Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

41 Puskesmas di Palembang Gunakan Antigen Tentukan Status COVID-19

ilustrasi tes usap atau PCR swab test (IDN Times/Arief Rahman)

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang menyebut banyak sampel pasien COVID-19 terlambat diumumkan karena penumpukan di laboratorium. Beberapa sampel yang diumumkan pekan ini, umumnya merupakan sampel dari pemeriksaan pekan sebelumnya.

Sebanyak 41 puskesmas yang ada di Kota Palembang dalam sepekan terakhir sudah tidak menjalankan pemeriksaan Polymarese Chain Reaction (PCR). Dinkes Palembang menilai, hal ini akibat laboratorium kelebihan kapasitas periksa.

"Karena sebelumnya Puskesmas dan faskes di Palembang dapat mengirim sekitar 500-700 sampel per hari. Namun sejak Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) mengalami overload pemeriksaan sampel, maka kami tidak lagi memeriksa menggunakan PCR," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan kepada IDN Times, Jumat (23/7/2021).

1. PCR dilakukan mandiri di laboratorium swasta

default-image.png
Default Image IDN

Yudhi menjelaskan, masyarakat yang masih menginginkan tes PCR akan dialihkan ke rumah sakit atau laboratorium swasta. Hanya saja, pemeriksaan tersebut dilakukan secara mandiri atau biayanya tidak ditanggung pemerintah.

Menurutnya, wajar saja jika pengiriman sampel ke BBLK Palembang mengalami penumpukan karena ada kenaikan kasus. Sebelumnya, kasus positif lewat PCR di Palembang sempat menyentuh angka 300-500 kasus per hari.

"Bisa saja ada sampel dari Palembang yang belum karena keluarnya secara bertahap. Karena BBLK tidak hanya memeriksa sampel dari Palembang saja, ada kabupaten dan kota lain," jelas dia.

2. Antigen dijadikan alat pemeriksaan pasien

default-image.png
Default Image IDN

Yudhi menjelaskan, BBLK Palembang yang mengalami kelebihan kapasitas pemeriksaan membuat pihaknya mengalihkan pemeriksaan. Jika sebelumnya menggunakan PCR, maka saat ini pemeriksaan dilakukan dengan Rapid Diagnostik Test (RDT).

Hal ini sejalan dengan surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI nomor H.K.02.02/II/1918/2021, terkait percepatan pemeriksaan sampel di wilayah PPKM Level 3 dan Level 4 cukup menggunakan Rapid Antigen.

"Dengan tidak bisanya PCR, maka kita upayakan dengan rapid tes. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran terbaru, terutama wilayah yang menjalankan PPKM bisa mengguanakn RDT-Ag untuk diagnosis. Kalau positif akan dinyatakan positif," jelas dia.

3. Antigen dilaporkan ke pusat sebagai kasus harian baru

Petugas medis melakukan rapid tes antigen COVID-19 kepada calon penumpang Kereta Api (KA) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (21/12/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Rapid Antigen tidak berbeda dengan PCR. Hasilnya juga tetap dimasukkan ke data nasional. Data dari faskes, puskesmas, dan rumah sakit, akan diinput ke pusat data. Dinkes Palembang kemudian kompilasi data untuk dilaporkan ke Dinkes Sumsel.

"Meski menggunakan antigen, pelacakan kasus COVID-19 di Palembang belum maksimal. Idealnya satu pasien positif dilacak 1:15, namun saat ini baru 1:2," jelas dia.

4. BBLK bantah ada sampel yang menumpuk

Ilustrasi petugas uji swab. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Bidang Pelayanan BBLK Palembang, Lisa Dewi mengatakan, tidak ada pemeriksaan sampel PCR yang menumpuk di laboratorium. Pihaknya memastikan pemeriksaan sampel harian tidak memiliki kendala. Dari 1.000 sampel yang masuk per hari, pihaknya akan memeriksa seluruh sampel tersebut.

"Sampai sejauh ini tidak ada sampel yang terkendala," ungkap Lisa.

Sebelumnya pada 13 Juli 2021 lalu, Lisa sempat mengakui ada sampel harian yang masuk melebihi kapasitas. Dalam satu hari sempat 3.000 sampel, padahal kapasitas periksa harian hanya 1.000 per hari.

"Kapasitas BBLK saat ini 1.000 sampel per hari sesuai pedoman V," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us