Angin Pengaruhi Penyemaian Garam di Sumsel Hingga Tak Tepat Sasaran

Kapolda usul perusahaan di Sumsel patungan biayai TMC

Palembang, IDN Times - Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memasuki hari keenam. TMC dilakukan untuk memancing awan hujan, meski tidak selalu hujan yang turun tepat sasaran di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla),

Proses penyemaian yang dilakukan difokuskan dari wilayah Timur Sumatra Selatan (Sumsel), terutama Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Banyuasin yang memiliki lahan gambut cukup luas.

"Kita maksimalkan dari arah timur Sumsel untuk penyemaian garam, sehingga wilayah yang sudah kita petakan akan turun hujan. OKI sudah beberapa kali terjadi hujan yang diakibatkan TMC, namun dalam dua hari terakhir akibat kecepatan angin cukup tinggi berakibat hujan tidak turun tepat sasaran," ungkap Koordinator Lapangan Bidang Pelayanan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT), Purwadi kepada IDN Times, Selasa (15/6/2021).

1. Waktu yang tepat untuk penyemaian garam

Angin Pengaruhi Penyemaian Garam di Sumsel Hingga Tak Tepat SasaranCASA C-212 dari Skuadron IV Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh digunakan untuk lakukan penyemaian udara (IDN Times/Rangga Erfizal)

Purwadi menjelaskan, penyemaian garam di langit Sumsel membutuhkan bantuan alam. Masa peralihan musim hujan menuju kemarau seperti sekarang dianggap tepat untuk proses TMC.

Jika menunggu saat kemarau, maka potensi awan hujan yang dihasilkan juga akan berkurang. Hal inilah yang dicegah ketika kekeringan terjadi demi memudahkan proses pemadaman ketika terjadi karhurla.

"Tanpa ketersediaan awan hujan akan menyulitkan TMC. Kebetulan saat ini awan mendukung, kita maksimalkan dengan menyemai garam," ujar dia.

Baca Juga: Hujan Beberapa Hari Terakhir di Sumsel Dipicu Modifikasi Cuaca

2. Kapolda Sumsel sebut TMC sudah dilakukan dengan tepat

Angin Pengaruhi Penyemaian Garam di Sumsel Hingga Tak Tepat SasaranIlustrasi Water Bombing memadamkan api akibat karhutla (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri menuturkan, sejauh ini proses TMC cukup berhasil. Kondisi sekarang katanya harus dimaksimalkan untuk membasahi lahan gambut yang rawan terjadi kebakaran karena kekeringan.

"Kita manfaatkan teknologi untuk mencegah karhutla. TMC sudah sangat tepat dilakukan di Sumsel," ujar Eko.

3. Kapolda ajak perusahaan patungan membiayai TMC

Angin Pengaruhi Penyemaian Garam di Sumsel Hingga Tak Tepat SasaranKapolda Sumsel, Irjen Pol Eko Indra Heri (IDN Times/Rangga Erfizal)

TMC membutuhkan biaya yang besar tiap kali terbang. Menurutnya, TMC tidak hanya melibatkan pemerintah daerah dan pusat, melainkan juga perusahaan swasta di bidang perkebunan yang beroperasi di Sumsel. Setiap perusahaan katanya bisa melakukan urunan untuk mencegah karhutla.

"Saya berencana demikian. Karena biayanya (TMC) cukup mahal, jadi setiap perusahaan bisa diajak urunan," beber dia.

Sebagai pencegahan dini, maka lahan-lahan yang berada di dekat wilayah konsesi akan merasakan dampak. Selain optimalisasi pencegahan oleh tim pemadam masing-masing korporasi.

"Karhutla bisa dicegah karena lahannya basah akibat hujan buatan," tutup dia.

Baca Juga: Mulai Alami Kekeringan, OKI dan OI Siaga Karhutla 2021

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya