Pemkot Palembang Klaim Berhasil Tekan Kasus DBD Lewat Fogging Gratis
Intinya Sih...
- Kasus DBD di Palembang menurun signifikan berkat program fogging gratis oleh Dinkes setiap kecamatan dan kelurahan.
- Fogging tidak efektif sebagai tindakan preventif, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pemberantasan sarang nyamuk lebih efektif.
- Data Dinkes Palembang mencatat penurunan kasus DBD dari 727 orang pada 2023 menjadi 219 kasus hingga Juli 2024, dengan Kecamatan Sukarami sebagai wilayah tertinggi penularan.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) mengklaim kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menurun signifikan, karena keberhasilan program rutin fogging gratis untuk tiap kecamatan dan kelurahan di Palembang.
"Program fogging gratis oleh Dinkes berhasil menurunkan angka DBD," ujar Sekda Palembang, Ratu Dewa, Selasa (16/7/2024).
Baca Juga: Terus Naik, Kematian Akibat DBD di Sumsel Tembus 34 Kasus
1. Fogging tidak efektif mengurangi jumlah jentik nyamuk DBD
Padahal berdasarkan penelitian dan publikasi ilmiah, penyemprotan atau tindakan pengasapan menggunakan racun serangga (insektisida) di lingkungan sekitar dengan fogging tidak efektif.
Fogging hanya sebagai tindakan responsif terhadap kasus DBD yang sudah terjadi, bukan sebagai tindakan preventif. Fogging kurang efektif dan tidak mengurangi jumlah jentik nyamuk hingga 70 persen.
Langkah paling ampuh menekan kasus DBD adalah kesadaran diri dari masyarakat untuk menjaga kebersihan, serta turut serta mengendalikan produksi jentik Aedes Aegypti dengan pemberantasan sarang, upaya mengendalikan penularan vektor.
Baca Juga: Penderita DBD di Sumsel Tertinggi Selama 4 Tahun Berturut-turut
2. Kasus DBD di Palembang hingga 727 penderita
Penyebaran DBD lebih cepat dengan pemberian larvasidasi, berantas jentik dengan menaburkan bubuk larvasida. Sementara fogging lebih efektif membunuh nyamuk dewasa. Penularan DBD bisa terhenti jika tak ada lagi jentik berkembang.
"Berdasarkan data, dari April sampai Juli 2024, kasus DBD terus menurun di angka 219 kasus dibandingkan 2023 mencapai 727 orang penderita," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang, Yudhi Setiawan.
3. Kecamatan Sukarami tertinggi kasus DBD di Palembang
Sementara dari data penderita DBD, Kecamatan Sukarami tercatat menjadi wilayah tertinggi penularan kasus tersebut, yakni di angka 105 kasus dan yang terendah ada di Kecamatan Ilir Timur I hanya 25 kasus.
"Dinkes juga menggalakkan program 3M," katanya.
4. Sudah 14 orang jadi korban jiwa akibat menderita DBD
Program 3M yang gencar dikampanyekan Dinkes kota yakni menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi kembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
"Selain itu pembagian abate terus kami lakukan, karena jadi bagian gerakan serentak PSN DBD di tingkat kecamatan. Tercatat sudah 14 korban jiwa meninggal akibat DBD," timpal dia.
Baca Juga: Kasus DBD di Palembang Naik Lagi, Gandus Terbanyak Penderita