Pakai Beras Premium, Bulog: Penyaluran Beras ASN Bukan Subsidi

Bulog jual beras premium ke ASN Rp14.110 per kg

Palembang, IDN Times - Badan Usaha Logistik (Bulog) menyataka,n penyaluran beras untuk aparatur sipil negara dilakukan dengan sistem business to business (B2B), bukan subsidi. Menurut Kepala Bulog Sumsel, Babel Elis Nurhayati, ASN nantinya akan mendapat beras premium, bukan medium.

Hal itu membantah pernyataan Pj Gubernur Sumsel sebelumnya Pj Gubernur Elen Setiadi, yang menyebutkan bahwa program penyaluran beras kepada ASN itu dilakukan dengan mekanisme subsidi dan memakai beras terjangkau, yani beras SPHP atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.

"Yang dibicarakan Pj Gubernur Sumsel (Elen Setiadi) adalah penyaluran beras komersil, bukan Bukan SPHP (beras medium), karena ini penyaluran yang tujuannya untuk menyerap hasil panen beras yang memang dari petani di Sumsel," kata Babel Elis Nurhayati, Rabu (21/8/2024).

Baca Juga: ASN Sumsel Bakal Terima Beras Subsidi Agar Inflasi Terkendali

1. Penyaluran beras kepada ASN menggunakan mekanisme B2B. Apa itu?

Pakai Beras Premium, Bulog: Penyaluran Beras ASN Bukan Subsidiilustrasi beras (pixabay.com/allybally4b)

Lebih lanjut Babel menjelaskan, Bulog akan menyalurkan beras kepada ASN dengan mekanisme business to business atau B2B. 

"Murni B2B (transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan ke perusahaan lain). Jadi ini penyalurannya, yaitu ASN membeli langsung beras di Bulog dan ASN ini diakomodir oleh OPD lalu dikumulatifkan (jumlah penyaluran beras)," jelas dia.

Meski menggunakan B2B, penyaluran beras komersil kepada ASN di Sumsel itu menggunakan harga jual yang lebih murah dari pasaran, yakni Rp14.110 per kilogram (kg). Sebagai perbandingan, harga umum beras premium adalah sebesar Rp14.900 per kg. 

2. Alokasi penyaluran beras ASN sudah berjalan hingga Juli 2024

Pakai Beras Premium, Bulog: Penyaluran Beras ASN Bukan SubsidiIlustrasi beras (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Penyaluran beras ke ASN tersebut merupakan program Pemprov Sumsel itu untuk menjaga stabilitas ekonomi. Bekerja sama dengan Bulog, penyaluran beras itu juga  merupakan bentuk nyata meningkatkan serapan produksi dan daya jual beras asli Sumsel langsung dari petani lokal, bukan dari beras impor.

Sejauh ini, kata Babel, alokasi penyaluran beras sudah sampai bulan Juli 2024. Dia mengakui, penyaluran alokasi beras pada Desember 2023 terlambat dan baru tuntas Januari 2024. 

Baca Juga: Program Beras Subsidi ASN Sumsel dengan Sistem Pembelian ke Bulog

3. Bulog targetkan penyerapan beras hingga akhir tahun di angka 47 ribu ton

Pakai Beras Premium, Bulog: Penyaluran Beras ASN Bukan SubsidiIlustrasi stok beras di Bulog. (Dok. IDN Times/istimewa)

Bulog mencatat pada Agustus 2024, serapan beras dari hasil panen petani lokal sudah di angka 607 ton yang telah disalurkan kepada ASN. Jumlah tersebut akan terus bertambah, seiring produksi panen beras di akhir Agustus dan awal September tahun ini.

Berdasarkan pencapaian serapan beras sistem B2B, penyaluran beras sudah 91 persen. Sepanjang Januari 2024 hingga saat ini penyaluran di angka 43 ribu ton dari target 47 ribu ton sampai akhir 2024.

Penyaluran beras saat ini fokus pengiriman ke Palembang, OKI, Muara Enim, Lubuklinggau dan Musi Rawas dengan jumlah distribusi masih dalam pembahasan lebih lanjut bersama pemerintah terkait.

4. Ada 53.075 ASN yang akan menerima penyaluran beras premium dengan harga murah ini

Tercatat data ASN penerima beras komersil dari Bulog sebanyak 53.075 pegawai pemerintah, dengan rincian 12 ribu ASN Pemprov Sumsel, 18 ribu ASN Palembang, kemudian di Ogan Komering Ilir sebanyak 6 ribu ASN, Muara Enim 6 ribu ASN, Lubuklinggau untuk 3 ribu pegawai serta di Musi Banyuasin penyaluran ke 8 ribu ASN.

"Program ini dari 2019, jadi ketika petani panen, diserap dan disalurkan ke ASN," timpal dia.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya