5.000 Rumah di Sumsel Terendam Banjir Dalam Sepekan Terakhir

Banjir dua meter di Mura dan terparah di Lahat

Palembang, IDN Times - Dampak banjir bandang yang menerjang Sumatra Selatan dalam sepekan terakhir mengakibatkan tujuh daerah terendam. Daerah yang terdampak bencana berada di Lahat, Muara Enim, Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin (Muba), Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, dan Prabumulih. Sawah-sawah terendam dan ribuan rumah terdampak banjir.

"Sejauh ini prakiraan ada 5.000 rumah milik warga yang terendam. Namun data itu akan bertambah mengingat luasnya wilayah banjir. Kita sedang melakukan pemutakhiran data," ungkap Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, Selasa (14/3/2023).

Baca Juga: BMKG Ingatkan 16 Daerah di Sumsel Berstatus Waspada Usai Hujan Deras

1. Tiga orang meninggal akibat banjir

5.000 Rumah di Sumsel Terendam Banjir Dalam Sepekan TerakhirKepala Bidang Penanganan Kedaruratan Bencana BPBD Sumsel, Ansori (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ansori menjelaskan, banjir yang terjadi di tujuh kabupaten dan kota telah menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Ia meminta kepada masyarakat agar menghindari wilayah rawan seperti sungai dan perbukitan.

"Untuk korban jiwa tercatat ada tiga orang," jelas dia.

2. Hujan masih terjadi, banjir diprakirakan meningkat

5.000 Rumah di Sumsel Terendam Banjir Dalam Sepekan Terakhir(Gubernur Sumsel Herman Deru bersama Bupati Lahat Cik Ujang saat memantau banjir bandang di Lahat) IDN Times/Istimewa

Kabupaten Lahat menjadi wilayah dengan dampak banjir paling parah di Sumsel. Tak hanya menyebabkan korban jiwa, banjir juga menimbulkan kerugian materil bagi masyarakat.

"Banjir tertinggi berada di wilayah Musi Rawas hingga dua meter. Jika hujan terus berlanjut, diprakirakan tinggi muka air akan semakin naik," jelas dia.

3. Banjir pada Maret jadi yang terparah

5.000 Rumah di Sumsel Terendam Banjir Dalam Sepekan Terakhir(Gubernur Sumsel Herman Deru bersama Bupati Lahat Cik Ujang saat memantau banjir bandang di Lahat) IDN Times/Istimewa

Ansori menyebut, banjir ini terjadi karena rusaknya kawasan hutan khususnya di wilayah hulu sungai. Penebangan pohon secara serampangan hingga aktivitas tambang dan galian ilegal, memperparah kerusakan di wilayah hulu sungai.

"Sepanjang tahun, kejadian ini merupakan yang terparah di Sumsel," tutup dia.

Baca Juga: Banjir di Musi Rawas Akibatkan Pengolahan Air Bersih di Muba Terhambat

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya