Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Atlet Porprov kontingen Kabupaten Muba. (Dok. Pemkab Muba)
Atlet Porprov kontingen Kabupaten Muba. (Dok. Pemkab Muba)

Intinya sih...

  • Dua atlet masih tercatat sebagai anggota kontingen Kota Kediri, Jawa Timur

  • Tidak ada dokumen perpindahan sah yang mencatat keduanya ke Muba

  • Verifikasi atlet ke depan akan diperketat agar kejadian serupa tak terulang

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan (Sumsel) merombak perhitungan medali cabang olahraga atletik pada Pekan Olahraga Provinsi XV Sumsel (Porprov XV) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Dua medali emas yang awalnya diperhitungkan untuk kontingen Kabupaten Muba dicabut sehingga mengubah kondisi klasemen dan membuat heboh dunia olahraga di Sumsel. Keputusan itu lahir dari temuan dua atlet yakni Maulana dan Indira Pratiwi yang masih tercatat sebagai anggota kontingen Kota Kediri, Jawa Timur, dalam daftar atlet resmi pada ajang yang berbeda di Surabaya.

1. Tidak ada dokumen perpindahan sah yang mencatat keduanya ke Muba

ilustrasi atlet pria sedang berlatih (freepik.com/jcomp)

Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasra) Porprov XV, Arianto mengatakan, tidak ada dokumen perpindahan sah yang mencatat keduanya ke Muba.

"KONI Sumsel kemudian mengambil sikap tegas, seluruh kegiatan Maulana dan Indira pada Porprov XV dianggap batal serta medali emas mereka resmi dicabut," ujarnya.

Pihaknya tidak ingin ada preseden buruk di mana atlet dari luar daerah bisa dengan mudah memperkuat kontingen tanpa melalui prosedur yang benar.

"Keputusan tersebut sebagai wujud komitmen menjaga integritas olahraga di Sumsel dalam menjaga sportivitas dan keadilan dalam setiap pertandingan,” jelasnya.

2. Verifikasi atlet ke depan akan diperketat agar kejadian serupa tak terulang

ilustrasi atlet (unsplash.com/Braden Collum)

Ketua Harian KONI Sumsel, Aliandra Pati Gantada menambahkan, verifikasi atlet ke depan akan diperketat agar kejadian serupa tak terulang. Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh kontingen untuk lebih mengutamakan pembinaan atlet lokal agar dapat bersaing secara sehat dan sportif.

"Kami berharap keputusan ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh atlet dan kontingen untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. KONI Sumsel tidak akan memberikan toleransi terhadap segala bentuk kecurangan,” katanya.

3. Bermula dari protes yang diajukan tak lama setelah pertandingan

Ilustrasi medali. (pinterest.com)

Sementara itu, Technical Delegate (TD) cabang atletik, Zulfaini mengatakan, proses verifikasi bermula dari protes yang diajukan tak lama setelah pertandingan.

“Sesuai prosedur, protes diajukan 30 menit setelah pertandingan dan kemudian dibahas oleh panitia besar Porprov. Rekomendasi dari panitia besar menjadi acuan bagi TD untuk mengambil keputusan,” ungkapnya.

Dengan dianulirnya medali emas Maulana dan Indira Pratiwi, terjadi perubahan peringkat pada cabor atletik. Atlet yang semula berada di peringkat kedua naik menjadi peringkat pertama, peringkat ketiga naik menjadi peringkat kedua, dan peringkat keempat naik menjadi peringkat ketiga.

Editorial Team