Cerita Dokter Trisnawarman Percaya Diri Suntik Gubernur Sumsel

Ia memulai baca Bismillah agar tak nervous

Pengalaman pertama berhadapan langsung dengan Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel), Herman Deru dan menjadi vaksinator COVID-19, merupakan kesempatan spesial yang dialami dr. Trisnawarman. Meski sering menyuntikan vaksin kepada pasien, momen kali ini meninggalkan kesan luar biasa.

"Pastinya senang, Alhamdulillah berjalan lancar. Pertamanya tadi dimulai dengan baca Bismillah," kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Kamis (14/1/2021).

1. Bersyukur vaksinasi berjalan lancar

Cerita Dokter Trisnawarman Percaya Diri Suntik Gubernur SumselIlustrasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Gandus Palembang.jpg

Trisna mengaku walau sempat gugup karena penerima vaksinasi COVID-19 pertama adalah orang nomor satu di Sumsel, namun keyakinan dan rasa percaya diri membawa hasil maksimal saat vaksinasi.

"Insya Allah sukses, tadi sebelum mulai kita minta bantuan lindungan dari Allah, semua aman. Saya juga syukur tidak ada rasa nervous," kata dia.

Baca Juga: Gubernur Sumsel Herman Deru Disuntik Vaksin: Jujur, Tidak Nyeri

2. Vaksinasi dibantu dua orang petugas

Cerita Dokter Trisnawarman Percaya Diri Suntik Gubernur SumselIlustrasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Gandus Palembang.jpg

Pria yang sudah berprofesi sebagai dokter selama 25 tahun ini menyampaikan, kelancaran vaksinasi COVID-19 untuk Herman Deru tak terlepas dari kerja sama tim dan bantuan Puskesmas Gandus Palembang, sebagai lokasi penyelenggara kegiatan.

"Kita sudah persiapan, ada briefing sebelumnya, simulasi, dan kebetulan saya sebagai supervisi dibantu dua orang petugas untuk mengarahkan," terangnya.

Sebelum Herman Deru mengikuti vaksinasi, pihaknya telah melalukan screening dengan melihat tensi darah dan memastikan Gubernur Sumsel tidak memiliki penyakit pembawa alias komorbiditas.

"Tidak cuma Pak Gubernur, semua penerima vaksinasi juga perlu screening biar tidak ada efek samping. Sebab orang hipertensi, diabetes melitus, HB nha tinggi, ibu hamil, lansia dan seseorang dengan autoimun, tidak boleh vaksinasi," timpal dia.

3. Menjaga pola tidur dan makanan seimbang setelah vaksinasi

Cerita Dokter Trisnawarman Percaya Diri Suntik Gubernur SumselIlustrasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Gandus Palembang.jpg

Menurut dokter yang juga menjabat sebagai Wakil ketua III Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumsel, kunci utama vaksinasi tidak mengalami efek samping dan berjalan tanpa hambatan adalah penerima dalam kondisi sehat walafiat.

"Yang penting jangan kurang tidur, makan makanan seimbang, karena jika tidak fit tubuhnya akan meningkatkan tekanan darah atau membuat gula meningkat," jelasnya.

Vaksinasi COVID-19 mesti melalui beberapa tahapan, seperti verifikasi atau pendaftaran, screening, dan penyuntikan vaksin oleh nakes, hingga proses pendataan ulang penerima vaksinasi sekaligus penerbitan sertifikat imunisasi.

"Jadi ada empat meja. Proses screening ini sangat penting untuk menentukan kondisi penerima vaksin. Nanti setelah selesai akan dilihat perkembangannya, dan 14 hari ke depan baru ada suntikan kedua. Selama waktu itu, efek samping paling sering dirasakan adalah demam, batuk, pilek dan alergi," tandas dia.

Baca Juga: Ahli Mikrobiologi Unsri: Penerima Sinovac Masih Bisa Terpapar COVID-19

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya