Cegah Potensi Klaster, Perayaan Cap Go Meh di Palembang Ditiadakan

Palembang, IDN Times - Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Palembang menyetujui kebijakan Yayasan Toa Pekong yang meniadakan perayaan Cap Go Meh bagi umat Tionghoa di Pulau Kemaro. Peniadaan acara itu diumumkan melalui Surat Edaran yang ditandatangani pimpinan Toa Pekong.
"Saya sudah menerima kalau mereka ingin meniadakan Cap Go Meh tahun ini. Tentu saya mendukung karena memang sudah seharusnya ditiadakan karena memicu keramaian," ujar Kepala Dispar Palembang, Isnaini Madani, Minggu (24/1/2021).
1. Kebijakan yang dikeluarkan Yayasan Toa Pekong sudah tepat
Jika sesuai jadwal, perayaan Cap Go Meh bakal berlangsung pada 24-25 Febaruari 2021. Namun karena perayaan itu bisa mengundang kepadatan wisatawan yang datang ke Pulau Kemaro, keputusan yang dilakukan Yayasan Toa Pekong dinilai sudah tepat.
"Biasanya yang datang bisa 40 ribu orang di acara Cap Go Meh. Suasana lagi COVID-19 ini risikonya besar, ya bagus kalau ditiadakan," kata dia.
Baca Juga: Dinas Pariwisata Dorong SDM Pariwisata Mendapat Jatah Vaksinasi
2. Tidak ada perayaan Cap Go Meh sebagai bukti dukungan program pemerintah tekan penyebaran COVID-19
Yayasan Toa Pekong telah mengeluarkan surat edaran terkait peniadaan tradisi setelah hari Imlek. Pihaknya menilai, kebijakan tersebut harus diambil karena Palembang yang berada di zona merah atau tingkat risiko penyebaran COVID-19 tinggi.
Menurut Pimpinan Yayasan Toa Pekong, Basuki, mereka mendukung program Pemerintah Kota (Pemkot) untuk memutus penyebaran virus corona dan mencegah munculnya klaster baru COVID-19.
"Untuk mengurangi penyebaran virus, kami tidak mengadakan Cap Go Meh karena melihat kondisi masih pandemik COVID-19," terangnya.
Baca Juga: Zona Merah di Palembang Tak Hentikan Antusias Warga Berolahraga
3. Panitia Cap Go Meh tak menyediakan jembatan dan transportasi ke Pulau Kemaro
Basuki melanjutkan, selaras dengan surat edaran yang mereka keluarkan maka Yayasan Toa Pekong juga tidak menyediakan jembatan penyeberangan dari PT ISM Bogasari ke Pulau Kemaro, maupun kapal tongkang dari tempat Ibadat Tridharma Hong Tiong Bio atau dermaga Tangga Batu di 16 Ilir.
"Kalau Cap Go Meh kita biasa menyediakan jalur darat agar tidak perlu meyeberang lewat sungai menggunakan getek. Karena tidak ada (Cap Go Meh), kami pun tidak menyambung jembatan ke Pulau Kemaro," tandas dia.
Baca Juga: Nikmati Bunga Jengger Ayam di Taman Celosia Palembang, Pas Buat Selfie