3 Ribu Warga Palembang Terjangkit ISPA Akibat Cuaca Ekstrem
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Cuaca ekstrem dan kualitas udara yang tak menentu akibat musim kemarau berkepanjangan, memengaruhi kondisi kesehatan warga Palembang karena polusi udara yang buruk. Bahkan hingga Agustus 2023, ribuan masyarakat mengalami gangguan pernapasan.
"Akibat kualitas udara makin memburuk, kondisi Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) mengancam. Sejauh ini ada 3.945 warga kita yang terdeteksi ISPA," ujar Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit dari Dinas Kesehatan (P2P Dinkes) Palembang, Yudi Setiawan, Selasa (22/8/2023).
Baca Juga: Tol Palindra Dikepung Karhutla, Kabut Asap Ganggu Pengendara
1. Data ISPA di Palembang berasal dari laporan 42 Puskesmas
Ribuan warga yang terkena ISPA merupakan data dari 42 Puskesmas yang tersebar di sejumlah kecamatan se-Palembang. Diagnosa ISPA terjadi karena kondisi panas terik dan debu bertebaran, sehingga mengakibatkan kesehatan masyarakat menurun.
"Akibatnya batuk, flu, demam, hingga pernafasan yang terganggu," kata dia.
Baca Juga: Sumsel Masuki Hari Tanpa Hujan, Modifikasi Cuaca Mulai Terkendala
2. ISPA mengganggu aktivitas sehari-hari
Kasus ISPA di Palembang banyak dialami oleh warga yang tinggal di kecamatan perbatasan. Berdasarkan data kolektif yang diterima Dinkes Palembang, rincian kasus ISPA meliputi ISPA I sebanyak 2.110 orang dan ISPA II 1.835 orang.
"Memang ISPA penyakit yang tidak terlalu berbahaya, tetapi harus segera diobati karena bisa akut dan menganggu aktivitas, terutama bagi usia dewasa dan lansia," jelasnya.
3. Stamina menurun mempercepat penyebaran ISPA
Upaya yang bisa dilakukan agar terhindar dari ISPA yakni menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah. Sebab, penularan ISPA berasal dari bersin atau batuk, dan polusi.
"Saat stamina menurun, penularan ISPA dengan mudah terpapar," timpal dia.
4. Polusi partikulat dari debu dan asap makin meningkat
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatra Selatan (Sumsel), Wandayantolis menambahkan, Palembang sedang berada di fase puncak kemarau dengan kekeringan yang makin meluas, ditambah kualitas udara cenderung menurun.
"Polusi partikulat dari debu dan asap makin meningkat. Penggunaan masker di luar ruangan bisa mengurangi gangguan kesehatan," jelasnya.
Baca Juga: Masuk Puncak Kemarau, 5 Daerah di Sumsel Waspada Potensi Karhutla