Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster Baru

Siapkah kita dengan konsekuensinya?

Palembang, IDN Times - Pemerintah terpaksa memangkas libur Natal, Tahun Baru, dan hari libur pengganti Cuti Bersama Idul Fitri. Libur di akhir tahun 2020 yang mencapai 11 hari harus dipotong tiga hari, 28-30 Desember 2020. Pengurangan libur itu akibat pandemik COVID-19 yang belum mereda. Palembang misalnya, malah menjadi daerah Zona Merah dalam empat hari terakhir.

Meski 28-30 Desember 2020 tetap menjadi hari kerja, masih ada hari libur di akhir pekan. Libur Natal mulai 24 hingga 27 Desember, atau libur Tahun Baru dari 31 Desember sampai 3 Januari 2021. Jutaan rakyat Indonesia pengin menikmati kesempatan berlibur. Melancong. Mudik. Vakansi. Atau apa pun itu istilahnya.

Tak cuma warga yang bersiap liburan, sektor pendukung pariwisata juga menyuguhkan berbagai promo demi menarik kunjungan. Sejumlah hotel berbintang tak segan-segan menurunkan tarif dan mengeluarkan voucher sebagai "aksi balas dendam" untuk menaikkan okupansi yang sempat terpuruk. Restoran, tempat wisata, hingga pusat belanja oleh-oleh melakukan hal sama.

Namun siapkah mereka menyambut kunjungan dan kita sebagai wisatawan domestik di saat kasus positif COVID-19 masih bertambah? Atau justru liburan akhir tahun kali ini menjadi penyumbang klaster baru?

1. ASN diminta tunda rekreasi, Wagub Sumsel ajak warga berkebun

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruJembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Palembang, Ratu Dewa, meminta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) menunda rencana rekreasi saat libur akhir tahun nanti. Apalagi status Kota Pempek menjadi zona merah.

"Pandemik belum berakhir, semua masyarakat terutama ASN harus mematuhi aturan yang ada. Ini semua demi kenyamanan kita semua," kata Ratu Dewa, Jumat (11/12/2020).

Wakil Gubernur Sumatra Selatan (Wagub Sumsel), Mawardi Yahya bahkan meminta masyarakat berkebun demi menghindari kerumunan saat perayaan malam tahun baru. Menahan diri dan berdiam di rumah baginya cukup penting agar COVID-19 tak makin menyebar.

Mawardi menerangkan, jajarannya berencana membahas strategi menghadapi libur akhir tahun nanti. "Tidak perlu ada acara tahun baru, kan hari biasa saja kumpul-kumpul dilarang," tegasnya.

Namun apa yang disampaikan pejabat pemerintahan di Sumsel agar warganya tak berlibur, tampaknya berbanding terbalik dengan promosi yang dilakukan sejumlah hotel di Palembang lewat program Staycation: promo menginap murah, walau mereka sudah ancang-ancang menyambut kedatangan wisatawan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami mengedepankan High Health Protocol yang mengutamakan keselamatan para tamu, termasuk para karyawan hotel," kata General Manager Aryaduta Hotel Palembang, RM Rendy Prapanca, Minggu (13/12/2020).

Meski telah banyak menerima berbagai kebutuhan masyarakat seperti penyelenggaraan meeting, wisuda, pernikahan, dan sejumlah event atau acara lainnya, Aryaduta Hotel mengklaim cukup konsisten menjalankan Standard Operational Procedure (SOP) keamanan COVID-19.

"Seperti pemakaian ballroom yang dibatasi dengan jumlah peserta hanya 50 persen dari kapasitas maksimum ruangan," terangnya.

IDN Times mengintip penerapan protokol kesehatan (prokes) di beberapa hotel Palembang. Hotel Aryaduta, The Zuri, dan Hotel Wyndham Opi Palembang contohnya. Benar saja, bellboy bersama satuan pengamanan melarang siapa pun masuk tanpa masker. Tangan pengunjung disemprot hand sanitizer, tas atau koper juga diguyur cairan disinfektan.

Seluruh sofa lobi kedua hotel tampak tanda silang berwarna merah, tanda pemisah. Dua hingga tiga orang yang memegang penyemprot di tangan kanan dan kain lap di tangan kiri, sedari tadi hilir mudik membersihkan benda-benda yang baru saja disentuh, seperti tombol elevator dan meja front office.

Beranjak ke ruang restoran, lagi-lagi pengunjung diperiksa suhu tubuh oleh alat otomatis seperti yang berada di pintu masuk hotel. Jika maju terburu-buru hingga mepet dengan orang di depan, waitres langsung meminta untuk mundur beberapa langkah.

"Kami berlakukan sistem shift di restoran, dan protokol kesehatan ketat di pintu masuk, lobi, hingga kamar tamu," ungkap Evi, Marketing Communication 101 Hotel, Jumat (11/12/2020).

Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang juga biasanya ramai dikunjungi saat hari libur, apalagi akhir tahun. Menurut Manager TWA Punti Kayu, Raden Azka, pihaknya harus menutup beberapa wahana yang bisa memicu pengunjung saling berdekatan. 

"Mengutamakan protokol kesehatan pasti wajib. Wahana kolam renang atau water boom ditutup sebagai langkah pencegahan dan menekan penularan COVID-19," katanya saat dibincangi IDN Times, Minggu (13/12/2020).

Tidak saja hotel dan tempat wisata yang mengantisipasi keramaian pengunjung dan wisatawan, industri kuliner seperti toko pempek di Palembang juga turut melakukan pencegahan penyebaran COVID-19.

"Kami memilih penjualan lewat media sosial (medsos) dan membuat kemasan beku. Pempek akan bertahan lama dan bisa dikirim ke berbagai daerah dengan kondisi yang masih bagus," kata pemilik usaha Pempek Cek Molek Palembang, Yeni Anggaraini.

Toko oleh-oleh yang menyediakan makan pempek di tempat juga pasti ramai kedatangan wistawan dari luar kota. Mereka seakan belum afdal mendatangi Palembang jika tak menyantap pempek di tempat asalnya. Tapi mau tak mau, hal itu harus ditunda karena pandemik COVID-19.

Kata Yeni yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Pempek (ASPPEK) Palembang ini mengatakan, ia dan pengusaha pempek lain mengubah sistem pelayanan dengan mengutamakan penjualan oleh-oleh beku agar pengunjung tak menikmati di lokasi. Pengusaha yang tergabung dalam ASPPEK ramai mengurus izin edar makan beku secara kolektif.

Baca Juga: Sekolah Libur 2 Pekan, Siswa Diimbau Tak Keluar Kota Cegah COVID-19

2. Balikpapan rela kehilangan Rp120 juta

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruSuasana Pantai Secara Sari Manggar Balikpapan saat weekend. (IDN Times/ Anjas Pratama)

Libur akhir tahun 2020 juga berbeda dari tahun sebelumnya di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Tak ada lagi kerumunan apalagi pesta kembang api. Jikalau tempat usaha masih harus beroperasi, semuanya harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.

Wali Kota (Wako) Balikpapan, Rizal Effendi mengatakan, pihaknya melakukan antisipasi jelang libur akhir tahun yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mendatangi tempat wisata, hiburan, atau pusat perbelanjaan.

"Tapi di Balikpapan kan tempat wisata tidak dibuka. Ditutup sementara, selama Natal dan Tahun Baru. Apalagi jika kegiatan tersebut berpotensi membuat kerumunan orang," ungkap Rizal (13/12/2020).

Tak hanya tempat wisata yang dikelola swasta, pihak swasta juga diminta tutup sementara. Keputusan yang dikeluarkan melalui Surat Edaran Wako dilakukan sebagai upaya menekan kasus penyebaran COVID-19.

"Ini kan dari nasional sama untuk menghindari penambahan klaster, liburan saja dipotong. Ini berdasarkan kebijakan pemerintah pusat, sehingga kami juga melakukan hal serupa untuk menghindari kegiatan yang berpotensi menimbulkan keramaian," tegas Rizal yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Balikpapan.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan, Doortje Marpaung menambahkan, Pemerintah Daerah (Pemda) harus rela kehilangan potensi Pendapatan Asli Daerah atau PAD hingga Rp120 juta demi menekan penyebaran virus corona.

"Penutupan ini bisa membuat nyawa terbantu, apalagi PAD dari Pantai Segara Sari Manggar sudah melampaui 140 persen dari target," katanya. 

Baca Juga: Sempat Melandai, Kasus Positif COVID-19 di Kaltim Kembali Meroket

3. Kota Batu bakal perketat prokes sejak pintu kedatangan

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruPengunjung wisata Jatim Park II wajib mencuci tangan dan memakai masker saat di area wisata. IDN Times/ Alfi Ramadana

Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Batu memanggil pengelola hotel dan pelaku pariwisata belum lama ini. Pemda meminta semua pengelola wisata maupun hotel, memeriksa kembali kelengkapan protokol pencegahan COVID-19 dan aspek yang belum terpenuhi.

"Kami panggil para pengelola tempat wisata dan hotel. Kami berikan arahan kepada mereka untuk kembali memaksimalkan protokol kesehatan guna menyambut libur panjang akhir tahun 2020," kata Kepala Dispar Kota Batu, Arief As Sidiq kepada IDN Times, Jumat (11/10/2020). 

Kota Batu memang menjadi satu di antara daerah tujuan wisata favorit di Jawa Timur (Jatim). Selain karena banyak terdapat objek wisata, suasana yang nyaman membuat banyak wisatawan memilih Kota Batu sebagai tempat yang cocok menghabiskan pergantian tahun.

Dispar Kota Batu sudah berkoordinasi dengan Satgas COVID-19, terutama tim yang selama ini disiagakan di berbagai macam destinasi wisata. Satgas juga diingatkan kembali agar konsisten menerapkan prokes: jaga jarak, fasilitas cuci tangan, kapasitas maksimum pengunjung.

"Tim Penegak Protokol COVID-19 ini kami refresh kembali dan berikan arahan agar bisa memaksimalkan perannya selama libur akhir tahun ini. Meski tentu kerja mereka akan lebih keras," tambah Arief.

Dispar Kota Batu juga memprediksi puncak kedatangan wisatawan terjadi pada H-2 hingga malam Tahun Baru. Walau situasi pandemik COVID-19 diyakini membuat kunjungan wisatawan menurun dibanding tahun lalu.

Beberapa skenario juga disiapkan, terutama untuk memecah konsentrasi massa agar tidak terpusat di Alun-Alun Batu. Selain menghindari kerumunan, skenario yang akan dilakukan juga untuk mempermudah pengawasan Tim Satgas COVID-19 di lapangan. 

"Paling tidak untuk mengurangi kerumunan di titik berkumpulnya massa, seperti Alun-alun dan food court di sekitarnya. Saat ini beberapa rencana tengah dibahas untuk antisipasi malam tahun baru," sambungnya. 

Namun sebelum wisatawan menghabiskan waktu liburan di Kota Batu, Arief memastikan bahwa Dispar siap memberikan support penuh kepada kebijakan apa pun terkait libur panjang akhir tahun. Termasuk jika memang Satgas COVID-19 menerapkan pengetatan di pintu masuk menuju Kota Batu.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi menjelaskan, secara umum pengelola hotel hingga wisata di Kota Apel sudah siap menyambut libur akhir tahun.

Penerapan protokol pencegahan COVID-19 katanya selama ini sudah dilakukan dengan baik. Hanya saja untuk menyambut libur panjang akhir tahun ini, PHRI meminta kepada hotel, restoran, serta pengelola wisata, lebih ketat lagi menerapkan protokol COVID-19.
 
