Angka Kematian Palembang Tinggi, PPKM Level 4 Berlanjut 6 September

Dua indikator yang memburuk jadi penilaian PPKM Level 4

Palembang, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Palembang berlanjut hingga 6 September mendatang. Meski indikator keterisian rumah sakit (RS) dan kasus COVID-19 menurun, namun indikator lain seperti tracing yang rendah dan tingginya angka kematian belum bisa membuat PPKM menurun.

"Jumlah kasus memang mengalami penurunan, tapi angka kematian Palembang masih tinggi," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (PP2M Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan, Selasa (24/8/2021).

1. Angka kematian Palembang di angka 3,7 persen

Angka Kematian Palembang Tinggi, PPKM Level 4 Berlanjut 6 SeptemberMakam COVID-19 di Gandus Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Angka kematian Palembang secara persentase sekitar 3,7 persen. Seharusnya, indikator yang baik dalam penanganan COVID-19, angka kematian harusnya berada di bawah tiga persen. Dinkes Palembang masih berupaya menjalankan vaksinasi untuk mencegah fatalitas COVID-19.

"Sejauh ini kematian ini masih menjadi salah satu indikator penilaian. Palembang harusnya berada di angka tiga persen," ungkap dia.

Baca Juga: Palembang Tak Punya Anggar Bansos, Pengamat: Hapus Tunjangan

2. Tracing Palembang juga dianggap rendah

Angka Kematian Palembang Tinggi, PPKM Level 4 Berlanjut 6 SeptemberMakam COVID-19 di Gandus Palembang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Selanjutnya, angka tracing juga menjadi indikator penilaian. Tracing Palembang diakui sejauh ini masih rendah. Dari satu orang yang terkonfirmasi positif, hanya dua hingga tiga orang kontak erat yang diperiksa. Akibatnya angka positifity rate masih berada di angka lima persen.

"Harusnya sesuai standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), satu orang positif diperiksa kontak eratnya minimal 14 orang, sedangkan Palembang baru 1:3," ujar dia.

3. Angka BOR Palembang saat ini membaik

Angka Kematian Palembang Tinggi, PPKM Level 4 Berlanjut 6 SeptemberIlustrasi petugas medis yang menangani COVID-19 (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Dari upaya Tracing, Treatment, dan Testing (3T) diakui belum maksimal, kecuali treatment yang dianggap lebih baik. Selain empat indikator itu, 3T juga menjadi salah satu penilaian untuk menurunkan level PPKM yang ada.

"Yang baik saat ini hanya treatment, dinilai dari Bed Occupancy Rate (BOR) yaitu 36,21 persen," tutup dia.

Baca Juga: Siswa SD dan SMP di Muba Mulai Belajar Tatap Muka Terbatas

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya