Isi Waktu di Museum Al-Qur'an Akbar Palembang Bisa Sambil Tadarusan

Dibuat dengan kayu tembesu asal Banyuasin dan Musi Banyuasin

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan (Sumsel) merupakan salah satu wilayah di Sumatra yang memiliki populasi penduduk muslim mencapai 97,17 persen dari total populasi 8,4 juta jiwa.

Dengan penduduk muslim yang besar, khususnya di Palembang, tersebar beragam detinasi religi. Salah satunya Al-Qur'an Raksasa yang terbuat dari kayu berukuran sepanjang 177 sentimeter dan lebar 140 sentimeter. Al-Qur'an Akbar merupakan salah satu wisata religi yang patut dikunjungi saat ke Palembang atau Ramadan.

"Kita tetap buka seperti biasa menerima kunjungan wisatawan selama Ramadan. Namun memang saat Ramadan agak berkurang. Namun saat Idul Fitri bisa berkali lipat mencapai 1.000 orang," ungkap Pemandu Wisata Al-Qur'an Al Akbar, Syarkoni, Rabu (13/4/2022).

1. Masyarakat bisa Tadarusan sambil mengisi waktu Ramadan

Isi Waktu di Museum Al-Qur'an Akbar Palembang Bisa Sambil TadarusanWisata Religi Museum Al Quran Al Akbar Gandus Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Selama Ramadan ini, kunjungan wisatawan berjalan normal seperti biasa. Wisatawan yang ingin melakukan wisata religi dapat melihat Al-Qur'an Al Akbar secara langsung. Tak hanya itu saja, pengunjung juga bisa mengisi waktu dengan Tadarusan.

Dengan tarif Rp20.000 untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak, pengunjung dapat bersantai sambil Tadarusan atau melihat cinderamata khas Kawan Religi Gandus.

"Selama berkunjung, para wisatawan diwajibkan mengikuti prokes karena masih dalam masa pandemik. Jika di dalam museum penuh, maka wisatawan harus mengantre lebih dulu," jelas dia.

Baca Juga: 70 Persen Tiket Mudik Kereta Api di Palembang Laku Terjual

2. Al-Qur'an Al Akbar diresmikan oleh mantan Presiden SBY

Isi Waktu di Museum Al-Qur'an Akbar Palembang Bisa Sambil TadarusanWisata Religi Museum Al Quran Al Akbar Gandus Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Al-Qur'an Al Akbar dibangun selama hampir tujuh tahun sejak 2002-2009, namun baru diresmikan pada 2012 lalu oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pembuatan Al-Qur'an Al Akbar terbilang rumit dan sulit. Pasalnya, Al-Qur'an raksasa itu dibangun dengan cara diukir menggunakan tangan.

Al-Qur'an dari ukiran kayu tersusun rapi sebanyak 30 juz dengan 351 keping kayu tembesu. Menurut Syarkoni, kayu tembesu yang digunakan untuk diukir merupakan khas Pulau Sumatra khususnya Sumsel. Kayu tembesu Al-Qur'an Al Akbar didapat dari wilayah Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba).

"Warna Al-Qur'an menggunakan cat tinta emas, hitam, dan warna abang (merah). Penggunaan kedua warna (merah dan emas) sudah biasa di Palembang, untuk menunjukkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Warna emas dan merah menandakan kebesaran," jelas dia.

Baca Juga: Baru Sepekan Ramadan, Penerbangan di SMB II Palembang Naik

3. Non muslim juga boleh berkunjung ke Museum Al-Qur'an Al Akbar

Isi Waktu di Museum Al-Qur'an Akbar Palembang Bisa Sambil TadarusanWisata Religi Museum Al Quran Al Akbar Gandus Palembang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Keunikan Al-Qur'an Al Akbar tak hanya terdengar di kuping warga lokal. Bahkan turis mancanegara ramai-ramai memberikan testimoni mengenai ketakjubannya usai melihat Al-Qur'an dengan ukiran kayu besar.

"Bahkan wisatawan dari negara Eropa dan Cina juga pernah berkunjung ke sini untuk melihat. Bagi non muslim pun diizinkan berkunjung," ujar Syarkoni.

Baca Juga: Tempat Penukaran Uang Baru di Palembang Tersebar 12 Lokasi 

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya