KONI Sumsel Minta Kepastian Peluang 10 Cabor Tak Lolos Kualifikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 yang diundur hingga 2-13 Oktober 2021 mendatang, berdampak terhadap jadwal latihan dan mental para atlet Sumatera Selatan (Sumsel).
Melihat situasi ini, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel meminta pusat memastikan jadwal 10 cabang olahraga (cabor) yang tak lolos kualifikasi PON 2020. Seperti Balap Sepeda, Ski Air, Bridge, Kriket, Dansa, Gateball, Petangue, Sopt Tenis, Tenis Meja, dan Woodball.
"Kemarin 10 cabor ini tidak diterima di Papua karena persoalan venue. Namun dengan jadwal yang diundur, tuan rumah bisa menyiapkan tempat. Mohon jadi pertimbangan dan ketegasan soal jadwal 10 cabor yang bisa dipertandingkan tahun depan," ujar Ketua Umum KONI Sumsel, Hendri Zainuddin saat mengikuti rapat virtual ZOOM bersama Ketua KONI pusat, Marciano Norman, Selasa (12/5).
Baca Juga: PON Papua 2020 Diundur karena Corona, Atlet Sumsel Matangkan Mental
1. KONI Sumsel tetap mempersiapkan atlet
Hendri mengatakan, pihaknya masih memperjuangkan 10 cabor yang tak lolos kualifikasi awal tersebut. Ia berharap para atlet di 10 cabor bisa mengikuti pertandingan dan terlibat dalam seleksi pelaksanaan kejuaraan PON di Papua.
"Melalui pertimbangan hampir satu tahun lebih kami mempersiapkan atlet, terus terang sebagai penanggung jawab para atlet saya kasihan dengan mereka, dari cabor-cabor yang memang butuh sekali untuk eksis di PON 2021," kata dia.
2. KONI tidak lagi seleksi ulang atlet pasca penundaan PON Papua
Meskipun PON Papua diundur hingga Oktober 2021, KONI kata Hendri tak lagi melakukan seleksi ulang atlet pra PON. Para atlet yang ikut PON 2021 nanti akan bertanding sesuai hasil babak kualifikasi sebelumnya.
"Atlet yang dikirim ke PON Papua 2021 sudah sesuai dengan yang diajukan cabor tempo hari. Walaupun mungkin ada atlet saat PON Papua 2021 umurnya lewat, tapi masih bisa ikut PON Papua," jelas pria yang akrab disapa HZ ini.
3. KONI pusat meminta komunikasi tetap berjalan secara virtual
Ketum KONI pusat, Marciano Norman mengatakan, kegiatan organisasi KONI di Sumsel tetap berjalan di masa kondisi pandemik COVID-19. Para penanggung jawab diminta beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan.
"Komunikasi harus berjalan meski hanya menggunakan digital. Tapi lewat rapat ini, KONI juga membahas tentang revisi UU Keolahragaan, mengenai pengusulan dan ide dari cabor sesuai UU nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional," kata dia.
Terkait dengan revisi UU tersebut, pihak KONI daerah lainnya mengusulkan adanya seminar rutin secara virtual. Sehingga poin-poin yang harus diperbaiki dapat terealisasi dengan detail. Bahkan, KONI Yogyakarta meminta agar UU keolahragaan tak hanya direvisi namun diubah.
Baca Juga: 20 Tahun Tak Muncul, Tenis Sumsel Akhirnya Tampil pada PON Papua 2020