasi yang dicatat Liga Indonesia Baru (LIB) berada di angka Rp6,61 miliar.

Sedangkan Sumsel United yang merupakan tim anyar dan dinakhodai oleh Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang sekaligus sebagai presiden klub mengeluarkan anggaran musim ini sebesar Rp23,81 miliar. Jika dibandingkan dari nilai market itu, wajar saja bila pemain antar klub ini memiliki performa berbeda jauh.

2. Sriwijaya FC tanpa sponsor lokal dan Sumsel United bertabur sponsor

Sumsel United (Dok. Media Officer untuk IDN Times)

Belum lagi, tahun ini Sriwijaya FC tidak mendapatkan sponsor dari perusahaan maupun instansi lokal Sumsel. Mereka hanya mendapatkan satu sponsor yakni Cimory. Sementara Sumsel United mengantongi lebih dari lima penyokong sponsor. Utamanya Bank Sumsel Babel, Titan, dan PT Pusri.

Sejumlah alasan jadi penyebab berbagai sponsor belum mau mendukung Sriwijaya FC di musim ini. Salah satunya, kondisi utang yang tak selesai. Mulai dari tunggakan gaji pemain hingga berbagai denda kompetisi. Kisaran utang tersebut pun bukan sedikit yakni menyentuh miliaran rupiah.

Sementara Sumsel United yang jadi klub baru, menyiapkan dana awal untuk membeli dari Persikas Subang pada trimester kedua 2025 ini sebesar Rp10 miliar. Secara logika, pembelian klub baru lebih minim mengeluarkan dana daripada harus membayar utang sebelumnya.

3. Sriwijaya FC sempat jadi alat politik

Pelatih Sumsel united Nil Maizar (Dok. Media Officer)

Kondisi Sriwijaya FC yang saat ini cukup terpuruk dan terperosok makin ke dalam pun, bukan tanpa sebab. Klub yang pernah berjaya dan mengemban predikat double winner ini sempat menjadi alat politik di era pemilihan sekitar tahun 2018.

Bahkan akibat persoalan tersebut, Sriwijaya FC yang sebelumnya berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, harus degradasi ke kasta kedua. Sampai sekarang sudah selama 7 tahun, Sriwijaya FC masih terpendam di Liga 2. Harapannya, musim 2025/2026 skuad Elang Andalas bisa mendapatkan promosi ke Liga 1, bersama dengan tekad para pemain muda yang membara.

Tak hanya Sriwijaya FC, Sumsel United pun ingin bisa menembus Liga 1 pada kompetisi tahun depan. Apalagi kepercayaan klub The Fireball ini cukup tinggi karena komposisi pemain mereka sempurna dengan tiga pemain asing sesuai aturan PT LIB.

Belum lagi, racikan eks pelatih Timnas Nil Maizar yang saat ini mengejar target pertandingan terbaik sepanjang musim 2025/2026. Sumsel United ingin membuktikan bahwa klub baru bukan tidak mampu mengejar promosi Liga 2.

"Kita punya target besar bisa lolos ke Liga 1, mimpi besar kita tentu berada di kasta tertinggi," kata Nil.

Editorial Team