PPPA Sumsel Minta Korban Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri Melapor

Mereka jamin dampingi korban hingga laporkan ke polisi

Palembang, IDN Times - Kasus pelecehan seksual yang diduga dialami mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) masih terus ditelusuri hingga sekarang. Bahkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sumatra Selatan (PPPA Sumsel) turut menindaklanjuti persoalan tersebut.

Plt Kepala Dinas PPPA Sumsel, Henny Yulianti mengatakan, penelurusan terhadap korban dilakukan dengan mengirim pesan melalui media sosial Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri, dan untuk meminta data diri serta informasi jelas korban.

"Sementara baru DM BEM Unsri dan belum ada respon, kalau ada kontak bersangkutan bisa dikirim ke dinas," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (28/9/2021).

1. Dinas PPPA Sumsel siap mendampingi korban ke pihak berwajib

PPPA Sumsel Minta Korban Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri MelaporIlustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Mardya Shakti)

Dinas PPPA Sumsel meminta bantuan siapa pun untuk mencari data korban. Pihaknya juga menerima jika korban berani melaporkan langsung kasus yang dialami ke Dinas PPPA, sehingga persoalan dapat langsung ditindaklanjuti dengan pendampingan psikolog.

"Ketika kami menerima laporan dan terinfokan, kami siap mendampingi korban sampai pihak berwajib. Karena korban biasanya membuthhkan wadah cerita. Kita memahami kondisi korban, apalagi sejauh ini sudah ada keberanian korban speak up," kata dia.

Baca Juga: Viral Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri, Ini Jawaban Rektor

2. Korban pelecehan bisa mengadu ke Dinas PPPA melalui hotline 0711 5735265

PPPA Sumsel Minta Korban Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri MelaporIlustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara Dinas PPPA Sumsel belum menghubungi Rektorat Unsri karena menunggu kepastian laporan. Bila ada yang mengetahui korban terkait, Dinas PPPA Sumsel meminta menghubungi nomor telepon 0711 5735265 pada jam kerja.

"Korban mendatangi langsung UPTD atau kami mendapat info kemudian kami jemput bola. Atau bisa hotline ke kantor. Jadi bahasa kita akan ada penjangkauan," jelasnya.

Selain menunggu informasi korban, tindak lanjut yang belum dilakukan langsung ke Rektorat Unsri karena rasa khawatir ada pihak mengatasnamakan kampus.

"Sekarang masih blur, bisa saja ini tujuannya menyudutkan Unsri. Kita mencari masih meraba," timpal dia.

3. Korban pelecehan sering tak melapor karena takut

PPPA Sumsel Minta Korban Dugaan Pelecehan Seksual di Unsri MelaporIlustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Menyoal data Dinas PPPA Sumsel soal pelecehan seksual selama Januari-September 2021, pihaknya tidak fokus terhadap angka. Melainkan bagaimana penanganan dan apresiasi bagi korban yang berani melapor. Sebab masalah yang dihadapi ini adalah minimnya laporan kepada Dinas PPPA Sumsel.

"Selama ini banyak tidak terlaporkan karena takut. Padahal kita bisa bantu mental mereka seperti mengembalikan kondisi normal, dan apa pun keinginan korban kami akan berusaha memenuhi," jelasnya.

Data terakhir laporan pada Januari-September 2021 di Sumsel mengalami penurunan. Namun jumlah tersebut tidak dianggap sebagai pengurangan kasus, mengingat banyak orang yang tidak melapor.

"Kecil besar angka bisa dilihat dari banyak aspek, besar artinya ada kesadaran, kecil jadi keberhasilan upaya pencegahan atau kurangnya keberanian orang melaporkan. Karena pelecehan ini bukan hanya bagi perempuan, lelaki pun bisa menerima pelecehan," tandas dia.

Baca Juga: Citilink Mendarat di Palembang, Ternyata Ulah Bocil di Pintu Darurat

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya