Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet Sumsel

Berharap negara pengimpor tak lakukan lockdown lagi

Palembang, IDN Times - Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKI) Sumsel, Alex K Eddy menuturkan, aktivitas ekspor selama pandemik COVID-19 dipengaruhi oleh situasi dan permintaan dari negara pengimpor karet. Menurutnya, vaksinasi yang berjalan lancar di sejumlah negara pengimpor sangat berpengaruh terhadap harga.

"Harapannya vaksin berhasil maka akan berdampak pada kenaikan permintaan dan industri kembali aktif. Namun jika pandemik masih menyeruak, akan berdampak dengan harga karet yang semakin terpuruk," ungkap Alex, Jumat (15/1/2021).

1. GAPKI berharap tidak ada negara pengimpor yang lockdown

Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet SumselGetah Karet saat dikumpulkan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Negara pengimpor karet Sumsel terbesar adalah Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan India. Jika negara-negara tersebut melakukan lockdown, dipastikan berdampak pada ekspor karet Sumsel.

"Kalau mereka lockdown akan berdampak pada penjualan karet dan harga," jelas dia.

Baca Juga: Janji Kampenye Pilpres Amerika Pengaruhi Penurunan Harga Karet Sumsel

2. Serapan karet untuk pasar lokal kecil

Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet SumselPerkebunan karet di Sumsel (IDN Times/Dinas Perkebunan Sumsel)

Alex menjelaskan, situasi harga karet sepanjang Januari cenderung fluktuatif. Sejauh ini belum berdampak kepada pengusaha. Namun jika ekspor terganggu maka dipastikan bukan hanya pengusaha saja yang terdampak, tetapi petani pun akan merasakannya.

Pihaknya tidak bisa mengandalkan pasar dalam negeri sebab, serapan produknya masih rendah. Secara nasional, pemakaian karet dalam negeri hanya sebesar 600 ribu ton.

"Karena serapan karet tidak sampai 20 persen dari produk karet secara nasional," jelas dia.

3. Infrastruktur perkebunan juga pengaruhi harga karet petani

Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet SumselBuruh tani memanen getah karet. Buruh tersebut mendapatkan upah 50 persen dari hasil penjualan getah yang dipanen. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Selain pasar global, harga karet juga dipengaruhi oleh infrastruktur dari kebun karet ke pabrik. Jika kondisi jalan perkebunan menuju pabrik rusak, maka biaya transportasi akan meningkat.

"Otomatis petani yang menanggung biaya tersebut. Dampaknya, uang yang diterima oleh mereka tidak maksimal," jelas dia.

4. Karet Sumsel bergantung permintaan perusahaan pembuat mobil

Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Harga dan Ekspor Karet SumselIlustrasi Ban (IDN Times/Dwi Agustiar)

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian menjelaskan, dalam tiga hari terakhir harga karet mengalami fluktuasi. Pada Selasa (15/1/2021), harga karet turun sebesar Rp587 menjadi Rp18.363.

Kemudian pada Rabu (13/1/2021), harga karet kembali turun Rp146 menjadi Rp18.217. Namun kembali naik Rp268 menjadi Rp18.485 pada Kamis (15/1/2021).

Fluktuasi harga karet karena terdampak beberapa negara di Eropa yang mengumumkan lockdown. Hal itu memunculkan laporan produsen pembuat mobil menunda impor.

"Harga karet turun di bursa Shanghai dan Sicom. Selain itu, penjualan di bursa Tocom juga ikut terkoreksi," tutup dia.

Baca Juga: Thailand Banjir Jadi Momentum Petani Karet Sumsel Genjot Ekspor

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya