OKI Bentuk Desa Tangguh Bencana Cegah Karhutla

Ogan Komering Ilir, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) demi menyiasati potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Program Destana ini dibagi dalam beberapa klaster yang bertugas melakukan pencegahan diri kebakaran.
"Program ini diwujudkan di wilayah perusahaan atau lahan konsesi. Sehingga saat terpantau muncul titik api, dapat segera tanggap dan memadamkan api," ungkap Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin, Jumat (25/6/2021).
1. Titik api akan dipadamkan dengan sistem keroyokan
Listiadi menjelaskan, pihak perusahaan bersama pemerintah daerah akan melakukan sistem keroyokan untuk mencegah karhutla. Setiap perusahaan diwajibkan melakukan pemadaman dini saat terjadi kebakaran.
"Perusahaan diwajibkan untuk menetapkan desa binaannya, sehingga saat ada kebakaran dapat segera memadamkan titik terdekat. Sejauh ini ada 13 Destana yang dapat menjadi objek binaan," ujar dia.
Baca Juga: Mulai Alami Kekeringan, OKI dan OI Siaga Karhutla 2021
2. Perlu perbaikan tata kelola pencegahan karhutla
Pemerintah OKI pada tahun ini mendapat dukungan penuh dari Unitet Nations Environment Program, atau lembaga PBB yang bergerak di perbaikan tata kelola lingkungan. Program ini berupaya mencegah kebakaran di wilayah konsesi dan menghentikan karhutla.
"Diharapkan untuk mencapai target konsesi bebas dari api dan asap, harus diterapkan sistem pencegahan kebakaran hutan secara terintegrasi. Perusahaan menjadi klaster leader berkolaborasi mencegah karhutla," ungkap perwakilan Project Manager SIAP-Kemitraan, Fajar Tripradana.
3. Pendekatan klaster diharap jadi cara pencegahan karhutla
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI, Antonius Leonardo berharap, kolaborasi yang akan digalakkan tahun ini dapat mencegah karhutla.
Pihaknya memprioritaskan kegiatan pencegahan dengan penguatan kapasitas manajemen klaster, sebagai upaya kolaborasi dari berbagai pihak yang ada di OKI.
"Konsolidasi ini dapat memperkuat kapasitas lintas sektor untuk lebih berfokus pada pencegahan daripada penanggulangan terjadi karhutla melalui pendekatan klaster", tutup Anton.
Baca Juga: Manfaatkan Purun, Cara Warga Pedamaran Cegah Karhutla di Lahan Gambut