Peternak di Palembang Terkendala Meyakinkan Hewan Bebas PMK ke Pembeli

Peternak pun mengeluarkan uang mandiri untuk vaksin PMK

Palembang, IDN Times - Wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) pada hewan ternak menjadi masalah bagi peternak. Selain harus menjaga hewan kembali sehat, stok obat dan vaksin pun menjadi kendala jelang Idul Adha.

Menurut Peternak di Palembang sekaligus Pengelola Dwikarya Farm, Idil Fitriansyah, dirinya berjuang lebih ekstra untuk meyakinkan konsumen jika hewan ternak miliknya terbebas dari PMK.

"Banyak konsumen yang takut untuk membeli. Mereka jadi berpikir untuk pesan (hewan ternak), padahal hewan kami sudah sehat," ujarnya, Rabu (6/7/2022).

1. Peternak di Palembang sudah memiliki SKKH

Peternak di Palembang Terkendala Meyakinkan Hewan Bebas PMK ke PembeliPetugas kesehatan hewan melakukan pemeriksaan pencegahan PMK terhadap hewan ternak. (dokumentasi pribadi)

Masih banyak konsumen yang belum memahami jika PMK tidak menular ke manusia. Selain itu, sebagian masyarakat kurang yakin membeli karena menilai jika hewan yang terpapar PMK tidak dapat disembuhkan.

"Walau kami sudah memegang SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) yang menjadi bukti hewan sehat, tapi masih saja harus meyakinkan konsumen dengan perlahan," kata dia.

Baca Juga: Palembang Fokus Vaksinasi PMK Anak Sapi karena Stok Terbatas

2. Peternak mengeluarkan uang mandiri untuk vaksinasi hewan miliknya

Peternak di Palembang Terkendala Meyakinkan Hewan Bebas PMK ke PembeliIlustrasi pemeriksaan kesehatan mulut sapi. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Padahal saat PMK menyebar di Sumsel termasuk di Palembang, pengobatan untuk hewan yang terpapar sudah dilakukan maksimal. Seperti memberikan obat Paracetamol dan ramuan untuk meningkatkan imunitas hewan.

"Karena vaksinasi untuk hewan ini sulit kita dapatkan waktu PMK mewabah. Jadi jatah (vaksin) terbagi-terbagi. Mau tidak mau, peternak harus mengeluarkan dana sendiri," timpalnya.

3. Pembeli hewan kurban baru ramai H-10 Idul Adha

Sementara menyoal apa saja kerugian finansial maupun yang lainnya, Idil enggan menyebutkan penurunan omzet pembelian hewan ternak secara rinci.

Namun yang pasti, pembelian hewan ternak untuk kurban biasanya sudah ramai dari sebulan sebelum Idul Adha. Tahun ini, pemesanan hewan kurban baru ramai H-10 jelang lebaran haji.

"Pasti sangat berdampak sejak PMK ini, turun omzet iya. Maksudnya yang beli juga turun karena baru banyak (pembeli) akhir Juni. Kalau kondisi normal, bisa sebulan sebelum sudah ada (pembeli). Adalah pokoknya (turun omzet) 10-15 persen," tandas dia.

Baca Juga: ACT Dilarang Galang Donasi di Sumsel, Kemensos Cabut Izinnya

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya