Palembang Kabut Tebal Tiap Pagi, BMKG: Bukan Situasi Karhutla

Kabut tebal atau fog terjadi akibat adanya partikel basah

Palembang, IDN Times - Situasi kabut tebal menyelimuti Palembang sejak 25 Mei 2022 hingga saat ini. Kondisi tersebut biasanya disebabkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Namun menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) Palembang, kabut tebal terjadi bukan berasal dari Karhutlah. Melainkan kabut atau embun umum terjadi di Bumi Sriwijaya.

"Ini merupakan fenomena yang biasa terjadi di Sumsel dan bukan situasi karhutla. Masyarakat tak perlu khawatir," ujar Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II SMB II, Desindra kepada, Sabtu (28/5/2022).

1. Kabut tebal terjadi pukul 06:30-07:00 WIB

Palembang Kabut Tebal Tiap Pagi, BMKG: Bukan Situasi KarhutlaJembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Kabut tebal atau fog yang terjadi di Palembang merupakan fenomena alami dari partikel-partikel basah terhadap iklim suatu wilayah dan memang umum terjadi pada pagi hari.

"Mulai dari jam setengah 6 hingga 7 pagi,” kata dia.

2. Kabut tebal berasal dari tiga faktor

Palembang Kabut Tebal Tiap Pagi, BMKG: Bukan Situasi KarhutlaIlustrasi kota yang diselimuti kabut tebal (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Fenomena kabut ini memang sering terjadi di masa transisi dari musim penghujan menuju musim kemarau dan fenomena bakal terus terjadi di tengah musim hinggga akhir kemarau.

"Kabut berasal dari 3 faktor. Yakni kabut adveksi, kabut radiasi, dan kabut pegunungan atau dataran tinggi dan ini tetap terjadi, meskipun di musim kemarau,” jelasnya.

3. Kabut tebal berpengaruh pada jarak horizontal

Palembang Kabut Tebal Tiap Pagi, BMKG: Bukan Situasi KarhutlaANTARA FOTO/Rony Muharrman/​​​​​​​aww

Kendati demikian, kabut tersebut tidak memengaruhi kesehatan atau pernapasan bagi seseorang. Sebab kabut tebal merupakan partikel-partikel basah, yang akan hilang seiring matahari terbit.

"Kategori fog ini hanya berpengaruh pada jarak padang horizontal, yakni kurang dari satu kilometer. Namun untuk kriteria 1-5 kilometer itu biasa kita sebut halimun,” tandas dia.

Baca Juga: BMKG Palembang Prediksi Musim La Nina Berakhir Akhir Maret 2022

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya