Warga Pagar Alam Butuh Butuh Mitigasi Bencana dari Gunung Dempo

Meski dianggap tak berbahaya, mitigasi tetap dibutuhkan

Pagar Alam, IDN Times - Aktivitas Gunung Api Dempo di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan (Sumsel), mengalami peningkatan status sejak awal 2022. Kementerian ESDM mencatat status Gunung Dempo sebagai gunung api mengalami peningkatan dari level I normal menjadi level II status waspada.

Dari data di situs Magma Indonesia Kementerian ESDM, Gunung Dempo sempat mengalami erupsi freaktik yang meletuskan abu vulkanik dan menimbulkan getaran kecil.

"Untuk Dempo sampai saat ini masih berstatus waspada (level II)," ungkap Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Dempo, Megian Nugraha, Sabtu (13/12/2022).

Baca Juga: Gunung Dempo Pagar Alam Semburkan Abu Vulkanis Selama 4 Menit 

1. Kawah Gunung Dempo tetap berbahaya

Warga Pagar Alam Butuh Butuh Mitigasi Bencana dari Gunung DempoInstagram.com/septianeffendi

Megian menjelaskan, aktivitas membahayakan di Gunung Dempo berada di kawasan sekitar kawah. Pihaknya melarang masyarakat maupun pendaki yang beraktivitas untuk mendekati kawah radius 1 kilometer hingga 2 kilometer dari arah utara.

"Sampai sekarang masih diberlakukan jarak rekomendasi aman agar tidak mendekat ke pusat aktivitas kawah," ujar dia.

Baca Juga: 11 ABG Kena Sanksi Dilarang Mendaki Gunung Dempo Selama 2 Tahun

2. Dempo bukan tipe gunung vulkanik

Warga Pagar Alam Butuh Butuh Mitigasi Bencana dari Gunung Dempopuncak Gunung Dempo (instagram.com/doel_cingkuang)

Megian menerangkan, Gunung Dempo sempat mengeluarkan abu freatik di awal 2022. Kondisi abu sempat terbawa angin sejauh lima kilometer ke arah timur, hingga abu gunung menghujani perkebunan teh.

Abu freatik di Gunung Dempo tidak menyebabkan keluarnya magma. Menurutnya, Gunung Dempo memiliki karakteristik yang berbeda dengan kebanyakan gunung di Indonesia. Gunung Dempo memiliki tipe erupsi berupa freatik. Erupsi freatik tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lain seperti pada erupsi vulkanik.

"Masyarakat sekitar Dempo harus tetap tenang dan tidak termakan hoaks. Sebab tipe Dempo adalah erupsi freatik. Hanya saja masyarakat tetap harus mematuhi aturan jarak rekomendasi," jelas dia.

3. Dempo tetap harus mempersiapkan mitigasi bencana

Warga Pagar Alam Butuh Butuh Mitigasi Bencana dari Gunung DempoInstagram/ramonytungka

Menurut Ardiansyah, masyarakat dan pegiat lingkungan Pagar Alam menyebut, mitigasi bencana tetap menjadi prosedur utama bagi masyarakat di kaki gunung. Ardi menerangkan, selama ini tim Basarnas RI dan BPBD Pagar Alam berupaya memitigasi lewat seminar maupun penerapan titik kumpul.

"Kalau antisipasi bencana sih sempat ada sejak dulu, dari Basarnas hingga BPBD melakukan penyuluhan hingga latihan gabungan (Latgab) ke warga. Namun memang perlu dirutinkan untuk menentukan titik kumpul dan jalur evakuasi, jika suatu waktu bencana datang," jelas dia.

Ardi menerangkan, sebagai gunung aktif dengan erupsi freatik, Dempo tetap perlu diwaspadai karena sesekali mengeluarkan abu. Ketika abu dimuntahkan, masyarakat Pagar Alam akan merasakan dampak. Namun untuk wilayah Lahat dan Empat Lawang dipastikan akan terdampak lahar dingin.

"Tetap waspada soalnya gunung aktif, sesekali ada letusan kecil tapi dampaknya tidak besar dan parah. Hujan abu yang tertimpa angin akan jatuh di kaki gunung dan dampaknya ke tanaman petani," jelas dia.

4. Gunung Dempo dianggap sakral oleh masyarakat

Warga Pagar Alam Butuh Butuh Mitigasi Bencana dari Gunung DempoGunung Dempo Status Waspada: Ada Hembusan Gas di Kawah (IDN Times/Dokumen)

Masyarakat Pagar Alam menganggap gunung Dempo sebagai gunung yang sakral. Masyarakat menghormati Dempo sebagai satu entitas kesatuan antara alam dan manusia. Hubungan itu terlihat dari hubungan kultural, sosial, hingga ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan kaki gunung dengan ketinggian 3.142 Meter Di Atas Permukaan Laut (MDPL).

"Sebagaimana gunung yang ada di Indonesia, masyarakat Pagar Alam khususnya yang berada di kaki gunung Dempo menganggap gunung ini sakral," jelas dia.

Ardi menilai berbagai sinergi dengan pemerintah daerah maupun kelompok pecinta alam terus dilakukan untuk menjaga Gunung Dempo agar tetap lestari.

"Peran komunitas pencinta alam baik lokal di Pagar Alam maupun Palembang sangat baik. Mereka sudah membantu untuk kelestarian gunungnya lewat komunitas," tutup dia.

Baca Juga: Hindari Serangan Harimau, Area Wisata Gunung Dempo Ditutup  

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya