LRT Palembang Kembali Dikritik Habiskan Uang Negara Rp199 Miliar

Gubernur Sumsel membalasnya dengan alasan pembangunan LRT

Palembang, IDN Times - Kritikan terhadap LRT Palembang kembali dilakukan. Kali ini datang dari Komisi V DPR RI yang menyebut transportasi massal itu membebani keuangan negara.

Kritik tersebut menyasar pada subsidi yang dikucurkan APBN mencapai Rp199,94 miliar per tahun, sedangkan pendapatan dari LRT Palembang ke kas negara hanya mencapai Rp14,79 miliar.

Mendapat kritikan serupa membuat Gubernur Sumsel, Herman Deru bereaksi. Dirinya menilai ada yang salah dalam pemahaman mengenai LRT.

"Berdasarkan Undang-Undang yang ada, angkutan perintis kewajiban negara menyubsidi, maka tidak berorientasi pada profit," ungkap Deru, Jumat (11/11/2022).

Baca Juga: Naik Angkot Feeder LRT Mulai Bayar Rp4 Ribu

1. Ajak masyarakat dan ASN naik LRT

LRT Palembang Kembali Dikritik Habiskan Uang Negara Rp199 MiliarLRT Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Berbagai upaya dilakukan meningkatkan okupansi LRT Palembang. Menurutnya, perubahan pola pikir agar masyarakat beralih ke transportasi massal bukan perkara mudah, diperlukan waktu sambil terus melakukan sosialisasi.

"Selain itu juga mengajak masyarakat menggunakan LRT. Para ASN dulu sempat diwajibkan satu hari dalam satu bulan menggunakan angkutan LRT. Namun karena COVID-19 dari pihak LRT membatasi dulu," jelas dia.

Baca Juga: Begini Jumlah Subsidi dan Pendapatan LRT Sumsel Tiap Tahun

2. Kebijakan ASN naik LRT akan dilakukan lagi tahun depan

LRT Palembang Kembali Dikritik Habiskan Uang Negara Rp199 MiliarGubernur Sumsel Herman Deru (IDN Times/Rangga Erfizal)

Herman Deru menjelaskan pihaknya akan tetap mewajibkan ASN naik LRT. Selain itu, Pemprov Sumsel akan selalu memberikan dukungan lewat penggunaan lahan Pemprov maupun fasilitas feeder untuk LRT.

"Mengingat sebelumnya sudah pernah diwajibkan sebulan satu kali, kita akan evaluasi dulu nantinya seperti apa. Kemudian di tahun depan baru diterapkan lagi kepada ASN," jelas dia.

3. BPKRASS nilai sudah ada peningkatan okupansi LRT

LRT Palembang Kembali Dikritik Habiskan Uang Negara Rp199 MiliarKepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Dedik Tri Istiantara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatra Selatan (BPKRASS), Dedik Tri Istiantara menyebut, pihaknya melakukan pembenahan dan dan penambahan angkutan penunjang atau feeder LRT untuk meningkatkan okupansi. Feeder tersebut digunakan untuk membantu warga menuju stasiun LRT terdekat.

"Inilah sebagai bukti negara hadir membantu masyarakat untuk mobilitas yang efisien dan murah," jelas dia.

Sejauh ini sudah ada 57 angkot feeder yang digunakan di Palembang secara gratis. Lokasi operasional feeder berasa di kawasan Jakabaring, Asrama Haji, Talang Jambe dan Perumnas Talang Kelapa.

"Beda kita dengan swasta adalah tidak mencari keuntungan. Keuntungan itu digunakan kembali ke masyarakat," jelas dia.

BPKARSS menyebut catatan okupansi LRT sejak awal beroperasi terus mengalami peningkatan. Pada Juli 2018 penumpang harian mencapai 4.128 orang, akhir pekan 7.296 orang. Di tahun 2019, okupansi meningkat dari 6.161 orang di hari biasa, dan 7.176 orang di akhir pekan.

Jumlah penumpang LRT sempat turun akibat pandemik di tahun 2020, dengan catatan harian 2.632 penumpang dan akhir pekan 3.501 orang. Pada tahun berikutnya okupansi mulai meningkat sekitar 3.934 orang di hari biasa dan 5.503 di akhir pekan.

"LRT Palembang pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis mencapai 60 persen yang disebabkan pandemik COVID-19. Kemudian di tahun 2021 mengalami pertumbuhan 52 persen, dan sepanjang 2022 mengalami pertumbuhan 47 persen," tutup dia.

Baca Juga: Kritik Ridwan Kamil Soal LRT, Herman Deru: Jadi Andalan Wong Palembang

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya