Begini Jumlah Subsidi dan Pendapatan LRT Sumsel Tiap Tahun

Pendapatan dari LRT ternyata untuk membangun fasilitas

Palembang, IDN Times - Moda transportasi Light Rail Transit (LRT) di Palembang mendapat subsidi dari pemerintah pusat sebesar Rp160 miliar per tahun. Sedangkan untuk pendapatan kereta ringan tersebut masih terbilang jauh dari kata cukup untuk menutupi operasional atau hanya Rp15 miliar per tahun.

Menurut Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS), Dedik Tri Istiantara, subsidi itu dilakukan pemerintah agar masyarakat dapat beralih menggunakan transportasi massal.

"Kalau untuk nilai investasi LRT ini adalah Rp10,2 triliun. Sementara subsidi per tahun sampai hari ini adalah Rp160 miliar," ungkap Dedik, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga: Kritik Ridwan Kamil Soal LRT, Herman Deru: Jadi Andalan Wong Palembang

1. Negara hadir memberikan transportasi murah dan efisien

Begini Jumlah Subsidi dan Pendapatan LRT Sumsel Tiap TahunKepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Dedik Tri Istiantara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dedik menilai, pendapatan LRT Sumsel yang mencapai Rp15 miliar digunakan pengelola untuk investasi ke aset lain, demi mempermudah masyarakat menggunakan LRT. Investasi yang dilakukan yakni menambah lima unit angkot feeder LRT. Dirinya menyebut feeder tersebut digunakan untuk membantu warga menuju stasiun LRT terdekat.

"Inilah sebagai bukti negara hadir untuk membantu masyarakat dan mobilitas yang efisien serta murah," jelas dia.

Baca Juga: PT KAI Tanggapi Statemen Ridwan Kamil LRT Palembang Proyek Gagal 

2. LRT Sumsel tidak cari untung

Begini Jumlah Subsidi dan Pendapatan LRT Sumsel Tiap TahunKepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) Dedik Tri Istiantara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sejauh ini sudah ada 57 angkot feeder yang digunakan oleh pengelola di beberapa lokasi secara gratis. Adapun lokasi operasional feeder berada di kawasan Jakabaring, Asrama Haji, Talang Jambe, dan Perumnas Talang Kelapa.

"Kita berbeda dengan swasta karena tidak mencari keuntungan. Keuntungan itu digunakan kembali ke masyarakat," jelas dia.

3. Pandemik sebabkan jumlah okupansi LRT turun

Begini Jumlah Subsidi dan Pendapatan LRT Sumsel Tiap TahunANTARA FOTO/Nova Wahyudi

BPKARSS menyebut okupansi LRT sejak awal beroperasi terus mengalami peningkatan. Pada Juli 2018 penumpang harian mencapai 4.128 orang dan akhir pekan 7.296 orang. Pada 2019, okupansi meningkat dari 6.161 orang di hari biasa dan 7.176 orang di akhir pekan.

Jumlah penumpang LRT sempat turun akibat pandemik pada 2020, dengan catatan harian mencapai 2.632 orang penumpang dan akhir pekan 3.501 orang. Di tahun berikutnya, okupansi mulai meningkat sekitar 3.934 orang di hari biasa dan 5.503 di akhir pekan.

"LRT Palembang pada 2020 lalu mengalami penurunan drastis mencapai 60 persen karena pandemik COVID-19. Kemudian pada 2021 mengalami pertumbuhan 52 persen dan di tahun 2022 sampai 23 Oktober mengalami pertumbuhan 47 persen," tutup dia.

Baca Juga: Gegara Oplet Feeder, Penumpang LRT Palembang Meningkat Tajam

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya