Masuki Puncak Kemarau, BMKG Peringatankan Bahaya Kekeringan

Potensi karhutla meningkat di bulan Agustus

Intinya Sih...

  • Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan, Wandayantolis, memperingatkan potensi karhutla di Sumsel akibat masuknya musim kemarau.
  • Puncak musim kemarau di Sumsel diprediksi berlangsung selama 30-45 hari ke depan dengan potensi hujan rendah dan kekeringan.
  • BMKG memprediksi penurunan curah hujan pada bulan Agustus dengan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap dampak kekeringan.

Palembang, IDN Times - Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan, Wandayantolis mengatakan sebagian besar wilayah Sumsel akan memasuki Hari Tanpa Hujan (HTH). Kondisi tersebut akan menyebabkan kekeringan terutama wilayah Timur Sumsel.

Kekeringan itu bisa menjadi penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi ini disebabkan Sumsel yang sudah masuk puncak musim kemarau yang berlangung pada Juli dan Agustus.

"Sebagian wilayah di Sumsel telah memasuki musim kemarau, sebagian lainnya masih berada pada masa transisi dan telah mengindikasikan masuknya musim kemarau," ungkap Wandayantolis, Kamis (1/8/2024).

1. Hujan masih terjadi namun bersifat lokal

Masuki Puncak Kemarau, BMKG Peringatankan Bahaya Kekeringanilustrasi hujan (pexels.com/Burak The Weekender)

Wandayantolis menerangkan puncak musim kemarau di Bumi Sriwijaya akan berlangsung selama 30-45 hari ke depan. Dirinya menyebut saat ini potensi hujan menurun drastis sehingga jika terjadi hujan hanya turun bersifat lokal.

Pada dasarian I Agustus 2024, BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Sumsel akan mengalami hujan kategori rendah sekitar 0-50 mm. Sedangkan untuk curah hujan dengan intensitas menengah, tinggi dan sangat tinggi diprediksi tidak akan terjadi.

"Perlu diwaspadai akan kejadian ekstrem dan potensi bencana hidrometerologis berupa kekeringan pada Dasarian I Agustus 2024," jelas dia.

2. Curah hujan terus alami penurunan

Masuki Puncak Kemarau, BMKG Peringatankan Bahaya KekeringanKondisi curah hujan di Sumsel dasarian I (Dok: Stasiun Klimatolis Sumsel)

Sedangkan untuk Dasarian II yang berlangsung pada 11-20 Agustus 2024, BMKG memprediksi tak ada hujan dengan intensitas sangat tinggi 300 mm dan tinggi 150-300 mm di Sumsel. Hanya saja, sebagian besar wilayah Sumsel akan mengalami hujan intensitas rendah 0-50 mm.

Lalu untuk hujan intensitas menengah 50-150 mm akan terjadi di 12 kabupaten dan kota seperti Pagar Alam, sebagian wilayah Musi Rawas Utara, sebagian kecil Musi Banyuasin, Mura Lubuk Linggau, Empat Lawang, Lahat Selatan, Muara Enim, OKU, OKU Selatan dan OKI bagian Timur serta Banyuasin bagian Utara.

Pada Dasarian III, diprediksi tak terjadi hujan dengan intensitas sangat tinggi dan tinggi. Adapun hujan yang akan turun hanya bersifat lokal disebagian wilayah Sumsel dengan peluang 60 persen. Untuk intensitas menengah berpeluang 30 persen terjadi di Sumsel bagian Timur, Barat dan Tengah.

"Curah hujan diprediksi akan terus mengalami penurunan dengan sifat hujan sebagian besar diprediksi di bawah Normal hingga Normal," jelas dia.

3. BMKG imbau masyarakat tidak bakar lahan saat kemarau

Masuki Puncak Kemarau, BMKG Peringatankan Bahaya KekeringanKondisi curah hujan di Sumsel dasarian I (Dok: Stasiun Klimatolis Sumsel)

Wandayantolis pun mengimbau masyarakat serta stakeholder di Sumsel untuk berhati-hati menghadapi dampak kekeringan yang ada. Hal ini dikhawatirkan akan meningkatkan potensi peningkatan hot spot (titik panas) sehingga dapat memicu fire spot (titik api).

"Terutamanya di wilayah daerah rawan karhutla, tidak melakukan pembakaran hutan/lahan saat musim kemarau, bijak dalam penggunaan air serta selalu menjaga sanitasi lingkungan," beber dia.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya