Kasus COVID-19 di Sumsel Masih Landai Berkat Kekebalan Komunal

Vaksinasi tahap pertama 83,74 persen dan kedua 66,83 persen

Palembang, IDN Times - Sejumlah daerah di Pulau Jawa melaporkan peningkatan kasus COVID-19. Kenaikan kasus terbanyak terjadi di Ibu Kota Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat. Diduga mutasi virus dalam varian Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi penyebab lonjakan tersebut.

Berbeda di Sumatra Selatan (Sumsel), kasus COVID-19 disebut masih terkendali. Sejak puncak kasus Febuari dan Maret 2022 lalu, situasi COVID-19 dinilai masih melandai.

"Sumsel masih terbilang aman. Sumsel masih biasa saja," ungkap Kasi Surveillance dan Imunisasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Senin (20/6/2022).

1. Kekebalan komunal jadi penyebab COVID-19 terkendali

Kasus COVID-19 di Sumsel Masih Landai Berkat Kekebalan KomunalIlustrasi pandemik COVID-19. (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Dari data Sumsel Tanggap COVID-19, jumlah pasien positif di Sumsel fluktuatif di kisaran 20 orang setiap harinya. Sejak puncak kasus Febuari lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit terus berkurang.

Kebanyakan pasien yang terpapar positif COVID-19 saat ini mengalami gejala ringan. Yusri menduga hal ini terjadi lantaran kekebalan komunal sudah terbentuk akibat pandemik dan dorongan vaksinasi.

"Salah satunya karena kekebalan komunitas masyarakat yang sudah terbentuk," jelas dia.

Baca Juga: Palembang PPKM Level 1, Vaksinasi Dosis Kedua Sudah 72,04 persen

2. Masyarakat diminta tetap waspada meski kasus landai

Kasus COVID-19 di Sumsel Masih Landai Berkat Kekebalan KomunalIlustrasi petugas saat disinfektan COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Hingga Minggu (19/6/2022) kemarin, jumlah kasus positif di Sumsel mencapai 33 orang. Sebanyak 25 orang menjalani isolasi mandiri, dan delapan orang menjalani isolasi di rumah sakit.

Catatan kasus positif terbanyak berada di Palembang dengan 23 kasus aktif. Disusul Muara Enim dan Prabumulih satu kasus, Musi Rawas dan Ogan Ilir dua kasus, serta Banyuasin empat kasus.

"Saat ini yang diperlukan adalah tetap waspada. Terutama pandemik kita belum dinyatakan selesai," jelas dia.

3. Dinkes dorong masyarakat tetap vaksin

Kasus COVID-19 di Sumsel Masih Landai Berkat Kekebalan KomunalIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nurainy sebelumnya menjelaskan, melandainya kasus  COVID-19 berdampak pada menurunnya minat masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster atau dosis ketiga. Dinkes Sumsel mencatat vaksinasi booster yang telah digalakkan sejak awal 2022 lalu baru mencapai 15,70 persen, jauh jika dibandingkan dengan capaian vaksinasi tahap pertama 83,74 persen dan kedua 66,83 persen.

Meski kasus terus melandai, Lesty mengimbau masyarakat tidak abai dan mengingatkan kondisi pandemik masih terjadi. Menurutnya, vaksinasi dosis tiga tetap digunakan untuk menjaga kondisi tubuh dari serangan virus serupa.

"Masyarakat perlu melakukan vaksin sesuai jadwal atau waktunya. Hal ini perlu dilakukan untuk keamanan diri sendiri dan orang lain," jelas dia.

Dinkes Sumsel mencatat dosis vaksin bagi tenaga kesehatan dan pelayan publik sudah mencapai 100 persen. Lalu lansia sudah 74,70 persen atau 446.021 dari target 597.071, vaksinasi anak-anak 760.072 orang atau 84,48  persen dari target 899.662 orang.

Sedangkan untuk masyarakat umum yang divaksin sudah 3.408.262 orang atau 77,98 persen dari target 4.370.858 orang. Remaja sudah 814.403 orang atau baru 96.19 persen dari target 846.683 orang.

Baca Juga: COVID-19 Menuju Endemik, Sumsel Pacu Pertumbuhan Ekonomi 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya