Baru Enam Bulan, Sebaran Titik Api di Sumsel Lampaui Karhutla 2018

Rentang Januari hingga Agustus 2019, muncul 791 titik api

Palembang, IDN Times - Komandan Satgas Karhutla Sumsel, Kolonel Arhanud Sonny Septiono menyatakan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Sumsel selama Januari hingga Agustus 2019 ini terus bertambah hingga mencapai 791 titik api.

Kondisi ini, melebihi dari jumlah titik api yang terpantau pada musim kemarau tahun 2018 lalu yang hanya 663 titik api. Meski belum bisa disebut parah seperti bencana karhutla tahun 2015 yang mencapai 2.941 titik api, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel memastikan penanganan karhutla terus diupayakan dan dipantau.

"Kami terus berupaya memantau titik api. Karena karhutla ini bencana yang berdampak luar biasa, yang disebabkan 99 persennya oleh manusia," ungkap Komandan Satgas Karhutla Sumsel, Kolonel Arhanud Sonny Septiono, Rabu (14/8).

1. Lahan yang terbakar di 6 kabupaten/kota mencapai 583 hektare

Baru Enam Bulan, Sebaran Titik Api di Sumsel Lampaui Karhutla 2018IDN Times/Rangga Erfizal

Sonny mengungkapkan, karhutla yang terjadi di Sumsel ini tersebar di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Iliri (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Ogan Komering Ulu (OKU), serta Musi Rawas Utara (Muratara).

Terhitung hingga 11 Agustus 2019 ini, dari 6 wilayah tersebut sudah 583 hektare lahan yang terbakar. Namun, tetap saja pihaknya berharap karhutla di Sumsel tidak lebih luas seperti di Provinsi Riau.

"Sebanyak 36 lokasi kebakaran sudah dipasang police line, sedang dalam proses penyelidikan. Sebanyak 182 orang sudah dipanggil sebagai saksi. Kemarin sudah ditangkap 3 orang di OKI dan Muba sudah jadi tersangka 1 orang. Penanganannya diserahkan ke Polres setempat," ungkap Sonny.

2. Jika semua arahan tidak diindahkan, petugas bisa tembak ditempat pembakar lahan

Baru Enam Bulan, Sebaran Titik Api di Sumsel Lampaui Karhutla 2018IDN Times/Rangga Erfizal

Sonny menegaskan, selama ini para pembakar hutan tidak pernah mendengarkan arahan dan maklumat yang dikeluarkan oleh aparat penegak hukum. Atas dasar itu, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas jika semua arahan tidak diindahkan.

"Kalau seperti ini terus, tidak menutup kemungkinan akan saya lakukan tembak di tempat pelakunya. Tetapi kalau memungkinkan, tentu juga ada SOP-nya. Karena kalau tidak ditakuti seperti itu, mereka akan tetap terus melakukan pembakaran," tegas dia.

3. Prediksi BMKG masa kemarau di Sumsel cukup lama

Baru Enam Bulan, Sebaran Titik Api di Sumsel Lampaui Karhutla 2018IDN Times/Rangga Erfizal

Kabarhakam Polri Komjen Condro Kirono sebelumnya sudah menggelar rapat bersama satgas karhutla untuk memantau kondisi karutla di Sumsel. Menurut Condro, sejauh ini penanganan karhutla di Sumsel sudah berjalan baik, baik mulai dari kecepatan pemadaman dan langkah sosialisasi ke masyarakat.

Namun, untuk Sumsel masih terus waspada, mengingat prediksi BMKG tentang bahaya kekeringan dan masa kemarau di Sumsel masih akan berlangsung lama.

“Tim darat, bersama babinsa, bhabinkamtibmas, dan kades, sudah harus tinggal di desa yang rawan kebakaran. Mereka membagikan maklumat dan ancaman terhadap pelaku pembakar. Mobil patroli polsek polres itu harus di branding ‘Satgas Pemburu Pembakar Hutan dan Lahan’ supaya ada efek detterent-nya," ujar dia.

Baca Juga: Polda Sumsel Ringkus 3 Terduga Pelaku Karhutla asal Muba dan OKI

4. Pembakar hutan adalah pelaku tindak pidana

Baru Enam Bulan, Sebaran Titik Api di Sumsel Lampaui Karhutla 2018ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Setelah semua informasi karhutla sudah masif dilakukan, Condro berharap, masyarakat menjadi takut untuk mencoba-coba membakar lahan, dan pelan-pelan mainset membakar hutan bisa diubah.

"Ditekankan bahwa pembakar hutan adalah pelaku tindak pidana, diancam dengan penjara dan denda. Sehingga semua orang sadar akan bahaya karhutla ini,” tandas dia

Topik:

  • Sidratul Muntaha

Berita Terkini Lainnya