Sumsel Klaim Gerakan Mandiri Pangan Sukses Kurangi Angka Kemiskinan

Warga berharap ada solusi nyata selain program pemerintah

Palembang, IDN Times - Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel). Angka kemiskinan di Sumsel periode Maret 2021-Maret 2022 masih 11,90 persen. Dari data BPS itu, angka kemiskinan sebenarnya turun dari tahun sebelumnya 12,84 persen atau turun 0,94 persen.

Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengklaim penurunan angka kemiskinan itu tidak lepas dari masifnya Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) di tingkat kabupaten maupun kota.

"Program ini sebenarnya tidak sederhana. Justru program ini tepat sasaran dalam menekan angka kemiskinan," ungkap Deru, Jumat (14/10/2022).

Baca Juga: Palembang Tak Punya Data Anggota Keluarga Berisiko Stunting

1. Mengentaskan kemiskinan lewat perubahan pola pikir

Sumsel Klaim Gerakan Mandiri Pangan Sukses Kurangi Angka KemiskinanGubernur Sumsel Herman Deru (IDN Times/Tangga Erfizal)

Jumlah penduduk miskin di Sumsel juga mengalami penurunan 69,07 ribu orang, dari sebelumnya mencapai 1.113 orang menjadi 1.044,69 orang. Deru menilai, mengentaskan kemiskinan di Bumi Sriwijaya perlu dilakukan dengan mengubah pola pikir masyarakat.

Program GSMP mengajak masyarakat memulai langkah kecil dengan menanam dan memanfaatkan ruang-ruang terbuka, baik di lingkungan pribadi hingga ruang-ruang kosong di perkampungan. Harapannya, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan nutrisi harian secara mandiri.

"Pola pikir yang tadinya membeli kini menjadi penghasil. Kalau ini kita ubah bersama mulai dari para tokoh hingga masyarakat, saya yakin kita tidak terkena guncangan (ekonomi). Dengan begitu ketahanan pangan kita kuat," jelas dia.

GSMP dinilai sebagai penyelamat Sumsel dari inflasi. Hingga Agustus 2022 lalu, Sumsel masuk dalam jajaran 10 daerah di Indonesia yang bisa mengendalikan inflasi.

"Mengatasi inflasi kita harus punya siasat, yaitu punya kemandirian pangan. Mulailah menanam dari polybag, bisa cabai, bawang, tomat, dan apa pun itu sehingga kebutuhan dapur tidak lagi ketergantungan," ujar dia.

Baca Juga: Banyak Warga Palembang Mengaku Miskin, Bansos Pun Tak Tepat Sasaran

2. GSMP dinilai tekan pengeluaran keluarga

Sumsel Klaim Gerakan Mandiri Pangan Sukses Kurangi Angka KemiskinanKadis DKPP Sumsel Ruzuan Efendi (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Dinas Ketahuan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi mengatakan, program GSMP merupakan gerakan yang mengajak masyarakat bercocok tanam dan beternak dengan memanfaatkan lahan di rumah.

"Ini gerakan masif bahwa kita bisa memanfaatkan lahan. Kalau kita bisa memanfaatkan itu, kita bisa memenuhi kebutuhan sendiri," ungkap Ruzuan.

GSMP telah dicanangkan Pemprov Sumsel sejak Desember 2022 lalu, dan diklaim terbukti dapat membantu ekonomi keluarga. Pihaknya menilai gerakan ini positif untuk mendukung ekonomi keluarga.

Program GSMP juga diklaim terbukti menekan pengeluaran satu keluarga hingga Rp200.000-Rp300.000 per bulan. Hal ini juga dianggap menjadi langkah mengatasi permasalahan kemiskinan seperti stunting.

"Paling tidak menekan kemiskinan. Selain itu juga bagaimana menekan kebutuhan hidup. Dengan ini kita (Sumsel) bisa menjaga inflasi," jelas dia.

3. Cerita warga yang hadapi kesulitan ekonomi

Sumsel Klaim Gerakan Mandiri Pangan Sukses Kurangi Angka KemiskinanIlustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dedek Ruzman (42) menjadi bagian dari 1.044 ribu orang yang masuk daftar warga miskin versi BPS di Sumsel. Sebagai buruh bangunan, dirinya memiliki penghasilan tidak tetap. Jika sedang banyak panggilan merenovasi, ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta dari pekerjaan borongan. Namun jika menggunakan sistem harian, dirinya bisa mendapatkan Rp100.000-Rp150.000 per hari.

Jika dikalkulasikan pendapatan Dedek jauh dari kata cukup. Dirinya harus mencari pekerjaan sampingan agar bisa menghidupi istri dan kedua anaknya yang bersekolah.

"Banyak kurangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Belum lagi harga-harga bahan pokok ikut naik," jelas dia.

Pandemik sempat membuat ekonomi keluarga limbung. Sebab pekerjaan renovasi yang biasa dikerjakan ikut terhenti. Dirinya terpaksa mencari pinjaman sembari melakukan pekerjaan yang bisa ia kerjakan.

"Jika tak ada pekerjaan, saya harus pinjam sana sini, diganti kalau sudah dapat pekerjaan," ujar dia.

4. Berharap ada solusi lain selain slogan pemerintah

Sumsel Klaim Gerakan Mandiri Pangan Sukses Kurangi Angka KemiskinanIlustrasi menanam. Unsplash/Joshua Lanzarini

Jauh sebelum ada program GSMP, dirinya telah mencoba menanam dari rumah dan beternak ayam. Dedek mengakui dengan beternak dan menanam, dirinya bisa memangkas pengeluaran harian. Namun hal itu dinilai tak bisa jadi solusi mengatasi kemiskinan.

Menurutnya bahan pokok lain seperti beras masih harus dibeli. Belum lagi biaya kebutuhan harian seperti listrik, bensin, atau biaya keperluan anak sekolah menjadi permasalahan yang ia dihadapi.

"Saya harap ada solusi yang lebih nyata ketimbang slogan program dari pemerintah," tutup dia.

Baca Juga: Warga Miskin di Palembang Capai 11,34 Persen, Alasannya Pandemik

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya