Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota Palembang

Tradisi tahunan di Kampung Arab Palembang

Palembang, IDN Times - Rumah Ustad Taufik Hasnuri, satu ustad ternama di Kota Palembang di kawasan Kampung Arab di Jalan KH Azhari, 12 Ulu Palembang, Selasa (10/9) siang, mendadak ramai.

Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Mereka datang ke rumah sang ustad dengan membawa wadah tempat makan berupa piring, mangkok dan baskom kecil. Ternyata, warga tersebut mengantre untuk mendapatkan bubur Asyura secara gratis.

"Kami mengantre dari siang tadi. Buburnya enak, memang setiap tahun selalu ada dan kami selalu mengantre di sini," kata Alwan, warga Kampung Arab di Jalan KH Azhari, 12 Ulu Palembang.

Ustad Taufik Hasnuri sendiri memang tiap tahun selalu membagikan bubur asyura kepada masyarakat sekitar, setiap tiba perayaan hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharam.

"Hari ini tanggal 10 Asyuro, di mana Allah melepaskan bala bencana dan ujian dari para rasul dan nabi. Nabi Musa selamat dari kejaran, lalu keluarnya Yunus dari perut ikan, sembuh penyakit nabi Ayub, Nabi Yakub sembuh matanya. Yusuf keluar dari dalam sumur dan kemudian Ibrahim dari api raja Nambrud," ungkap Ustad Taufik, Selasa (10/9).

1. Asal muasal kisah bubur Asyura berawal dari Kisah Nabi Nuh

Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Menurut Ustad Taufik, sejarah bubur Asyura pertama kali berawal saat zaman Nabi Nuh AS bersama umatnya melarikan diri dari banjir bandang. Saat itu, umat Nabi Nuh memakan kacang-kacangan karena stok makanan sudah menipis. Kemudian, seluruh makanan dikumpulkan menjadi satu, dan dicampur hingga menjadi bubur yang dikenal dengan Asyura.

"Nabi Nuh dalam perjalanannya sampai ke Bukit Judi. Umat yang ada di kapal berasa lapar. Jadi makanan dikumpulkan jadi satu jadilah bubur. Maka disebutlah nama bubur Asyura, bubur yang di santap saat tanggal 10 Muharam," ujar dia.

2. 10 Muharam masyarakat dianjurkan untuk bersedekah

Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Ustad yang dikenal kocak dalam menyampaikan ceramah dan dakwahnya itu melanjutkan, kalau 10 Muharam atau Hari Asyura juga diperingati sebagai hari kebaikan bagi langit, bumi, matahari, bulan dan alam semesta tercipta. Untuk itulah, dalam perayaan 10 Muharam ini, dianjurkan bagi umat Islam untuk melakukan kebaikan terutama bersedekah.

"Hari ini dianjurkan untuk melakukan rangkaian ibadah yakni sedekah. Sedekah ini bisa dilakukan dengan apa saja tidak mutlak dengan uang. Bisa dengan bubur, nasi, baju. Pokoknya apa saja yang dapat dibagi," jelas Taufik.

3. Tradisi bubur Asyura di Kota Palembang sudah berlangsung 30 tahun

Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Tradisi Bubur Asyura di Palembang, urai Taufik, sudah berlangsung selama 30 tahun dan dirinya sendiri merupakan generasi kedua yang meneruskan tradisi tersebut. Bubur Asyuro tersebut juga menjadi ciri khas Majelis Taklim Raudhatul Ilmi.

"Sudah berlangsung sejak tahun 1990-an dan mulai kembali digalakkan sejak 16 tahun lalu. Awalnya, pembagian bubur ini untuk santunan anak yatim. Namun, akhirnya kita ubah yang mau datang silakan ambil wadah. Resep buburnya dari orang arab dari para habaib dibawa ke sini," jelas dia.

4. Siapkan 3000 porsi bubur Asyura untuk masyarakat

Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Untuk membuat bubur Asyuro, setidaknya Ustad Taufik bersama petugas majelis membutuhkan banyak bahan mulai dari daging, beras, bumbu rempah dan kaldu. Dari 10 dulang atau dandang, dapat menghasilkan 3.000 porsi bubur.

"Dagingnya 60 kilogram, bawang merah 100 kilogram, putih 70 kilogram, kentang 100 kilogram, beras 160 kilogram. Dulang bubur ada 10, menandakan tanggal 10 Muharam. Jika dibagikan secara rata 3.000 orang bagi masyarakat yang datang," ujar dia.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Bubur Asyura, Kuliner Wajib Saat Bulan Muharram

5. Hanya dalam waktu setengah jam, bubur Asyura ludes dibagikan ke warga

Ini Cerita Bubur Asyura dan Perayaan 10 Muharam di Kota PalembangIDN Times/Rangga Erfizal

Pantauan IDN Times di Kampung Arab di Jalan KH Azhari, 12 Ulu Palembang, bubur Asyura tersebut dibuat sejak pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB. Setelah bubur tersebut dimasak dan didiamkan sejenak, sebelum dibagikan pada pukul 14.00 WIB.

Ratusan warga sekitar yang sudah mengantre sejak pagi, terlihat berkerumun menanti mengambil jatah bubur tersebut pada pukul 14.00 WIB. Hanya butuh waktu setengah jam bubur tersebut sudah ludes habis dibagikan kepada masyarakat.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya