Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret kemenangan Sriwijaya FC (Dok. MO Sriwijaa FC untuk IDN Times)

Intinya sih...

  • Kemenangan perdana Sriwijaya FC pada putaran kedua Liga 2 musim 2024/2025 kontra PSPS Pekanbaru, memunculkan harapan
  • Sriwijaya FC masih punya asa berjaya dan mempertahankan nama besar dibalik kesulitan finansial klub terpuruk
  • Pemain dituntut bermain optimal dalam kondisi tim belum menerima gaji 3 bulan, manajemen mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan Sriwijaya FC

Palembang, IDN Times - Kemenangan perdana Sriwijaya FC (SFC) pada putaran kedua Liga 2 musim 2024/2025 kontra PSPS Pekanbaru, Sabtu (14/12/202), memunculkan harapan. Asa Laskar Wong selamat dari jurang degradasi kembali muncul, buah dari usaha dan air mata. Perjuangan pemain patut diacungkan jempol di tengah finansial klub terpuruk.

Kondisi pailit Sriwijaya FC menjadi tantangan berat Abanda Rahman dan kawan-kawan mengantongi poin penuh dari laga tuan rumah di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) Palembang. Namun, kini Sriwijaya FC masih punya harapan berjaya dan mempertahankan nama besar dibalik kesulitan.

"Kemenangan ini bukan kemenangan saya. Ini kemenangan pemain," kata Pelatih SFC Hendri Susilo, Minggu (15/12/2024).

1. Sponsor Sriwijaya FC hanya dari PT Pusri dan Essa

Owner PT Digi Asia Alexander Rusli

Usaha Sriwijaya FC meraih kemenangan diwarnai sejumlah masalah pelik. Pemain dituntut bermain optimal dalam kondisi tim belum menerima gaji 3 bulan. Belum lagi finansial manajemen minus, karena harus membereskan persoalan pajak hingga Rp3,7 miliar dan kesusahan internal tim sejak lima tahun belakang tanpa campur tangan pemerintah daerah.

Sponsor besar yang biasanya menyokong kebutuhan klub pun perlahan berkurang, akibat isu negatif Sriwijaya FC yang beredar. Secara kepemilikan, sebenarnya klub yang pernah double winner ini masih milik rakyat. Saham SFC 62 persen dipegang Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) dan 38 persen menjadi tanggung jawab PT Digi Sport Asia yang saat ini mengelola tim.

Menurut CEO PT Digi Sport Asia Alexander Rusli, mayoritas sponsor batal mendukung Sriwijaya FC karena klub tiba-tiba mengalami kendala pajak Rp3,7 miliar yang harus dibayarkan.

"Sponsor yang masuk hanya dua saja satunya PT Pusri dan satunya Essa," kata dia.

Kondisi finansial yang begitu memprihatinkan tak membuat manajemen berhenti usaha. Alex mengaku, susah payah mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan Sriwijaya FC.

"Kita cari uang tidak dapat, kondisi lagi Pilkada. Selanjutnya kita dapat sponsor tetapi baru bisa setelah awal bulan. Alasan mereka akhir bulan sudah tidak bisa," jelasnya.

Kemudian manajemen juga mencoba meminjam uang kesana-kemari dalam kondisi isu buruk Sriwijaya FC makin beredar di media sosial. Apalagi, sebelum laga kontra PSPS Pekanbaru, pemain menyatakan mogok bertanding karena tunggakan gaji.

"Saat ini sedang tidak ada uang. Bisa saja nanti klub ini akan dipailitkan," kata Alex.

2. Suporter Sriwijaya FC galang dana untuk memenuhi kebutuhan tim

Petisi #SaveSFC (tangkapan layar dalam grup dulur Sriwijaya FC)

Melihat krisis Sriwijaya FC dengan segudang masalah ekonomi, kepedulian suporter terhadap klub Sumsel ini dibuktikan. Tiga kelompok pendukung SFC, Singa Mania, Sriwijaya Mania dan Ultras Palembang rela 'ngamen' di jalan untuk bisa membantu tim mendapatkan dana tambahan.

Elemen suporter juga menggalang dana lewat petisi online. Tiga orang suporter atas nama HM Masyaheril, Syahrizal, dan Marthin Anvetama diketahui menjadi inisiator dalam gerakan petisi #SaveSFC yang beredar di sosial media.

Dalam petisi yang dibuat di situs change.org, disebutkan para pendukung dan pecinta Sriwijaya FC merasa sedih dan prihatin ketika mengetahui hak yang seharusnya diterima pemain, pelatih dan staf belum terselesaikan.

"Satu persatu pemain telah pergi. SFC adalah bagian dari kebanggaan kami dan bagian penting dari pecinta sepak bola serta masyarakat Palembang Sumatra Selatan," tulis sang penggagas, dalam petisi tersebut.

Lalu disebutkan, suporter akan sangat menyayangkan jika klub sepak bola yang telah melahirkan banyak talenta ini harus terdegradasi ke Liga 3.

Oleh karena itu, mereka berinisiatif mengajak seluruh suporter yang masih mau mendukung Sriwijaya FC, untuk menggalang dana supaya hak para pemain dan staf bisa dibayarkan.

"Seratus persen dana terkumpul akan kami serahkan kepada manajemen agar SFC dapat terus bertahan dalam mengarungi Liga 2 dan terus memberikan hiburan serta inspirasi bagi masyarakat Sumatra Selatan. Kami memohon kepada sebagai bagian dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia, agar bersama-sama membantu menyelesaikan atau paling tidak mengurangi masalah ini," tertulis dalam petisi tersebut.

3. Pemda Sumsel sebut Sriwijaya FC ormas

PJ Gubernur Sumsel Elen Setiadi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Usaha manajemen dan suporter menyemangati Sriwijaya FC seharusnya juga didukung oleh pemerintah daerah. Apalagi sebagian besar saham kepemilikan tim masih ada hak dari APBD Sumsel. Namun harapan itu sepertinya sulit terwujud.

Pernyataan Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi soal bagaimana nasib Sriwijaya FC ke depan tidak ada sangkut paut dengan pemerintah membuat klub ini kecil harapan menerima bantuan keuangan. Elen menyebut Pemprov tidak dapat memberikan bantuan finansial spontan terhadap klub.

"Ini kan ormas yang harus di dukung sama-sama," katanya. Kita tidak bisa spontan, kalau OPD bisa dimasukkan anggarannya," jelas dia.

Kalau harus diberikan bantuan finansial dari pemerintah kata Elen, maka bentuknya hibah, dan dukungan tempat di Jakabaring Sport City (JSC).

"Tetap kita berikan dukungan, tetapi kalau bantuan yang lain (keuangan) harus ada regulasinya," ujar Elen.

Pemprov yang menyebut bisa memberikan bantuan fasilitas JSC. Meski pada kenyataannya, bantuan fasilitas JSC belum terpenuhi seperti izin pemain untuk menginap di wisma atlet. Selama kompetisi berlangsung, faktanya Sriwijaya FC tidur di Hotel Majestic Palembang dengan kondisi miris manajemen yang belum bisa melunasi utang untuk membayar tunggakan biaya pemain menginap di sana.

Manajer Hotel Majestic, Suyanto menjelaskan, sejak para pemain Sriwijaya FC menginap di hotel pada Juli 2024, manajemen tidak membayar uang muka atau DP terlebih dahulu. Namun hotel tetap menerima Sriwijaya FC karena telah menjalin kerja sama lama dengan manajemen klub sebelumnya PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).

"Kami belum dibayar oleh manajemen, sementara kami punya kewajiban lain (bayar listrik) yang harus dipenuhi" kata dia.

4. Tim Gubernur Sumsel terpilih bantah isu ingin membantu kondisi Sriwijaya FC

Pemain PSPS Pekanbaru Jhon Edi Mena Perez saat mencetak gol ke gawang Sriwijaya FC (IDN Times/ dok PSPS Pekanbaru)

Sebelum kegaduhan internal Sriwijaya FC makin melebar, klub ini sempat menerima angin segar. Kabarnya, pihak dari Gubernur Sumsel terpilih Herman Deru berniat membantu tim. Informasi itu disampaikan, Perwakilan Suporter Sriwijaya FC Qusoi.

Dia menyebut menantu Herman Deru, Syamsuddin Isaac Suryamanggala seorang dokter dan Direktur Utama Rumah Sakit Siti Fatimah Palembang berniat membantu klub. Qusoi bilang Syamsuddin ingin menjadi manajer tim.

"Orang kepercayaan dari Cik Ujang (Wakil Gunernur Sumsel terpilih) sudah telpon aku, bahwa Cik Ujang akan menyelesaikan masalah ini. Intinya Herman Deru akan menepati janjinya pada periode pertama, untuk menaikkan Sriwijaya FC dari liga 2 ke Liga 1. Syamsuddin kemaren sewaktu mengikuti liga OPD SUMSEL, yang juara adalah rumah sakit Siti Fatimah, nah disitu aku melihat kredibilitasnya (Syamsuddin). Memang mencintai bola kaki, dan dia siap meluncurkan dana," kata Qusoi.

Namun kabar itu langsung dipatahkan juru bicara Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Alfrenzi Panggarbesi. Alfrenzi menegaskan, adanya isu Sriwijaya FC akan diambil alih pengurusannya oleh HDCU adalah kabat yang tidak benar. Alfrenzi menyebut adanya isu tersebut hanya diklaim dari satu pihak.

“Kita sendiri sampai saat ini belum pernah mendengar (kepengurusan oleh HDCU)," kata Alfrenzi.

5. Sriwijaya FC buktikan kemenangan di tengah isu negatif

Skor akhir Sriwijaya FC vs PSPS Pekanbaru 3-2 (IDN Times/ dok PSPS Pekanbaru)

Menghadapi terpaan isu tidak sedap, Sriwijaya FC membuktikan masih ada kejayaan klub. Anak asuh Hendri Susilo itu akhirnya meraih kemenangan di tengah polemik dan ancaman kehancuran tim. Sriwijaya FC berhasil memenangkan pertandingan kontra PSPS Pekanbaru, Sabtu (14/12/2024).

Prestasi tersebut tidak terlepas dari usaha Muhammad Fadly, pemain Sriwijaya FC yang membuka gol pertama di laga tersebut hingga klub menang 3-2.

Fadly mengaku sangat senang dengan kemenangan Laskar Wong Kito. Menurutnya laga tersebut menjadi langkah pembuktian para pemain masih memiliki semangat juang untuk meraih kemenangan ditengah situasi gaduh yang ada.

"Ini laga pembuktian kita dimana sempat ada berita miring tentang klub kita. Tapi kita bisa membuktikan kerja sama kompak," jelas dia.

Kemenangan itu kata Fadly, tidak terlepas dari dukungan Tuhan yang maha kuasa. Fadly yang juga dinobatkan sebagai pemain terbaik menyebut laga SFC versus PSPS, menjadi kado spesial karena didukung langsung oleh keluarga ke stadion.

"Saya belum puas dengan permainan yang ada tetapi kita kerja sama, kita membuktikan pada seluruhnya bahwa kita bisa," kata Fadly.

Usaha pemain memenangkan laga tidak sia-sia, torehan 3 poin tim di laga kandang ternyata menjadi perhatian Wali Kota (Wako) Palembang terpilih Ratu Dewa. Ratu Dewa memberikan uang Rp20 juta untuk pemain sebagai bentuk kepedulian dan apresiasi karena tim tetap berjuang.

Pemberian dana itu diketahui lewat postingan Ferry Rotinsulu, pelatih kiper Sriwijaya FC. Ferry Rotinsulu mengunggah foto kebersamaan pemain di instagram sembari mengangkat telepon genggamnya yang sedang video call dengan Ratu Dewa.

Video itu juga diunggah akun @beritaseputarSriwjayaFC (@bssfc_) yang terpantau Minggu, 15 Desember 2024. Postingan tersebut ramai pujian dari netizen untuk Ratu Dewa.

"Padahal beliau presiden club PS Palembang. Tapi kepedulian terhadap klub kebanggaan wong kito luar biasa. Sehat selalu Sahabat RD," komentar pemilik akun @MahmudS09 di kolom komentar akun @berita seputra Sriwjaya FC (@bssfc_).

Bagaimanapun kondisi klub, nama besar Sriwijaya FC masih menjadi sorotan dengan harapan besar kejayaan tim bisa kembali bersinar.

Editorial Team