Hotspot Meningkat, Warga Palembang Diminta Waspadai Muncul Asap  

Dua hari terakhir wilayah OKI tertinggi hotspot

Palembang, IDN Times - Dua hari terakhir hotspot di sejumlah daerah di Sumsel kembali meningkat, walau di wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah di guyur hujan. 

Dari laporan satelit Lapan pada Minggu (29/9) malam, terdapat, 262 hotspot, sedangkan pada Senin (30/9) terdapat 198 hotspot  yang masih menyala.

"Sejauh ini asap kembali terpantau di sebagian wilayah Sumatera Selatan," ungkap Kepala bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Sumsel, Ansori, Senin (30/9). 

1. Palembang berpotensi terpapar asap karhutla lagi

Hotspot Meningkat, Warga Palembang Diminta Waspadai Muncul Asap  IDN Times/Rangga Erfizal

Ansori menjelaskan, apapun kondisinya tetap saja penanganan karhutla terus dilakukan oleh tim darat dan udara. Bahkan helikopter water bombing juga kembali memadamkan hotspot yang kembali menyala, terutama wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) yang mencapai 150 titik.

Untuk wilayah OKI, sambungnya, menjadi prioritas agar kebakaran lahan di wilayah tersebut segera ditangani. Karena ditakutkan asap yang ada akan bergerak tertiup angin ke Palembang. "Seperti sebelumnya angin dari OKI kerap bertiup ke arah Palembang," jelas dia.

Ansori melanjutkan, untuk jumlah kebakaran di Sumsel terpantau dari satelit Lapan luar kebakaran di Sumsel mencapai 80.125 hektare. Hingga saat ini ada tiga wilayah yang wilayahnya luas terbakar yakni, Musi Banyuasin (Muba) 24.304 hektare, OKI 24.129 hektare dan Banyuasin 14.612 hektare.

2. Badai Tropis Mitag ancam Sumsel

Hotspot Meningkat, Warga Palembang Diminta Waspadai Muncul Asap  IDN Times/Rangga Erfizal

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Bambang Benny Setiaji mengingatkan, warga Kota Palembang untuk waspada kondisi kabut asap yang dapat datang tiba-tiba. Karena, pengaruh munculnya hotspot dan aktivitas badai Tropis Mitag diperkirakan akan mengarah ke Kota Palembang. Sehingga membawa angin dari wilayah karhutla.

"Umumnya angin akan bertiup dari arah Tenggara – Selatan dengan kecepatan 4-11 Knot (7-20 Km/Jam), mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya," ujar Benny.

Kemudian, intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir akan kembali menurun, BMKG memprediksi hujan belum akan kembali dalam waktu dekat.

"Fenomena ini terjadi karena secara regional, muncul badai Tropis Mitag di Laut Cina Selatan, mengakibatkan kembali adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah badai tersebut," kata dia.

Baca Juga: Diduga Bakar Lahan, Polda Sumsel Bidik Korporasi di Ogan Ilir

3. Kondisi jarak pandang belum berpengaruh

Hotspot Meningkat, Warga Palembang Diminta Waspadai Muncul Asap  IDN Times/Rangga Erfizal

Benny memaparkan, fenomena asap itu terindikasi oleh kelembapan udara yang rendah dan partikel kering di udara. kondisi itu akan membuat jarak pandang menurun, disertai aroma asap yang khas dan berimplikasi terhadap mata perih serta mengganggu pernapasan.

"Matahari akan terlihat berwarna oranye pada pagi atau sore hari, hal ini berpotensi tidak baik jika adanya campuran kelembapan yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asap (smog) yang umumnya terjadi pada pagi hari," papar dia.

Sedangkan untuk jarak pandang, BMKG memprediksi, hingga hari ini masih terpantau baik belum mengakibatkan gangguan penerbangan seperti beberapa pekan lalu.

"Jarak Pandang terendah pada pagi hari tanggal 30 September 2019 berkisar 1000-2000 meter dengan Kelembapan pada saat itu 94-95 persen dengan keadaan cuaca asap yang tidak berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandara SMB II Palembang," tandas dia.

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya