Belajar Online Picu Kekerasan Pada Anak, Orangtua Dituntut Lebih Sabar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Kegiatan belajar dan mengajar (KBM) dengan sistem jarak jauh di sejumlah daerah diakui berdampak negatif. Tak sedikit kasus orangtua menganiaya anaknya sendiri hingga tewas, hanya karena sang anak kesulitan mengikuti proses belajar online.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Palembang, Ahmad Zulinto, meminta orangtua di Palembang bersikap sabar saat membimbing anak belajar secara virtual. Seyogyanya orangtua tidak mudah marah yang berujung perbuatan kriminalitas.
"Memang kita akui sulit karena betul kurang efektif, tapi ini (kriminalitas) bukan alasan menyalahkan sistem karena musibah COVID-19. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru tapi orangtua, masyarakat, pemerintah, bahkan semua orang dan seluruh stakeholder," ujarnya, Rabu (16/9/2020).
1. Disdik Palembang prihatin dengan perilaku jelek orangtua murid
Jika orangtua tidak mampu membimbing dengan benar, Zulinto meminta agar tak memaksanakan sang anak, apalagi berujung dengan kekerasan. Peristiwa kekerasan pada anak yang terjadi di luar Palembang, diharapkan membuat orangtua lebih waspada dan selalu mengingat dampaknya ke depan.
"Mari kita bersabar, jangan seolah-olah dipaksakan. Anak-anak diajak bermain di rumah dengan kesenangan, jangan dipukul. Kami saja cubit siswa dituntut oleh orangtua murid. Sekarang banyak orangtua yang dilaporkan anaknya karena memukuli mereka," kata dia.
Baca Juga: Hanya Karena Susah Belajar Online, Seorang Ibu Tega Bunuh Anak Kandung
2. Disdik Palembang minta guru tak memberi materi belajar terlalu berat
Kekerasan pada anak selama belajar daring tentu tidak boleh terjadi. Zulintao meminta semua orangtua mendidik anak dengan benar di masa pandemik. Orangtua katanya tetap bisa membimbing dari rumah, sedangkan guru tetap mengajar di sekolah melalui online sesuai kurikulum.
"Saya sudah menyampaikan kepada guru, janganlah diberi beban yang berat. Tiga sampai lima soal cukup. Kondisi ekonomi sudah sangat sulit, jangan membuat beban dengan materi siswa yang banyak dan sulit," sambungnya.
3. Minta semua pihak memahami kondisi belajar jarak jauh
Zulinto mengakui, kondisi belajar secara virtual memang membuat siswa harus kehilangan pergaulan dan kebersamaan. Mereka harus berhadapan dengan daring setiap hari, sehingga belajar menjadi lebih berat dan membuat sebagian dari mereka kehilangan semangat. Namun bagaimana pun, pendidikan harus terus diupayakan.
"Cucu saya juga sering menangis mengerjakan soal secara daring, karena sering kena marah sama orangtuanya. Jadi kita sama-sama memahami saja," tandas dia.
Baca Juga: Menteri PPPA: Anak Rentan jadi Korban Kekerasan di Masa Pandemik