Sungai Musi Alami Pendangkalan, Air Surut Hingga 2 Meter
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Puncak kemarau yang bakal terjadi di antara Agustus-September, mengakibatkan pendangkalan air di Sungai Musi. Menurut Balai Besar Wilayah Sungai Sumatra (BBWSS) VIII Palembang, tak hanya sungai besar namun anak Sungai Musi juga mengalami penurunan satu hingga dua meter.
"Kondisi penurunan jumlah debit air Sungai Musi dan anak sungai lain di Palembang telah terjadi sejak satu bulan terakhir. Sebabnya oleh kemarau," ungkap Birendrajana, Kepala BBWSS VIII Palembang, Senin (7/9/2020).
1. Kemarau saat ini masih belum separah tahun lalu
Biren menilai, pendangkalan tak hanya terjadi di Sungai Musi. Beberapa sungai besar lain seperti Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Rawas, Sungai Lematang, dan lainnya, juga menghadapi kekeringan. Kondisi itu berpengaruh terhadap lahan pertanian di Sumsel.
Fenomena penyusutan sungai ini juga dipengaruhi siklus pasang surut. Pada saat surut, air bisa turun banyak sedangkan waktu pasang, debit air turun bisa lebih sedikit.
"Kemarau tahun 2019 lalu lebih panjang sehingga mengakibatkan sungai lebih kering. Penyusutan sungai itu bisa lebih dari dua meter," jelas dia.
Baca Juga: Jembatan Musi IV Sudah 87 Persen, Desember Sudah Bisa Dilewati
2. BBWSS pastikan pendangkalan belum ganggu aktivitas di sungai
Biren memastikan, pendangkalan yang terjadi belum menganggu aktivitas pelayaran kapal-kapal di Sungai Musi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya melakukan pembersihan kawasan sungai dari tanaman enceng gondok.
"Sejauh ini belum ada dampak pendangkalan bagi kapal-kapal yang berlayar di Sungai Musi," jelas dia.
3. Antisipasi tumbuhan enceng gondok di muara sungai
Pihak BBWSS bersama Pemkot Palembang sudah melakukan pembersihan enceng gondok di wilayah muara sungai. Pihaknya pun mengerahkan kapal pembersih ke Sungai Musi.
"Tanaman itu dapat menyebar dengan cepat, dan di takutkan mengganggu pelayaran speedboat. Kalau di muara anak sungai Musi, bisa menghambat aliran juga," jelas dia.
4. Siapkan pompa air untuk antisipasi kekeringan di wilayah pertanian
Sedangkan untuk wilayah pertanian, BBWS mengantisipasi kekeringan dengan menyiapkan mesin penyedot air. Dari catatan BBWSS, wilayah pertanian yang sudah mulai alami kekeringan berada di kota Lubuk Linggau dan kabupaten Musi Rawas. Hal itu ditandai dengan menurunnya permukaan air sungai.
"Petugas di lapangan terus melakukan pemantauan terhadap kondisi pasokan air di saluran irigasi. Sehingga jika terjadi kekeringan, pompa bisa langsung dioperasikan," tutup dia.
Baca Juga: Atasi Kekeringan Saat Kemarau, KLHK-BPPT Mulai Lakukan TMC di Sumsel