Ancaman Karhutla, 10 Hektare Lahan Gambut Terbakar di OKI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ogan Komering Ilir, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali melanda kawasan gambut di wilayah Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kebakaran tersebut melanda sekitar 10 Hektare (Ha) lahan, namun berhasil dipadamkan pada Rabu (9/8/2023).
"Untuk di kawasan Cengal sudah berhasil kita padamkan. Total luasan lahan gambut yang terbakar mencapai 10 Ha," ungkap Kepala Balai Pengendalian Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatra, Ferdian Kristanto, Kamis (10/8/2023).
Baca Juga: Sumsel Optimalkan Modifikasi Cuaca Selama 10 Hari Pancing Awan Hujan
1. Pangkalan Lampam sudah terbakar tiga hari
Tak hanya di Cengal, Ferdian juga menuturkan peristiwa karhutla juga terjadi di dua wilayah lain, yakni di kawasan Desa Deling, Kecamatan Pangkalan Lampam dan Desa Palem Raya, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Menurutnya wilayah Pangkalan Lampam hingga sejauh ini masih dalam penanganan, baik tim darat maupun udara menggunakan Water Bombing.
"Tim darat masih melakukan pemadaman. Kebakaran di Pangkalan Lampam sudah terjadi selama 3 hari, sedangkan di Palem Raya tim sudah," jelas dia.
Baca Juga: Masuk Puncak Kemarau, 5 Daerah di Sumsel Waspada Potensi Karhutla
2. Gambut di OKI sudah mulai kering
Tim gabungan terus berupaya memadamkan api lewat jalur udara dan darat. Menurutnya, kondisi di lapangan sudah menunjukan tanda-tanda kekeringan dan hotspot (titik panas) mulai menyebar.
"Kondisi tinggi air muka tanah di wilayah gambut sudah mulai terlihat mengering dibanding bulan lalu," jelas Ferdian.
3. Lokasi kebakaran sulit diakses
Upaya masif kini dilakukan Satgas Penanganan Karhutla untuk melakukan berbagai metode, salah satunya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menyemai garam di awan yang masih berpotensi hujan.
"Kendala pemadaman berada pada akses menuju lokasi kebakaran. Selain itu kondisi kekeringan pada lahan gambut menjadi bahan bakar, ditambah angin kencang yang berubah-ubah arah," tutup dia.
Baca Juga: PPIKHL Wilayah Sumatra Ingatkan Ancaman Kekeringan Gambut