6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga Modern

Sejarah Sumsel tersimpan rapih di enam museum ini

Palembang, IDN Times - Palembang merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Hingga 2021, usia Palembang tercatat sudah 1.339 tahun. Penghitungan usia itu berdasarkan keterangan dari Kedukan Bukit, prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya dalam aksara Pallawa.

Peninggalan kebudayaan dan situs-situs peninggalan peradaban kehidupan masyarakat pesisir hingga masyarakat pedalaman Sumsel, tersimpan rapih di Museum Nasional di Jakarta dan Palembang, Sumsel.

Adapun museum-museum di Palembang pun beragam dengan kekhususan masing-masing. Museum-museum ini pun dapat dikunjungi masyarakat.

1. Museum Tempat Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (TPKS)

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga Modernreplika kapal Cheng Ho (instagram.com/kerrickstory)

Tempat pertama adalah museum Sriwijaya yang berada di Jalan Syakirti Karang Anyar, Palembang. Museum ini terletak di Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Lokasinya diperkirakan menjadi tempat salah satu situs penting kerajaan. Banyak arca atau artefak peninggalan kerajaan maritim terbesar di Indonesia itu yang disimpan di sana.

Koleksi yang dipamerkan di Museum Sriwijaya mencapai 500 artefak. Jumlah tersebut belum termasuk berbagai pecahan artefak yang belum terdata karena jumlahnya yang sangat banyak.

Untuk mengunjungi museum Sriwijaya, pengunjung dapat datang mulai Senin hingga Sabtu, dibuka sejak pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Baca Juga: Museum Balaputera Dewa Selamatkan Benda Bersejarah dari Abad ke-16

2. Museum terbesar simpan sejarah Sumsel

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga ModernPalembang Tourism

Museum kedua adalah Balaputra Dewa. Tempat ini merupakan museum terbesar di Sumsel yang menyimpan lebih banyak peninggalan sejarah. Peninggalan yang disimpan di sana berasal dari Masyarakat Pra Sejarah di Sumsel, hingga perang kemerdekaan Republik Indonesia terekam jelas dari peninggalan artefak atau benda sejarah lainnya.

Ada 7.000 item koleksi tersimpan di museum yang terletak di Jalan Srijaya 1 nomor 288 KM 5,5 Kota Palembang itu. Macam-macam peninggalan yang ada seperti arca Pra Sejarah atau dikenal dengan peninggalan Megalit, prasasti dari peninggalan peradaban kerajaan Sriwijaya, hingga kitab-kitab kuno tersimpan rapih dan dipamerkan di museum tersebut.

Berbagai benda bersejarah itu dikumpulkan sejak masa Belanda. Berbagai Profesor asal Negeri Kincir Angin itu banyak yang menjelajah wilayah pedalaman Sumsel dan meneliti peninggalan bersejarah. Penelitian itu lalu dilanjutkan oleh ahli sejarah Indonesia. Berbagai peninggalan yang pun kembali dikumpulkan dan dipelajari.

Pada halaman belakang musem, terdapat Rumah Limas yang menjadi ciri khas Sumsel. Rumah Limas ini sempat menjadi potret di uang pecahan Rp10.000. 

Museum ini menyimpan 10 jenis koleksi benda sejarah mulai dari Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa, dan Teknologi Modern.

Untuk mengunjungi Museum Balaputra Dewa, pengunjung bisa datang setiap Senin hingga Sabtu, dibuka sejak pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Baca Juga: Kilas Sejarah Kue Delapan Jam dan Maksuba, Kue Basah Khas Palembang

3. Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga ModernPotret dahulu dan sekarang Museum SMB II di Palembang (IDN Times/Dok. Feny Maulia Agustin)

Museum berikutnya adalah Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II yang terletak di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. Museum ini terletak tak jauh dari Sungai Musi. Ada sekitar 556 koleksi benda bersejarah, mulai dari bekas peninggalan Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang. Nama Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II dijadikan nama museum untuk menghormati jasanya bagi Palembang.

Bangunan museum ini merupakan salah satu gedung bersejarah di Palembang. Areanya merupakan Benteng Koto Lama, tempat areal strategis kesultanan Palembang. Wilayah tersebut sempat dibakar di masa penjajahan Belanda, lalu didirikan bangun gedung tempat tinggal Residen Belanda.

Pada masa Kependudukan Jepang, gedung ini dipakai sebagai markas dan dikembalikan ke penduduk Palembang ketika proklamasi pada 1945. Museum ini sempat direnovasi dan difungsikan sebagai markas Kodam II/Sriwijaya hingga akhirnya menjadi museum.

Untuk mengunjungi museum SMB II Palembang, pengunjung bisa datang pada Selasa hingga Minggu, dibuka sejak pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.

Baca Juga: Tentang Bidar, Perahu Patroli Kesultanan Palembang di Sungai Musi     

4. Museum pejuang kemerdekaan di Palembang

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga ModernIlustrasi wisatawan kunjungi Museum AK Gani Palembang di Jalan Jalan MP Mangkunegara, Nomor 1 Sukamaju, Kecamatan Ilir Timur II (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selanjutnya adalah Museum dr AK Gani yang didirikan untuk mengumpulkan dan melestarikan benda-benda bersejarah, yang berkaitan dengan kehidupan perjuangan kemerdekaan. Gani merupakan pemimpin sekaligus pejuang pada masa kemerdekaan.

AK Gani menjadi pahlawan nasional asal Sumatra yang mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Museum ini banyak mengoleksi peninggalan Gani seperti bintang jasa, piagam, surat-surat keputusan, foto perjuangan, cinderamata, peralatan rumah tangga, peralatan kantor, buku-buku referensi pribadi, dan mobil Jeep milik AK Gani.

Pengunjung diberi kesempatan untuk melihat koleksi museum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak museum yakni, Senin sampai Sabtu sejak pukul 09.00-17.00 WIB.

Baca Juga: Menengok Kampung Kapitan, Peninggalan Peranakan Tionghoa di Palembang

5. Museum tekstil Palembang

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga ModernPotret dahulu dan sekarang Museum Tekstil di Palembang (IDN Times/Dok. Feny Maulia Agustin)

Lalu ada museum Tekstil Palembang yang berada di kawasan Kambang Iwak. Museum ini menempati bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial Belanda yang dibangun pada 1883 dengan arsitektur Eropa. Bangunan museum tekstil ini sendiri dulunya adalah rumah tinggal Burgemeester (Wali kota) Palembang.

Pada bagian depan terdapat satu meriam di depan gedung, dan patung pengantin pria dan wanita berpakaian adat Sumatra Selatan (Sumsel). Usai kemerdekaan bangunan ini digunakan pemerintahan. Pada 1961, bangunan digunakan sebagai Kantor Inspektorat Kehakiman, kemudian diganti Kantor Kejaksaan Tinggi.

Gedung ini juga sempat menjadi Kantor Pembantu Gubernur dan tempat tinggal Ketua DPRD Tk.1, hingga kemudian difungsikan lagi sebagai Kantor BP7. Alih fungsi selanjutnya bangunan cagar budaya ini sempat menjadi Kantor Balitbangda Pemprov Sumsel, hingga akhirnya menjadi Museum Tekstil pada 2007.

Museum ini banyak menyimpan batik khas Palembang dan sebagai pusat kerajinan kain khas Sumsel. Namun waktu kunjungan ke museum harus mendapat izin terlebih dahulu oleh pengelola.

6. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang

6 Museum Palembang Simpan Benda Pra Sejarah Sumsel Hingga Modernindonesiakaya.com

Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Palembang juga menjadi tempat penyimpanan barang bersejarah di Palembang di zaman kemerdekaan. Monpera memiliki bentuk yang unik terdapat patung burung garuda berukuran besar di dinding, dan di bawahnya terdapat tulisan fungsi dan makna dari arsitektur.

Bangunan ini menjadi pengingat tentang perang lima hari lima malam di Palembang saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Monpera terbuka untuk masyarakat yang ingin berkunjung setiap hari sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.

Baca Juga: Berkunjung ke Monpera Palembang, Bangunan Sejarah Bagi Pejuang Sumsel

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya