Palembang Beli 5.500 Alat Rapid Tes, RSUD Bari Kebagian 1.000 Unit

Palembang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang menggunakan alat uji rapid sebagai pemeriksaan awal pasien terduga COVID-19. Sedikitnya, Pemkot Palembang membeli 5.500 alat rapid dari perusahaan farmasi swasta.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Percepatan COVID-19 di Palembang, Yudhi Setiawan, rapid yang digunakan Palembang diimpor langsung dari luar negeri. "Dinkes beli melalui dua distributor yang ada di Palembang," kata Yudhi kepada IDN Times, Jumat (26/6).
1. RSUD Bari kebagian 1.000 unit alat rapid

Palembang masih mengandalkan rapid sebagai screening awal COVID-19. Alat rapid buatan itu disebut-sebut memiliki 93.4 persen tingkat sensitif dan 97.7 persen spesifik
Dari 5.500 alat rapid yang sudah dibeli itu, sebanyak 1.000 unit sudah didistribusikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari milik Pemkot Palembang. Sisanya, disebar ke seluruh klinik dan Puskesmas yang ada di Palembang.
"Beberapa sudah digunakan untuk pemeriksaan atau uji rapid di pasar, santi dari Gontor, warga suspect, dan lain-lain. Sisanya masih stok oleh Dinkes Palembang," ujar Yudhi.
2. Palembang memprioritaskan penggunaan donasi

Dinas Kesehatn (Dinkes) Palembang menerima alokasi anggaran penanganan COVID-19 sebesar Rp3,3 miliar. Namun baru 35 persen yang terserap, itu pun untuk pembelian alat pelindung diri (APD) berupa hazmat, masker N-95, cairan desinfektan dan sebagainya.
Menurut Kepala Subbagian (Kasubbag) Dinkes Palembang, Novi Herlina, penanganan kesehatan COVID-19 sejak awal lebih banyak memanfaatkan bantuan atau donasi dari berbagai pihak.
"Puskesmas dan rumah sakit menggunakan hasil donasi. Kalau stok sudah habis, baru belanja dengan anggaran dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) yang sebagian realisasi menggunakan dana BTT (belanja tak terduga)," ujarnya.
3. Harnojoyo sebut penanganan COVID-19 sudah tepat

Wali Kota Palembang (Wako) Palembang, Harnojoyo menegaskan, meski wilayahnya berada di zona oranye namun terjadi pengurangan penyebaran dilihat dari jumlah kasus yang mengalami penurunan.
Kendati begitu, Harnojoyo berjanji akan mengevaluasi penularan COVID-19 di tempat-tempat yang menjadi potensi penyebaran. Seperti dua pasar yang telah menjadi klaster, pasar Kebon Semai dan Kebun Bunga Palembang.
"Pasar-pasar lain akan kita evaluasi dari yang sudah kita lakukan di pasar sebelumnya (Kebon Semai dan Kebun Bunga). Sejauh ini, kita minta pedagang pasar melalui pengelola untuk mematuhi standar kesehatan," katanya.