"Sebenarnya sejak bulan Juli, saat hotel kembali beroperasi, semuanya sudah menerapkan protokol COVID-19. Untuk menyambut libur akhir tahun ini kami minta lebih diperketat penerapan protokol COVID-19 bagi tamu yang datang," kata Sujud, Jumat (11/12/2020).

Hasil pemeriksaan PHRI Kota Batu menunjukkan, hotel-hotel dinyatakan layak beroperasi kembali. Hal itu sebagai bukti komitmen pengelola hotel menjaga wisatawan yang datang ke Kota Batu agar tetap sehat dan nyaman saat liburan.
 
"Ketika hotel sudah beroperasi berarti mereka sudah memiliki sertifikat layak dari Satgas COVID-19. Sekarang bahkan juga ada penilaian dari pusat untuk mendapatkan sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability)," tambahnya.

CHSE merupakan sertifikat protokol kesehatan yang harus dikantongi badan usaha sektor pariwisata. CHSE ini digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pelaku usaha pariwisata yang mengikuti pelatihan CHSE secara gratisdiajarkan cara menerapkan protokol COVID-19 di delapan jenis sektor usaha pariwisata seperti hotel, restoran atau rumah makan, pondok wisata, daya tarik wisata, desa wisata, arung jeram, selam, hingga lapangan golf.

Sertifikasi CHSE dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap sektor pariwisata. Dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru, sertifikasi CHSE menjadi upaya meminimalisir dan mencegah risiko penyebaran Covid-19. Selain untuk menstimulasi tumbuhnya usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga: Gowes di Kota Madiun, Khofifah Ajak Warga Patuhi Protokol Kesehatan

5. Sebut Lampung aman, PHRI menarget kunjungan 90 persen

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruSentra Keripik Lampung di Jalan Pagaralam (Gang PU), Kota Bandar Lampung. (IDN Times/Istimewa).

PHRI Lampung menegaskan sejumlah hotel sudah mempersiapkan untuk menyambut wisatawan yang berlibur saat akhir tahun 2020. Menurut Sekretaris PHRI Lampung, Friandi Indrawan, reservasi hotel di Bandar Lampung saat ini sudah mendekati 70 sampai 80 persen. PHRI Lampung pun menargetkan kunjungan wisatawan bisa di atas 90 persen. Soal keamanan dari penyebaran virus corona, Hariyadi memastikan sejumlah hotel dan restoran cukup aman. 

“Kunjungan di provinsi Lampung khususnya Bandar Lampung meningkat pesat, hotel dan restoran masih dinyatakan aman dan tidak menjadi klaster baru. Kita harapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama akan ada peningkatan,” ujar Friandi.

Dia menambahkan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, masih terdapat selisih kunjungan sekitar 50 persen. Sebab angka kunjungan pada semester pertama 2020 dianggap masih sangat buruk.

“Terkait libur panjang yang dipangkas juga berpengaruh, karena yang seharusnya wisatawan bisa 10 hari maka berkurang. Bahkan ada yang membatalkan kunjungan,” jelasnya.

Demi kunjungan wisatawan yang maksimal, PHRI bekerja sama penerbangan domestik AirAsia. Menurut Ketua PHRI Lampung, Hariyadi, pemerintah memberi subsidi harga tiket dan hotel yang dibeli wisatawan sekaligus.

“Pemerintah memberikan subsidi atau situmulus kurang lebih Rp1,5 juta atau 50 persen dari pembelian maksimum sebesar Rp3 juta. Syaratnya membeli tiket berikut dengan hotelnya itu disubsidi 50 persen, tapi maksimal pembelian adalah Rp3 juta karena Rp1,5 juta sisanya dibayar pemerintah. Hotel mendapat Rp750 ribu dan AirAsia Rp750 ribu,"Jelas Hariyadi. 

Baca Juga: 5 Kedai di Lampung Sajikan Kudapan Buah, Enak dan Kaya Manfaat

6. Tanpa rapid test bisa masuk Bali

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruIDN Times/Rehuel ​Willy Aditama

Sejak dibukanya pariwisata domestik dengan penerapan new normal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor 305/GUGASCOVID19/VI/2020 tertanggal 1 Juli 2020, memberlakukan surat keterangan rapid test non reaktif sebagai syarat masuk ke Pulau Dewata, khususnya lewat jalur pelabuhan.

Pemerintahan di Bali percaya diri untuk menyambut kedatangan wisatawan berlibur. Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Bali, Nyoman Sunarya menegaskan, stakeholder di Gilimanuk sangat siap menyambut libur Natal dan Tahun Baru.

“Kami atensi dalam libur Natal dan Tahun Baru akan ada potensi peningkatan jumlah pelaku perjalanan keluar-masuk Bali. Dari sarana dan prasarana sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan stakeholder di Gilimanuk sudah sangat siap. Termasuk langkah-langkah antisipasinya,” ungkapnya kepada IDN Times melalui pesan WhatsApp, Jumat (11/12/2020).

Bali memang menjadi surganya wisata sejak dulu. Bahkan di era Arief Yahya sebagai Menteri Pariwisata, pemerintah mencatut nama Bali ke 10 tempat wisata baru: 10 Bali Baru.

Sebanyak 387.724 orang diprediksi masuk Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, untuk menghabiskan waktu libur akhir tahun 2020 ini. Prediksi jumlah kunjungan itu terhitung mulai 18 Desember hingga 10 Januari 2021 mendatang.

Namun, bagaimana faktanya tentang kesiapan protokol kesehatan di Bali jelang libur akhir tahun? IDN Times menemukan fakta menarik. Oknum petugas di pintu masuk Bali bagian barat, Pelabuhan Gilimanuk, tampaknya mulai kendor menerapkan prokes. Mulai dari jaga jarak yang diabaikan, hingga surat rapid test yang bisa dibayar.

Sumber berinisial GGA saat kembali ke Bali di awal Desember 2020 mengungkapkan, kursi penumpang bus tidak menerapkan physical distancing. Ia masuk ke Bali dengan membayar Rp30 ribu kepada kondektur bus, tanpa membawa suket rapid test.

“Aku kan mau pakai rapid. Tapi setelah telepon bus yang biasa saya membeli tiket di situ, ternyata nanti bayar kayak upah aja ke kondekturnya. Waktu itu aku bayar Rp30 ribu. Jadi setelah nyampe (Sampai) di Banyuwangi baru dimintain Rp30 ribu. Dimintain setelah istirahat makan sebelum Ketapang,” kata GGA, Jumat (11/12/2020).

Pihak bus memang menanyakan penumpang yang memiliki surat non reaktif. Jika ada yang membawanya, penumpang itu diminta turun dan menunjukkan ke petugas pelabuhan. Bagi penumpang yang tidak membawa hasil rapid test disarankan tetap diam di dalam bus.

Berbeda halnya dengan NRS, warga Kabupaten Banyuwangi, Jatim. Ketika dirinya masuk ke Bali bersama sepeda motor, Kamis (3/12/2020) pagi, petugas jaga di Pelabuhan Gilimanuk tidak menanyakan hasil rapid test. NRS hanya diminta memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Namun teman NRS justru bernasib apes. Selang sehari sehari dengannya, petugas meminta uang Rp150 ribu sebagai pengganti hasil rapid test. Merasa "tarif" yang dipatok terlalu tinggi, temang NRS itu pun mencoba peruntungan dengan bernegosiasi. Hasilnya, oknum petugas pintu masuk Pelabuhan Gilimanuk mau dibayar Rp50 ribu.

Baca Juga: Gelar ITO di Bali, Pemerintah Godok Strategi Pariwisata saat Pandemik

7. Banten optimis ramai pengunjung liburan

Gelisah Akhir Tahun: Godaan Tanggal Merah dan Ancaman Klaster BaruPantai Tanjung Lesung Banten (IDN Times/Sunariyah)

Walau sudah mendekati libur panjang akhir tahun 2020, sejumlah destinasi wisata di Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, masih tetap sepi pemesan. Hal ini terjadi lantaran cuaca ekstrem yang mengakibatkan ombak pasang.

Namun menurut Obeng Rohman, pengelola wisata Pantai Carita, pihaknya telah mempersiapkan fasilitas penunjang protokol kesehatan untuk menghadapi wisatawan yang akan berlibur saat libur Natal maupun Tahun Baru 2020. Tak bisa dipungkiri, wisatawan berpotensi ramai jelang libur di tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau di sini sudah ada tempat cuci tangan dan lain-lain sudah lengkap yang dikasih dari Kementerian," katanya, Jumat (11/12/2020).

Ketua PHRI Provinsi Banten, Ahmad Sari Alam memprediksi, tingkat okupansi hotel dan restoran akan turun hingga 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Sebabnya, pemotongan jatah libur akhir tahun oleh pemerintah.

Tapi PHRI Provinsi Banten optimis tingkat okupansi hotel terutama yang berada di lokasi objek-objek wisata pantai akan mencapai 75 persen saat libur akhir tahun. Mengingat jarak antara Jakarta dengan Banten tidak terlalu jauh dan bisa dijangkau.

"Wilayah destinasi objek wisata Banten dekat Jakarta, infrastuktur sudah bagus dua jam sampai Anyer dan pantainya bersih," katanya.

Destinasi wisata di Banten yang turut memastikan prokes saat libur akhir tahun nanti dalah Mahoni Bangun Sentosa (MBS), berlokasi di Link Cideheng Kidul, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang.

Direktur taman wisata MBS, Haerudin mengatakan, wisatawan yang datang ke tempatnya akan diperiksa oleh petugas. Mulai dari pengecekan suhu tubuh hingga mengatur jarak antar pengunjung. Setelah masuk ke dalam kawasan tersebut, sudah terpampang spanduk imbauan terkait penerapan prokes. 

"Selama libur akhir pekan, kita selalu memperketat protokol kesehatan kepada para pengunjung. Kemudian kita juga sudah kerja sama dengan petugas keamanan setempat, Satpol PP, dan pemerintah kota," katanya.

Ia juga mengatakan, jika saat memasuki perayaan puncak tahun baru, pihaknya tidak akan membuat acara yang berpotensi kerumunan. Apalagi pembatasan kapasitas pengunjung masih diterapkan untuk menekan risiko.

"Kalau malam tahun baru itu kita tidak ada acara, nanti akan ditutup untuk umum, hanya karyawan di sini saja," kata dia.

Baca Juga: Positif COVID-19, Ketua KPU Tangsel Jalani Perawatan Medis

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga Minggu (13/12/2020) kemarin, menunjukkan masih terjadi peningkatan kasus COVID-19. Jumlah pasien baru virus corona bertambah 6.189 orang dengan angka keseluruhan sudah mencapai 617.820 kasus.

Tak ada larangan bagi siapa pun untuk berlibur. Riset membuktikan, liburan bisa berpengaruh positif terhadap kesehatan mental, khususnya bagi pekerja untuk menegasikan stres atau depresi karena rutinitas.

Berlibur juga penting karena sektor pariwisata menjadi penggerak perekonomian. Apalagi sektor pariwisata diproyeksikan sebagai 'core economy' Indonesia untuk melampaui CPO sebagai penyumbang devisa negara.

Namun hal paling utama di atas itu semua: liburan itu memang penting, tapi mencegah penularan COVID-10 jauh lebih penting dan bijak. Prokes harus menjadi kebiasaan baru hingga tak bisa ditawar.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3M: Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau Menjaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir.

Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3M akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times.

Tim Penulis: Feny Maulia Agustin, Anjas Pratama, Alfi Ramadana, Silviana, Ayu Afria Ulita Ermalia, Khaerul Anwar, Muhammad Iqbal 

Baca Juga: Yusuf Mansur Dirawat karena COVID-19, 10 Curhat Haru Wirda Anaknya

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya