Petani dan Nelayan di Sumsel Diminta Waspadai Hujan Intensitas Tinggi

BPBD prediksi cuaca buruk di November 2021 hingga Maret 2022

Palembang, IDN Times - Memasuki dasarian pertama November, hujan mengguyur rata wilayah Sumatra Selatan (Sumsel). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengingatkan petani dan nelayan untuk berhati-hati dan selalu waspada.

Pihaknya memprakirakan intensitas hujan yang tinggi bisa berdampak pada volume air di sungai dan laut menjadi deras. Sedangkan di wilayah perkebunan dengan dataran tinggi dan rendah, dikhawatirkan terjadi kerusakan pada tanaman.

"Ada 13 wilayah di Sumsel, wilayah dataran tinggi maupun rendah berpotensi banjir dan bandang karena hujan lebat. Kepada semua pihak diimbau untuk berhati-hati," ungkap Kasi Data dan Informasi BMKG SMB II Sumsel, Veronica Shinta Andriyani, Senin (8/11/2021).

1. Banjir bisa merusak lahan milik warga

Petani dan Nelayan di Sumsel Diminta Waspadai Hujan Intensitas TinggiIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Hal senada juga disampaikan Kabid Kedaruratan BPBD Sumsel. Menurutnya, cuaca buruk akan terjadi pada November 2021 hingga Maret 2022 mendatang. Hal ini dikhawatirkan berdampak pada tanaman milik petani.

"Terkhusus petani, harus meningkatkan kewaspadaan. Sebab hujan disertai angin kencang berpotensi menjadi bencana banjir dan tanah longsor," ujar dia.

Baca Juga: Air Lambat Mengalir ke Kolam Retensi Akibatkan Banjir di Palembang

2. BPBD Sumsel masih mendata lahan yang rusak

Petani dan Nelayan di Sumsel Diminta Waspadai Hujan Intensitas TinggiLahan pertanian di kawasan Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan terendam banjir, petani terancam gagal panen (Antaranews.com/Sjd)

Ansori menambahkan, beberapa laporan dari kejadian banjir di sejumlah wilayah dalam waktu terakhir telah mengakibatkan kerusakan di beberapa lahan pertanian maupun perkebunan.

"Sudah ada laporan kerusakan lahan pertanian dan perkebunan karena banjir dan bandang. Sudah terjadi hampir seluruh Sumsel, namun jumlahnya sedang kami rekapitulasi," jelas dia.

Jika melihat data kebencanaan di 2020, beberapa lahan mengalami kerusakan dan gagal panen. Tercatat 5.319 Hektare (Ha) sawah terendam banjir, enam Ha sawah lainnya gagal panen. Lalu ada 281 Ha kebun terendam air.

"Tentu harus ada komitmen bersama semua pihak dalam mengatasi bencana ini," jelas dia.

Baca Juga: Pemkot Klaim Titik Banjir di Palembang Sudah Berkurang dan Tertangani

3. Petani dan BMKG diminta terus berkoordinasi

Petani dan Nelayan di Sumsel Diminta Waspadai Hujan Intensitas TinggiIlustrasi prediksi cuaca BMKG (IDN Times/bmkg.go.id)

Pihaknya meminta para petani juga selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait informasi terbaru prakiraan cuaca. Dengan begitu, kegagalan panen diharap bisa dicegah.

"Para petani juha harus berkoordinasi dengan BMKG," tutup dia.

Baca Juga: Baturaja Diguyur Hujan Deras 2 Hari, 632 Rumah Terendam

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya