Wako Palembang: Drainase yang Minim Jadi Penyebab Banjir 

Pemkot akui volume air tak sebanding dengan saluran air

Palembang, IDN Times - Curah hujan tinggi membuat sejumlah wilayah di Palembang tergenang air dan banjir. Kawasan Simpang Dogan misalnya, membutuhkan waktu sekitar enam jam agar air surut. Banjir yang terjadi cukup lama ditenggarai karena saluran drainase yang tak memadai.

"Curah hujan tinggi, drainase tidak sebanding dengan volume air," ujar Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo, Selasa (14/9/2021).

1. Pompa penampungan air dalam tahap normalisasi

Wako Palembang: Drainase yang Minim Jadi Penyebab Banjir Ilustrasi Jembatan ampera dan sungai musi palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sudah mengantisipasi genangan air agar bisa surut lebih cepat dengan pompa air, namun curah hujan tinggi yang tak membuat drainase mampu menampung volume air.

"Pompa kita juga dalam tahap normalisasi. Kita terus berupaya supaya genangan air cepat surutnya," kata dia.

Baca Juga: Sumsel Bakal Hujan Lebat dan Petir, Warga Diimbau Waspada

2. Genangan air terjadi karena cuaca tidak terprediksi

Wako Palembang: Drainase yang Minim Jadi Penyebab Banjir Ilustrasi hujan (IDN Times/Besse Fadhilah)

Menurut Harnojoyo, pengaruh curah hujan yang tak dapat terprediksi juga menjadi penyebab banjir dan genangan air masih terjadi di sejumlah wilayah dataran rendah.

"Karena kita tidak bisa prediksi cuaca. Yang penting genangan air tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Ke depan, ada pompa tambahan kerja sama Pusri di Sei Buah," timpalnya.

3. Genangan air di kawasan Simpang Polda surut lebih cepat

Wako Palembang: Drainase yang Minim Jadi Penyebab Banjir Situasi terminal kapal di pinggiran Sungai Musi bawah Jembatan Ampera (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang, Ahmad Bastari menyebut, Pemkot Palembang telah melakukan penanganan. Ia membuktikannya dengan air yang surut lebih cepat di beberapa titik, seperti kawasan Simpang Polda.

"Air di Simpang Polda surut lebih cepat, sehari sudah kering. Biasanya di sana bisa sampai 2 hari," ungkap dia.

4. Pekerjaan konstruksi memengaruhi volume air

Wako Palembang: Drainase yang Minim Jadi Penyebab Banjir Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang Ahmad Bastari

Kendati ada sejumlah wilayah mengalami surut lebih cepat, namun pembenahan pompa dan minim drainase masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Palembang menangani kasus banjir. Pengerjaan konstruksi pun turut memengaruhi volume air yang tinggi ketika musim hujan.

"Di Gandus (Perumahan Pemkot) dan Bukit Baru tergenang karena ada pengaruh dari pembangunan kontruksi. Tapi selama kering di bawah enam jam, daerah masih aman," tandas dia.

Baca Juga: Disdik Palembang Tambah Lagi 24 SMP Laksanakan Belajar Tatap Muka

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya