KLHK Peringatkan Potensi Kabut Asap dari OKI ke Palembang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ogan Komering Ilir, IDN Times - Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatra, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengingatkan bahaya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), bakal tertiup masuk Kota Palembang.
Selama dua hari terakhir, karhutla telah bergeser ke kawasan gambut dalam yang ada di wilayah konsensi perusahaan, Senin (21/9/2021). KLHK mengingatkan jika api tidak segera padam, ada kemungkinan kabut asap terbawa angin dan masuk ke Palembang.
"Kita berupaya agar api tidak membakar masuk ke dalam gambut yang dalam. Saat ini masih terbakar di permukaan, namun ditakutkan kalau ini belum tuntas bisa menjadi asap mengarah ke Palembang," ungkap Kepala PPIKHL Sumatra KLHK, Ferdian Krisnanto, Kamis (23/9/2021).
1. Hujan ringan akibatkan asap menjadi lebih pekat
Ferdian menjelaskan, tim pemadaman darat seperti Manggala Agni, BPBD, perusahaan tim udara dengan Water Bombing, masih berupaya memadamkan api. Karhutla di lokasi sejauh ini sangat rawan merambat ke tempat yang lebih jauh, lantaran bahan bakar penyebab kebakaran seperti ranting dan rumput kering tengah menumpuk.
Kondisi angin yang berubah dari waktu ke waktu, juga mempersulit proses pemadaman. Sedangkan untuk sumber air yang digunakan saat ini masih ada dan mudah diakses.
"Hujan masih terjadi, namun dikarenakan hujan ringan sebentar malah asap yang ditimbulkan menjadi sangat pekat," jelas dia.
Baca Juga: Warga Palembang Hirup Kabut Asap, BPBD: Karhutla OKI dan OI
2. Angin kencang jadi kendala pemadaman
Tim Manggala Agni terus berkoordinasi dengan BMKG mengenai arah angin. Namun pihaknya belum dapat memastikan kapan api yang membakar permukaan gambut itu benar-benar padam.
Ferdian berharap, prakiraan hujan deras yang akan terjadi di OKI dapat membantu karhutla. Pihaknya belum dapat memastikan luas lahan yang terbakar kali ini.
"Terlebih lagi karena kondisi gambut jadi harus dipastikan tuntas sampai benar-benar tidak ada potensi menyala lagi. Kita masih berupaya menyekat api supaya tidak meluas. Kendalanya saat ini angin kencang di lapangan," jelas dia.
3. BPBD Sumsel andalkan water bombing
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori menjelaskan, kebakaran di kawasan gambut OKI sudah berlangsung selama tiga hari di kawasan Pedamaran. Operasi pemadaman darat dan udara tetap dilakukan, terkhusus tim udara yang membawa air menggunakan helikopter.
"Kesulitannya akses menuju lokasi tidak ada jalur darat, sehingga petugas harus berjibaku untuk memobilisasi personel maupun peralatan. Itu pun tidak bisa ke lokasi terdekat. Lebih ke lokalisir yang terbakar," jelas dia.
Ansori menjelaskan, kebakaran kali ini berada pada satu hamparan wilayah yang sangat luas. Pihaknya mencatat sudah ada lima hektare (Ha) lahan yang terbakar hingga kemarin lusa.
"Untuk tahun ini terluas karhutla di Ogan Ilir mencapai 400 Ha lebih, sedangkan keseluruhan wilayah Sumsel ada 500 Ha," beber dia.
4. Sumsel masih Darurat Karhutla hingga November 2021
BPBD mencatat ada enam titik hotspot (titik panas) terpantau di Sumsel kemarin. Tiga titik panas berada di OKI, dua di Musi Banyuasin (Muba), dan satu di Ogan Komering Ulu (OKU). Asap dari karhutla di OKI membumbung cukup tebal dan dikhawatirkan terbawa angin ke Palembang.
"Kondisi bisa berubah sewaktu-waktu, dari panas terik tiba-tiba hujan dengan angin kencang. Bila berdasarkan prakiraan, musim hujan akan masuk di Oktober. Namun kita tetap melakukan siaga hingga November," tutup dia.
Baca Juga: Dampak Hujan di Musim Kemarau Redam Potensi Karhutla di Sumsel