BKSDA Sumsel Musnahkan 11 Nuri Ara Besar Positif Flu Burung

Burung gagal selundup itu alami stres dan infeksi pernapasan

Palembang, IDN Times - Sebanyak 76 hewan dilindungi asal Indonesia Timur yang selamat dari penyelundupan, 11 ekor di antaranya terinfeksi Flu Burung. Sebelas hewan Psittaculirostris desmarestii atau jenis Burung Nuri Ara Besar itu terjangkit setelah tes PCR Avian Influenza (PCR-AI) oleh Balai Veteriner Lampung.

Demi mencegah penularan virus kepada manusia, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) langsung memusnahkan hewan tersebut.

"Total memang ada 11 yang kita pisahkan agar tidak menular ke manusia dan hewan lainnya. Sebelas hewan yang terinfeksi Flu Burung langsung kita musnahkan," ungkap Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnubarata, Selasa (5/10/2021).

1. Hewan yang selamat dikembalikan ke habitatnya

BKSDA Sumsel Musnahkan 11 Nuri Ara Besar Positif Flu BurungHewan dilindungi dikembalikan ke habitatnya (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Ujang, ke-65 hewan dilindungi memiliki jenis yang berbeda-beda. Ada 33 hewan yang dikirim ke Papua, dua jenis ayam Mambruk Viktoria dengan sebaran habitat Jayapura, Biak, Pulau Yepen hingga Nabire.

Lalu tiga ekor Kasturi kepala hitam dengan sebaran Bovendigul, Asmat hingga Mimika, dua ekor Kakak Tua Raja, 17 ekor Soa Payung dengan habitat Merauke dan sembilan ekor Kadal Panama (tidak dilindungi).

Untuk tujuan Papua Barat, pihaknya mengirimkan empat ekor Nuri Hitam dengan habitat berada di sepanjang pesisir Papua Barat hingga Semenanjung Onin.

Sedangkan untuk tujuan Maluku, ada 13 Kasturi Ternate dengan habitat di Maluku Utara, enam ekor Kakak Tua Maluku dengan sebaran Maluku selatan. Serta sembilan ekor kadal Panama (tidak dilindungi).

"Hewan-hewan ini memang endemik Indonesia Timur. Kita sudah berkoordinasi dengan BKSDA di tiga wilayah untuk mengembalikan hewan itu ke habitat aslinya," ungkap dia.

Baca Juga: Puluhan Hewan Dilindungi Asal Indonesia Timur Dikembalikan ke Habitat

2. Psikis hewan selundupan rentan terganggu

BKSDA Sumsel Musnahkan 11 Nuri Ara Besar Positif Flu BurungHewan dilindungi dikembalikan ke habitatnya (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, drh Jafrizal mengatakan, hewan-hewan yang dibawa tanpa standar pengiriman sangat rentan mati. Pihaknya mencatat, banyak hewan yang mati merupakan jenis Kenari Hitam karena lebih mudah stres.

Saat pertama kali memeriksa seluruh hewan, pihaknya menemukan gejala stres. Hewan tersebut umumnya sudah enggan menerima makan atau minum, serta mengalami infeksi saluran pernapasan.

"Hewan ini dibawa dari habitatnya di kawasan Indonesia Timur, bisa melalui udara maupun laut, dilanjutkan dengan jalur darat. Selama perjalanan mereka pasti stres. Hewan ini tidak bisa diperlakukan kasar atau berisik, harus dengan lembut. Kalau tidak, dia akan mati karena sangat berpengaruh pada persoalan psikisnya," ungkap dia.

3. Hewan yang dikembalikan perlu dikarantina

BKSDA Sumsel Musnahkan 11 Nuri Ara Besar Positif Flu BurungBurung kakak tua yang dikembalikan ke habitatnya di Maluku oleh BKSDA Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Dari ke-76 hewan yang selamat selama masa perawatan, ditemukan 11 ekor terinfeksi Flu Burung. Rata-rata mereka yang terinfeksi adalah jenis Nuri Ara Besar. Jafrizal menjelaskan, keseluruhan hewan yang dikembalikan ke habitatnya akan menjalani karantina selama 7-14 hari untuk penyesuaian.

"Setelah diperiksa, Nuri ini paling rentan terkena penyakit. Langkah yang diambil adalah pemusnahan karena menghindari dampaknya ke manusia," tutup dia.

Baca Juga: 118 Hewan Dilindungi Indonesia Timur Gagal Diselundupkan ke Thailand

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya