Varian Delta Mengakibatkan Penularan COVID-19 di Sumsel Kian Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Ahli Mikrobiologi Universitas Sriwijaya (Unsri), Yuwono mencatat, peningkatan pasien positif terjadi karena penyebaran varian Delta B1617. Mutasi virus COVID-19 itu telah ditetapkan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai Variant of Concern (VoC), karena memiliki tingkat penyebarannya tinggi.
"Intinya memang varian ini terutamanya Delta terbukti menyebar dengan sangat cepat. Varian ini menyebar di tengah masyarakat," ungkap Yuwono kepada IDN Times, Rabu (14/7/2021).
1. Varian Delta menyebar luas di pulau besar Indonesia
Yuwono menjelaskan, data Perhimpunan Mikrobiologi menyebutkan Sumsel sudah ada tiga varian Delta. Varian ini terdeteksi sejak awal 2021 dari pengujian sampel di wilayah Sumsel.
"Varian Delta sudah menyebar secara luas, setiap pulau besar di Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi, terkonfirmasi adanya varian ini," jelas dia.
Baca Juga: 5 Fakta COVID-19 Varian Kappa yang Ditemukan di Sumsel
2. Indonesia telat menjaga pintu masuk
Virus ini tidak dibawa oleh masyarakat Indonesia, melainkan seseorang yang melakukan perjalanan dari luar negeri. Yuwono menilai, varian virus asli Indonesia sendiri saja sudah ada namun penyebarannya tidak emasif dan berdampak seperti Delta.
"Beberapa kasus Delta ditemukan dari awak kapal yang tengah berlabuh di Sumatra Utara. Setelah dicek semuanya membawa varian Delta. Sejak awal, seharusnya kita memperketat pintu-pintu masuk," ungkap Yuwono.
3. Hanya prokes yang bisa mencegah varian Delta
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Lesty Nurainy menjelaskan, masyarakat diminta tidak panik terhadap varian Delta B1617. Varian baru ini masih bisa ditangkal jika masyarakat menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.
"Masyarakat tetap harus menggunakan masker, menghindari kerumunan, cuci tangan, dan penting menjaga imun serta gizi. Sebab saat ini sudah sulit memastikan satu sama lain tidak membawa virus," jelas dia.
4. Positivity Rate Sumsel masih tinggi
Tingkat Positivity Rate atau penukaran virus sejauh ini di Sumsel cukup tinggi, hingga mencapai 37,66 persen atau jauh dari standar WHO sebesar 5 persen. Selain itu berdasarkan data Sumsel Tanggap COVID-19, zona merah di Sumsel kembali bertambah menjadi enam wilayah.
Zona merah berada di Palembang, Lahat, Musi Banyuasin (Muba), Prabumulih, OKU Timur, dan Ogan Ilir (OI). Sedangkan 11 daerah lain berada di zona kuning.
"Positivity rate 37,66 persen indikasinya karena penularan mobilitas tinggi. Kegiatan harus sudah ada pembatasan dan harus diatur prokes dengan baik," tutup dia.