Kasus DBD di Palembang Naik 60 Persen, Korban Meninggal Bertambah

Kabupaten dan kota lain di Sumsel juga melapor kasus DBD

Intinya Sih...

  • Kenaikan kasus DBD di Palembang mencapai 60% dibanding bulan sebelumnya, dengan 232 kasus dan 4 kematian.
  • Kecamatan Sukarami menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi (42 kasus), sementara Kecamatan Plaju memiliki jumlah terendah (5 kasus).
  • Dinkes Palembang gencar meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala DBD dan langkah pencegahan, seperti menguras tempat penampungan air dan mendaur ulang barang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk.

Palembang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang mencatat kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki pertengahan Februari 2024. Akibat kasus DBD meningkat, jumlah meninggal dunia pun bertambah.

"Kasus DBD pada Febuari ini mengalami peningkatan 60 persen dari bulan sebelumnya," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Palembang, Yudhi Setiawan, Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Penderita DBD di Muba Meningkat, 217 Kasus Hingga Februari 2024

1. Kasus DBD pada Desember 2023 di angka 90 kasus

Kasus DBD di Palembang Naik 60 Persen, Korban Meninggal BertambahSejumlah telur nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia sebagai inovasi untuk menekan kasus Demam Berdarah di laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) di Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (7/12/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Berdasarkan data mingguan Dinkes Palembang pada 10 Februari 2024, kasus DBD menyerang 232 orang. Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dunia. Sebelumnya pada Januari 2024, jumlah kasus DBD tercatat 140 kasus.

"Bahkan sebelumnya hanya 90 kasus pada Desember 2023. Pada Januari 2024 kemarin kasus meninggal dunia sudah tiga orang," kata dia.

Baca Juga: Dinkes Sumsel Catat Kasus DBD Meningkat Sepanjang Januari 2024

2. Kasus DBD di Palembang terendah terjadi di Kecamatan Plaju

Kasus DBD di Palembang Naik 60 Persen, Korban Meninggal BertambahIlustrasi fogging untuk mengantisipasi wabah DBD. (IDN Times/Dwi Agustiar)

Yudhi menjelaskan kasus DBD tertinggi di Palembang berada di Kecamatan Sukarami dengan 42 kasus, sedangkan yang terendah ada di Kecamatan Plaju sedikitnya 5 kasus.

"Pasien yang terkena DBD ini terdiri dari 118 laki-laki dan 114 perempuan," jelasnya.

3. Dinkes Palembang gencar ingatkan masyarakat mewaspadai kasus DBD lebih dini

Kasus DBD di Palembang Naik 60 Persen, Korban Meninggal BertambahPasien DBD saat jalani perawatan di RSUD Caruban. IDN Times/ Riyanto

Dinkes Palembang saat ini gencar meningatkan masyarakat agar mewaspadai penularan kasus DBD. Adapun ciri-ciri seseorang terkena DBD yakni demam tinggi hingga 40 derajat celsius, nyeri di seluruh badan dan sakit kepala atau pusing, kemudian muncul bintik-bintik merah di badan.

"Jika sudah terkena gejala seperti itu, segera pergi ke Puskesmas atau rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama. Kami mengimbau masyarakat secara dini mewaspadai potensi DBD," timpal dia.

4. Dinkes Palembang minta imbau masyarakat daur ulang barang

Kasus DBD di Palembang Naik 60 Persen, Korban Meninggal BertambahPetugas melakukan pengamatan perkembangbiakan pupa nyamuk Aedes aegypti yang ber-Wolbachia sebagai inovasi untuk menekan kasus Demam Berdarah di laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) di Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (7/12/2023). (IDN Times/Dhana Kencana)

Yudhi menegaskan, Dinkes Palembang sudah menyosialisasikan kepada masyarakat dengan anjuran menguras tempat penampungan air, dan menutup tempat-tempat penampungan air, untuk mencegah terjadinya penyebaran DBD makin luas.

"Kemudian mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia. Kita imbau masyarakat untuk mencegah DBD dengan cara-cara itu," jelasnya.

Baca Juga: Kasus DBD di OKU Berstatus Waspada, Terbaru 2 Korban Jiwa

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya