Sumpah Pemuda dan Politik Baper dari Kaca Mata Tokoh Muda Sumsel 

Pemuda Sumsel harus lebih peka dan lebih cerdas 

Palembang, IDN Times -Sebenarnya sikap pemuda untuk menyatukan visi sebagai bangsa Indonesia itu sudah lama didengungkan, atau tepatnya pada 28 Oktober 1928 silam. Sekumpulan pemuda dari berbagai latar belakang suku, kepercayaan politik di tanah air berkumpul dan mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Peristiwa tersebut menjadi peristiwa penting bagi sejarah Republik Indonesia.

Setiap tahun, Sumpah Pemuda ini selalu dimaknai dengan cara berbeda bagi semua tokoh-tokoh muda di Indonesia. Makin ke sini, banyak juga bermunculan politisi-politisi muda yang sudah berkontribusi menduduki jabatan strategis.

Terakhir, pada proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, begitu banyak tokoh-tokoh muda yang terlibat dan berseberangan pilihan hingga terbawa arus politik terbawa perasaan (baper). 

Nah, bagaimana para politisi dan tokoh-tokoh muda di Sumsel memaknai dan menyikapi politik baper dalam bingkai Sumpah Pemuda. berikut hasil wawancarca IDN Times dengan sejumlah tokoh di Sumsel.  

1. Pemuda jangan berpolitik hanya untuk keren-kerenan mengikuti trend, tapi karena panggilan menyambut estafet kepemimpinan

Sumpah Pemuda dan Politik Baper dari Kaca Mata Tokoh Muda Sumsel IDN Times/Sidratul Muntaha

Menurut Wakil Ketua DPRD Sumsel, Muchendi Mahzareki, semua tentang pemuda di Indonesia ini berawal dari janin bernama sumpah pemuda. Para pemuda merupakan plasenta atau ari-ari yang memiliki fungsi menyuplai makanan dan menyokong kehidupan sang janin.

Dulu dan sekarang, Sumpah Pemuda itu mengandung makna perjuangan yang tetap sama, para pemuda sebagai ari-ari membantu menyatukan sel-sel dan organ tubuh Indonesia yang beragam menjadi satu kesatuan yang solid melalui cita-cita kebangsaan.

"Tanpa peran serta pemuda yang mengukuhkan sumpahnya di tahun 1928 itu, mustahil Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri seperti sekarang ini," ungkap Muchendi.

Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Daerah DPD Partai Demokrat Sumsel itu mengungkapkan, anak muda Indonesia harus memiliki cita-cita untuk selalu mengobarkan semangat dan idealismenya, untuk maju dan terus bergerak membaca problem kehidupan mulai dari lingkungan terkecil hingga urusan yang lebih besar jangkauannya.

"Generasi muda Indonesia harus peduli, tidak boleh apatis, juga harus cerdas dalam mengekspresikan energi. Karena muda adalah kekuatan," jelas dia.

Namun, dalam proses mengisi semangat Sumpah Pemuda, saat ini banyak orang yang terjebak oleh perbedaan pandangan politik. Tidak sedikit yang terbawa perasaan (baper) lantaran memiliki perbedaan selera, baik secara politik maupun idealisme. Hal itu menurutnya, politik baper dipengaruhi oleh kemajuan teknologi.

Muchendi sadar, saat ini semakin banyak anak millenial yang tergerak dalam berpolitik, dan satu langkah yang harus dilakukan adalah memulai berpolitik secara dewasa, tidak boleh baper. Apa lagi millenial memiliki kemampuan lebih dan siap memimpin Indonesia dalam berbagai sektor.

"Kemajuan teknologi tidak bisa kita hindarkan. Zaman orang tua kita dulu tidak ada yang namanya media sosial (medsos), perubah sosio-kultur inilah yang menyebabkan orang menjadi mudah baper. Kalau dulu kita tidak tahu ada orang nyinyirin kita, tidak bisa mengkritik secara langsung, nah zaman sekarang hal itu mudah sekali terjadi dan jika kita tidak kuat otomatis baper akan terjadi," jelas dia.

Pria kelahiran Palembang, 26 Juni 1987 itu berpesan, sebaiknya para millenial Sumsel untuk tidak ikut-ikutan dalam segala tindak tanduknya. Berpolitik jangan dianggap sebagai ajang keren-kerenan yang cenderung mengikuti tren.

"Sikap ikut-ikutan itu semua tidak akan terjadi tanpa dorongan jiwa yang kuat. Saya meyakini bawah pemuda Sumsel saat ini merasa terpanggil dan ingin menyambut estafet kepemimpinan yang sebentar lagi terjadi dampak dari bonus demografi," jelas dia.

2. Pemuda harus meningkatkan kapasitas diri, agar mampu bersaing dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia dan Sumsel

Sumpah Pemuda dan Politik Baper dari Kaca Mata Tokoh Muda Sumsel IDN/sidratul muntaha

Politisi muda lainnya, Giri Ramanda Kiemas menilai, tantangan Sumpah Pemuda yang dihadapi oleh para pendiri bangsa dan anak muda saat ini berbeda. Transformasi digital dan globalisasi mempengaruhi lanskap kehidupan masyarakat Indonesia.

"Ke depan, para pemuda harus meningkatkan kapasitas dirinya. Karena tantangan global yang semakin terasa ke Indonesia. Kuasai teknologi dan bahasa asing sehingga mampu bersaing dan memberikan kontribusi positif bagi Indonesia dan Sumsel," tegas Ketua DPD PDIP Sumsel itu.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumsel ini berpandangan, politik baper saat ini banyak dipengaruhi oleh perubahan pola komunikasi di tengah masyarakat. Masyarakat kini lebih senang menggunakan medsos dalam berbincang tanpa mengedepankan interaksi sosial secara langsung. Itulah yang menyebabkan interaksi sosial berubah tanpa melibatkan emosional secara langsung.

Politik juga, ungka Giri, memerlukan sikap terbuka bagi kritik. Untuk menerima itu semua dibutuhkan kedewasaan dalam berpolitik agar terhindar dari politik baper.

"komunikasi secara fisik tetap harus dilakukan, untuk melatih diri dalam berkomunikasi dan membangun interaksi sosial yang sehat. Saat ini, politik baper terjadi karena imbas perubahan pola komunikasi dan interaksi karena teknologi. Ini saja yang perlu disikapi oleh pemuda Sumsel, agar tidak terjebak dalam pola politik baper," ungkap Giri.

3. Perlunya penyadaran pada generasi millenial tentang bahaya lingkungan hidup, karena kepedulian pemuda di Sumsel terhadap lingkungan hidup masih lemah

Sumpah Pemuda dan Politik Baper dari Kaca Mata Tokoh Muda Sumsel IDN Times/istimewa

Sementara, Dewan Nasoional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Mualimin Pardi Dahlan menuturkan, para pemuda bebas dalam mengekspresikan Sumpah Pemuda dengan berbagai macam cara dalam menjaga Indonesia.

Seperti halnya dalam menjaga lingkungan hidup, generasi muda Indonesia khususnya Sumsel harus lebih peka dengan kondisi alam dan lingkungan hidup. Sebab, Sumber Daya Alam (SDA) menjadi modal utama pembangunan.

Namun, selama ini justru SDA Indonesia dikeruk habis-habisan hanya untuk memenuhi keuntungan semata segelintir orang, hal itu dianggap tidak sesuai dengan tujuan Sumpah Pemuda, yakni Indonesia merdeka dan berdaulat atas SDA nya.

"Dalam praktiknya, kekayaan alam ini dikeruk secara besar-besaran mengejar keuntungan besar bagi segelintir orang yang memiliki modal besar. Sehingga ini menimbulkan kesenjangan sosial, miskin kaya kian berjarak, dan sisi lainnya berakibat pada kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan rentetan bencana ekologis seperti banjir, kekeringan, udara kotor dan lain-lain," tutur dia.

Mualimin melanjutkan, rentetan kejadian pengerukan SDA dengan tujuan keuntungan segelintir orang, berdampak pada masa depan para millenial dalam menyongsong masa depan. Bonus demografi Indonesia di masa mendatang haruslah didukung dengan kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

"Sumbangsih generasi millenial saat ini bisa dimulai dengan yang paling mudah, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, menghemat listrik yang bersumber pada energi fosil, budayakan lagi menanam pohon, hingga selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah yang abai terhadap penyelamatan lingkungan hidup, jika tidak maka sama saja kita menyiapkan kematian cepat bagi hidup kita sendiri," ujar dia.

Beberapa hal yang di kritisi Mualimin, perlunya penyadaran kepada generasi millenial tentang bahayanya lingkungan hidup jika tidak dijaga dari sekarang. Situasi itu di perburuk oleh para pemimpin yang tidak peduli dalam pentingnya penyadaran mengenai isu lingkungan hidup.

"Kepedulian pemuda di Sumsel terhadap lingkungan hidup harus kita akui masih lemah. Kita bisa ukur saja kondisi Kota Palembang, ini yang tidak pernah tuntas mengatasi banjir musiman, karhutla (kebakaran hutan dan lahan) penyebab asap pekat, pengelolaan sampah yang buruk, tata kota yang semrawut, kemacetan makin parah," tegas dia.

Baca Juga: Ada Tokoh Sumsel di Kabinet Indonesia Maju, Ini Harapan Herman Deru  

4. Tantangan menjaga akar Indonesia dari pemerintahan dan kesiapan menyambut revolusi industri 4.0

Sumpah Pemuda dan Politik Baper dari Kaca Mata Tokoh Muda Sumsel IDN/Istimewa

Tokoh muda Sumsel lainnya yang berperan di pemerintahan, Achmad Rizwan mengungkapkan, Sumpah Pemuda menjadi akar sejarah bangsa Indonesia. Untuk itu, akar yang sudah dibentuk tersebut harus dijaga agar tidak rusak dengan cara dipupuk lewat tanggung jawab para generasi muda Indonesia.

Plt Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumsel itu mengatakan, dengan merasa memiliki tanggung jawab tersebut, maka generasi penerus bangsa dapat memastikan jika ke depan, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan tangguh di mata dunia.

"Sumpah Pemuda merupakan momentum penting yang mengawali sejarah pergerakan pemuda Indonesia, dimana pemuda bersumpah atas kecintaan terhadap tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Semangat Pemuda tersebut harus terus dikumandangkan, sebagai suatu panggilan tanggung jawab pemuda Indonesia," kata dia.

Rizwan menerangkan, tanggung jawab menjaga Indonesia juga menjadi bagian dari generasi muda di Sumsel. Para pemuda harus lebih menunjukkan aksi nyata dalam peranan penting pembangunan

"Pemuda Sumsel harus selalu memegang peranan penting dalam setiap peristiwa bersejarah di perjalanan bangsa Indonesia khususnya di Sumsel. Semangat ini harus di implementasi kan dalam setiap kegiatan dalam pembangunan di Sumsel," terang dia.

Banyak generasi muda berkecimpung dalam berbagai aktivitas, dengan latar belakang berbeda untuk tujuan yang sama yakni, kemajuan Indonesia. Atas dasar itu, Rizwan berpesan, agar anak-anak muda berjuang untuk Indonesia dalam pemerintahan untuk memastikan peran membangun daerah, dan menciptakan inovasi dalam berbagai bidang pemerintahan.

"Pemuda yang berkecimpung dalam pemerintahan harus mengambil peran. Pemuda dituntut untuk cerdas, kreatif dan mampu membuat Inovasi-inovasi dalam bidang pemerintahan, demi terlaksananya pembangunan daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan kemajuan zaman dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Pemuda Sumsel dalam pemerintahan harus selalu mendukung program-program pemerintah Sumsel sesuai dengan visi Sumsel Maju Untuk Semua," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya