Petani Sumsel Bisa Jual Hasil Panen Lewat Aplikasi Pak Tani

Palembang, IDN Times - Perkembangan teknologi dan digitalisasi di Palembang turut membantu petani di Sumatra Selatan (Sumsel). Mereka bisa menjual hasil pertanian melalui aplikasi Pak Tani yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot).
"Aplikasi Pak Tani sebagai wadah jual beli komoditi pertanian, sebagai media penyambung antara pembeli dengan penjual. Sama seperti Olx," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Palembang, Sayuti, Rabu (30/3/2022).
1. Dorong hasil panen pertanian dan perkebunan cepat terjual
Selain mendukung hasil pertanian di Sumsel cepat dipasarkan sesuai segmen, peluncuran Pak Tani juga untuk memulihkan perekonomian pertanian daerah.
"Aplikasi ini mempermudah penjualan bahan pangan dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan," kata dia.
Baca Juga: Mengenal Fitur OBS, Aplikasi yang Efektif Belajar Daring
2. Pengguna aplikasi Pak Tani harus mendaftar
Pengguna Pak Tani harus mendaftar terlebih dahulu dengan nomor telepon yang aktif. Kemudian, pembeli akan diperlihatkan produk-produk pangan dari berbagai pedagang. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, pembeli bisa menghubungi nomor telepon pedagang yang tertera di aplikasi.
"Transaksi atau pengantaran barang tergantung kesepakatan antara pembeli dengan pedagang. Kita sebagai penyalur saja, kedua belah pihak bisa tawar menawar," jelasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Teknik Elektro Unsri Rancang Perangkat Kebun Berbasis IoT
3. Aplikasi Pak Tani bisa diunduh sejak November 2021
Sayuti menyampaikan, kehadiran aplikasi Pak Tani diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat.
"Aplikasi Pak Tani sudah bisa diunduh dari playstore sejak November 2021. Namun sampai saat ini jumlah pengguna aplikasi baru sekitar 300 akun," tambah dia.
4. Wako Palembang minta aplikasi Pak Tani terintegrasi dengan aplikasi terkait
Wali Kota (Wako) Palembang, Harnonoyo melanjutkan, aplikasi Pak Tani bisa digunakan secara maksimal. Semua pihak harus terlibat karena sangat bermanfaat positif bagi petani ataupun pedagang.
"Nanti takutnya ada yang hilang aplikasinya karena pengguna yang sedikit. Semua urusan dan kebutuhan masyarakat harus terangkum dalam satu aplikasi yang terintegerasi dengan segalanya," tandasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Palembang Bikin Aplikasi Deteksi Buah Segar