Masuk Puncak Kemarau, Sumsel Minta Tambah Empat Helikopter ke BNPB  

Titik api sudah mulai terpantau mengalami peningkatan

Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) akan mengajukan penambahan empat helikopter water boombing. Hal ini dilakukan lantaran, kondisi hotspot (titik api) di Sumsel semakin meningkat terutama menjelang puncak kemarau di bulan Agustus dan September mendatang.

Kondisi hutan dan lahan yang ada saat ini, dikhawatirkan rawan terbakar mengingat saat puncak kemarau sudah tidak ada lagi hujan yang akan turun di bumi Sriwijaya.

"Saya minta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk dikirimkan lagi empat helikopter (water boombing," ungkap Gubernur Sumsel Herman Deru, Sabtu (31/7/2021).

1. Hotspot mulai terpantau di Sumsel

Masuk Puncak Kemarau, Sumsel Minta Tambah Empat Helikopter ke BNPB  Ilustrasi Water Bombing memadamkan api akibat karhutla (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam sebulan terakhir ada tujuh helikopter berpatroli di langit Sumsel. Dua di antaranya heli patroli dikhususkan memantau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Lima lainnya merupakan helikopter water boombing dengan kapasitas 4.000-5.000 liter air sekali terbang.

Helikopter tersebut masih fokus di tiga lokasi yakni, Banyuasin, Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI) tempat firespot (titik api) menghanguskan lahan di Sumsel.

"Saat ini belum bisa dikatakan karhutla, karena yang terbakar masih di diameter lahan yang kecil. Hanya hotspot sejauh ini," ujar Deru. 

Baca Juga: Tambak Udang Picu Ratusan Hektare Kawasan Mangrove di Sumsel Rusak

2. Hotspot bisa berubah jadi firespot suatu waktu

Masuk Puncak Kemarau, Sumsel Minta Tambah Empat Helikopter ke BNPB  Helikopter Water bombing BNPB bersiaga di Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dari data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dalam tiga hari terakhir, di Sumsel ada sekitar 128 titik api terpantau di beberapa kabupaten dan kota. Jumlah titik api tersebut bisa suatu waktu dapat terbakar dengan mudah jika tidak diantisipasi.

Dalam beberapa hari terakhir, tim pemadaman gabungan, TNI, Polri, BPBD Sumsel, dan Manggala Agni terus berusaha memadamkan api. Kondisi ini dikhawatirkan akan terus meluas saat hari tanpa hujan (HTH) terjadi.

"Ada beberapa delegasi yang dipimpin oleh Danrem terus melakukan pemantauan dan mengimbau masyarakat hingga tingkat desa untuk mencegah karhutla," ujar dia.

3. Sumsel akan tambah dana jika dibutuhkan

Masuk Puncak Kemarau, Sumsel Minta Tambah Empat Helikopter ke BNPB  Karhutla di wilayah OKI Tahun 2019 lalu (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dalam menangani bencana Karhutla, Pemprov Sumsel telah menetapkan status siaga karhutla sejak bulan Februari 2021 lalu. Provinsi setempat bahkan telah menganggarkan sebesar Rp30 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mencegah karhutla tahun ini.

"Kita lihat kebutuhan, jika diperlukan dan statusnya sampai level kebencanaan maka kita akan melakukan Recofusing anggaran untuk membantu menangani karhutla melalui biaya tidak terduga," jelas Deru. 

4. Bahan bakar untuk terjadinya karhutla berlimpah ruah

Masuk Puncak Kemarau, Sumsel Minta Tambah Empat Helikopter ke BNPB  Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan, pihaknya masih terus bersiaga di wilayah OKI. Beberapa titik hotspot semakin meluas dan merata di Sumsel termasuk di Pedamaran dan Pangkalan Lampang yang memang menjadi daerah rawan karhutla.

"Kita sekarang lebih waspada karena potensi hujan makin kecil dan kemarin lokasi api berpotensi masuk Suaka Margasatwa Padang Sugihan," ungkap dia, Senin (26/7/2021) lalu.

Ferdian mengakui, dampak kemarau mulai terasa dengan kekeringan yang terjadi beberapa waktu terakhir. Api sangat mudah tersulut, apa lagi ditambah kondisi angin yang kencang. Saat ini tim masih berupaya di lapangan melakukan pemadaman.

"Bahan bakar untuk terjadinya karhutla melimpah, ada pakisan, gelam, rumput. Apa lagi kondisi di lapangan adalah gambut dalam," tutup dia.

Baca Juga: Sumsel Masuk Musim Kemarau, BMKG Sebut Suhu Masih Normal

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya