Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove 

Manusia cuma bisa bertahan 40 tahun jika mangrove rusak, lho

Palembang, IDN Times - Kawasan pantai timur Sumatra Selatan (Sumsel) yang terletak di wilayah Ogan Komering Ilir (OKI), terus diterjang banjir rob dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya tak lain karena kerusakan ekosistem mangrove yang menjadi benteng terakhir air laut menuju darat.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bakau Sumsel mencatat, beberapa kawasan mangrove di pesisir pantai timur yang bersebelahan dengan Lampung mengalami kerusakan.

"Kerusakan mangrove di pantai timur tidak menyebabkan abrasi melainkan banjir rob. Kerusakan mangrove itu dalam beberapa tahun belakang mulai terasa sehingga rutin terjadi rob di sana," ungkap Direktur LSM Bakau Sumsel, Paisal kepada IDN Times, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga: 3 Daerah di Sumsel Bakal Bentuk Tim Restorasi Mangrove

1. Faktor alam pengaruhi kerusakan mangrove

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove Ilustrasi banjir (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Dari data Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel, ada sekitar 171.629 hektare (Ha) hutan mangrove tersebar di sepanjang pantai timur Sumsel yang membentang dari Kabupaten OKI, Banyuasin, hingga Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Dari keseluruhan mangrove tersebut tercatat ada 49.540 Ha sudah rusak.

"Perubahan iklim turut memengaruhi pergeseran gelombang rob, pasir menjadi naik mengubah kawasan pesisir. Karakter mangrove jadi tidak cocok karena perubahan bentang pesisir yang berpasir," ungkap dia.

Menurut Paisal, kerusakan ekosistem mangrove tidak serta merta akibat perambahan, tambak udang, dan tambak ikan di kawasan pesisir. Faktor alam juga erat berkaitan dengan rusaknya tanaman di wilayah mangrove.

"Kondisi alam turut memengaruhi kondisi mangrove seperti suksesi alami, di mana mangrove tua tidak sanggup menyesuaikan dengan kondisi perubahan alam," jelas dia.

Baca Juga: Mangrove di Pantai Timur Sumsel Kian Kritis, Perambahan Jadi Pemicu

2. Masyarakat pesisir mulai rasakan dampak rob

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (Mera) Yayasan Konservasi Alam Nusantara, M Imran Amin (Dok: YKAN)

Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (Mera) Yayasan Konservasi Alam Nusantara, M Imran Amin mengatakan, ancaman banjir rob di wilayah pesisir Sumsel merupakan dampak nyata dari kerusakan mangrove. Hutan mangrove merupakan tanaman yang dapat mencegah terlepas emisi karbon ke lapisan ozon.

"Cuaca akan menjadi ekstrem akibat kerusakan mangrove. Banjir rob terjadi karena perubahan iklim, ditambah penurunan muka tanah sehingga semakin mudah rob masuk," jelas dia.

Imran bahkan mendapat fakta bahwa masyarakat yang tinggal di pesisir dengan kehidupan sehari-hari dari hasil tambak mulai terdampak. Mereka mendapati tambak udang atau bandeng miliknya mulai terendam air yang meningkat dari sebelumnya.

"Dari informasi masyarakat, wilayah pesisir yang mangrove-nya terjaga masih aman dari rob. Berbeda dengan wilayah tambak perlahan mulai tenggelam. Masyarakat perlu membuat tanggul untuk mencegah air dari laut meluap," jelas dia.

3. Mangrove menyimpan karbon lebih besar dari hutan tropis

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove Ilustrasi pajak karbon. (sumber: blogs.worldbank.org)

Indonesia memiliki kawasan hutan mangrove sepertiga dari kawasan mangrove dunia. Sedangkan Sumsel merupakan wilayah dengan luasan mangrove kedua terbesar setelah Riau di Pulau Sumatra. Dari kondisi ini, Imran menilai dunia sangat bergantung dengan Indonesia dalam mencegah kiamat akibat terlepasnya emisi karbon.

"Perubahan iklim makin terasa karena banyaknya emisi karbon terlepas ke udara dan menyebabkan lapisan ozon berkurang yang berimplikasi naiknya suhu bumi. Dari prediksi yang ada, 40 tahun ke depan kalau tidak ada upaya menjaga emisi karbon, manusia dipastikan tidak bisa hidup lagi," jelas dia.

Dibandingkan kawasan hutan tropis, mangrove menjadi ekosistem alam yang mampu menyimpan karbon. Untuk di wilayah OKI, hasil riset Mera mencatat, mangrove dapat menyimpan 1.000 ton karbon per hektare.

"Dari segi global, dunia sangat bergantung dengan mangrove. Mangrove mampu menyimpan karbon empat kali lebih besar dari hutan tropis," jelas dia.

Tak sampai di sana, mangrove yang baik dinilai mampu menahan laju gelombang laut hingga 70 persen. Artinya saat terjadi tsunami tinggi, mangrove dapat menjadi penolong masyarakat pesisir. Berbagai riset tentang mangrove terus dilakukan, hasilnya, mangrove menjadi salah satu inti kehidupan manusia.

"Dari riset yang kita punya, hampir 70 persen ikan di laut menghabiskan hidupnya di mangrove. Bukan cerita bohong kalau nelayan kita akan sulit mencari ikan jika mangrove rusak," jelas dia.

Baca Juga: 20 Persen Kawasan Mangrove Sumsel Rusak Akibat Alih Fungsi Hutan 

4. Hutan mangrove banyak dialihfungsikan jadi tambak

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove ilustrasi (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Mera juga mencatat total luasan hutan Mangrove di kabupaten OKI sebesar 40.020,16 Ha. Dari luasan lahan yang ada sekitar 39.655,37 Ha menjadi tambak dengan total 21.893 petak tambak. Imran mengakui dampak tambak sangat buruk bagi kondisi mangrove, masyarakat diharapkan tidak lagi membuka tambak baru ke depannya.

"Kita tidak mau menyalahkan masyarakat. Kebanyakan masyarakat belum mengetahui kawasan tambak yang dikelolanya merupakan kawasan hutan lindung," ungkap dia.

Upaya ke depan adalah mencegah agar mangrove yang tersisa tidak ikut rusak. Mera berupaya melakukan pendampingan penguatan ekonomi masyarakat di kawasan pesisir. Menurutnya, dengan ekonomi yang kuat, masyarakat bisa dicegah untuk melakukan perusakan mangrove.

"Upaya kita ke depan dengan merestorasi ekosistem mangrove. Kita melibatkan masyarakat untuk menjaga sebagai jalan tengah mengatasi kerusakan ekosistem," beber dia.

5. Mangrove simpan keanekaragaman flora dan fauna

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove Ilustrasi kawasan mangrove (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Dalam hamparan hutan mangrove di OKI, ada banyak keragaman flora dan fauna. Imran mengatakan dari hasil riset menemukan ada 22 jenis mangrove yang ada di pesisir OKI hingga perbatasan Lampung. Sebanyak 12 mangrove mayor, 3 mangrove minor dan 7, lalu beragam jenis ikan, mamalia, hingga burung bercokol di kawasan mangrove.

"Bahkan mamalia terancam punah turut ditemukan di sana. Ada 115 burung termasuk beberapa kategori burung migran," jelas dia.

Hal ini menunjukan keberlangsungan mangrove tidak hanya berdampak pada manusia melainkan keragaman hayati yang ada. Untuk merestorasi mangrove perlu upaya bersama. Menjadi permasalahan besar banyak yang menganggap mangrove hanya sebagai hamparan hutan di pesisir yang tak memiliki dampak.

"Mangrove selalu dialihfungsikan atas nama pembangunan. Secara hukum menurut perundang-undangan mangrove baru dilindungi jika berada dikawasan konservasi. Menjadi soal 70 persen mangrove Indonesia terancam karena hanya ada 30 persen yang ada di kawasan lindung," jelas dia.

6. Mengembalikan fungsi ekosistem mangrove lewat riset

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove IDN Times/Dhana Kencana

Selama ini upaya melindungi mangrove hanya dilakukan secara simbolis dengan menanam pohon. Padahal yang lebih penting ketimbang harus menanam pohon adalah dengan mengembalikan ekosistemnya terlebih dahulu.

"Menanam mangrove tanpa memperbaiki ekosistemnya tidak salah tetapi tidak tepat. Maka penting, untuk melakukan riset (perencanaan) sehingga tahu dahulunya hamparan mangrove ditanami jenis apa sebelumnya. Hidrologinya seperti apa," jelas dia.

7. Sekda minta daerah pesisir bentuk tim menangani permasalahan gambut

Ancaman Rob di Pantai Timur Sumsel, Kasus Nyata Kerusakan Mangrove Sekda Sumsel, SA Supriono (Dok: Humas Pemprov Sumsel)

Sekda Sumsel, SA Supriono, sepakat mengedepankan upaya pencegahan kerusakan dan merestorasi mangrove yang rusak. Kehidupan pesisir dinilai bisa menopang seluruh kehidupan antara daratan dan perairan.

"Restorasi Mangrove sangat berdampak untuk menjaga alam dan kelestarian lingkungan, di mana perubahan iklim sangat memengaruhi keberadaan mangrove saat ini," jelas dia.

Dirinya bahkan meminta tiga daerah di Sumsel yang memiliki hamparan mangrove agar serius dan membentuk tim khusus untuk menangani masalah mangrove di daerah masing-masing. Adapun ketiga daerah adalah Kabupaten Muba, Banyuasin, dan Kabupaten OKI.

"Restorasi mangrove banyak memberikan manfaat, terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Apalagi mangrove juga membantu alam untuk mendapatkan kualitas udara yang lebih baik dan bersih," tutup dia.

Baca Juga: Tambak Udang Picu Ratusan Hektare Kawasan Mangrove di Sumsel Rusak

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya